Chereads / Hans, Penyihir Buta Aksara / Chapter 86 - Aksara 47A, Gerakan Lanjutan dari 7 Langkah Semesta!

Chapter 86 - Aksara 47A, Gerakan Lanjutan dari 7 Langkah Semesta!

Unedited

Hans tak lama mendarat dengan susah payah, sebuah lubang dalam terbentuk ketika ia mendarat bersamaan dengan bebatuan dan debu yang terangkat naik akibat getaran kekuatan. 

Momentum dan tenaga di balik lompatan itu lebih besar dari yang ia bayangkan, ia tak pernah merasakan sensasi yang demikian, ia menjadi jauh lebih cepat, ia merasa segalanya bergerak sangat lambat. 

Seakan lingkungan sekitarnya tak mampu mengikuti kecepatan gerakan tubuhnya.

"Nak tubuhmu dan pikiranmu tak mampu mengimbangi kemampuan dan kekuatan besar ini, kita tidak memiliki waktu banyak!" Ujar Yu'da di dalam tubuh Hans. 

Hans melesat, di tempat kakinya menekan lubang muncul, debu berterbangan. Ia muncul di hadapan sang manusia setengah naga.

Memanfaatkan momentum dari lompatannya tangan kanannya melesakan sebuah pukulan, di ikuti tangan kiri dan bergantian. 

Lebih dari lima puluh pukulan, namun sang manusia setengah naga berhasil menangkis dengan menggeser pusat gaya dari setiap tinju Hans. Meski begitu sosok setengah naga itu tetap terpukul mundur, keduanya bagai bayangan menghilang dan muncul setiap kali keduanya beradu pukulan.

Dentuman seperti ledakan terdengar hingga beberapa kilometer, kekuatan kasar Hans jauh melebihi sang makhluk setengah naga, meski begitu pengalaman Hans dalam bertarung tentu jauh di bawah makhluk yang sudah bertarung semenjak ribuan tahun lalu itu.

Merasa gusar akibat serangan Hans, kini ia mengambil inisiatif untuk menyerang. 

Hans terkejut dan bersalto mundur untuk menjauh. 

Sosok setengah naga itu menyerang, tangan kanannya seketika berubah menjadi cakar naga, bersamaan dengan itu sebuah bayangan raksasa menyapu ke arah Hans.

Hans mengangkat tangannya, berusaha melindungi kepalanya dengan menaikan sikutnya hingga ke sisi kiri kepalanya. 

Namun, sosok naga itu tersenyum. 

Sebuah kepala naga besar muncul di sisi yang ia tidak jaga, kepala naga yang begitu besar. 

Hal itu mengejutkan semua yang melihatnya.

"Tuan Muda!" Benaya, Alexander, Ebed dan Ketiga Kapten pasukan menjerit. 

Bayu menghunuskan senjatanya, hendak mendekat. 

Namun sebuah lengan menariknya, ia berbalik. 

Menemukan lima orang dengan baju seperti nunjay lengkap dengan topeng di wajah mereka. 

Bayu terkejut, ia tidak menyadari ada lima orang lain muncul di belakangnya. Padahal ia dalam kondisi fokus setiap waktu. 

Beruntung semua pasukan pribadi Hans mengenakan pakaian pemburu yang pasaran dan digunakan banyak orang. Terlebih lagi mereka mengenakan topeng khusus, sehingga identitas mereka tidak diketahui.

Beruntung refleks seorang prajurit membuatnya seketika mengayunkan pedangnya lekat dengan dadanya, sebuah gerakan yang sulit dilakukan namun berhasil ia lakukan dan mementalkan penyerangnya. 

Pasukan yang lain pun berbalik dan bersiap menyerang, jumlah mereka memang lebih banyak, namun musuh yang mereka hadapi jauh lebih kuat dari yang mereka bayangkan!

Bayu merasakan bulu kuduknya berdiri, membayangkan bila ia terlambat sedikit saja ia akan mati tanpa melihat pembunuhnya!

"Berlutut dan menyerahlah, kami merupakan anggota organisasi Black Hand, atas titah Kaisar ditugaskan untuk memeriksa keributan dan kekacauan energi di tempat ini!" Ujar seorang dengan lambang kepalan tangan berwarna emas bergaris hitam di sekelilingnya.

"Pria ini setidaknya, tingkat bulan purnama!" Bayu membatin, memberi kode pada pasukan dengan gerakkan tangannya. 

"Mengalir kados[1] tirta[2]!" Bayu berujar dalam bahasa suku Javana, yang mengejutkan adalah setiap pasukan pribadi Hans mengerti ucapannya. 

Bahasa isyarat dan bahasa Javana menjadi cara rahasia mereka berkumonukasi. 

Ketiga kapten melesat, memimpin formasi dan dengan frontal menyerang. 

Ebed, mengambil kuda-kuda, seakan menari kedua tangan kakinya bergerak bersilangan dengan elegan dan mengalirkan jiha ke tanah dan udara. 

Ke lima orang tadi kemudian bergerak, saling memencar dan memancarkan aura yang dipenuhi kekuatan besar. 

Tiga orang menuju ke tiga Kapten, sementara pemimpin tim Black Hand menghadapi Bayu. 

Sementara seorang lagi berdiri dan mengawasi. 

"Gigas, The Flame!" Sebuah bayangan besar muncul di belakang pemimpin tim Black Hand. 

Sosok bertanduk dengan tubuh menyerupai pria kekar dengan tinggi mencapai tiga belas hasta (enam setengah meter), muncul dan menyerang Bayu. Bersamaan dengan itu aksara besar muncul dan berubah menjadi tiga belas bola api! 

Bola api yang menyerang Bayu dari berbagai arah. 

Sang pemimpin tim merupakan seorang pemanggil atau Summoner. 

Gigas, sang makhluk dari kerajaan api, sebuah kerajaan elemental. 

Sosok besar itu menggeram, matanya memandang Bayu. 

Seakan menerima aba-aba, keduanya menyerang bersamaan. 

Dua pukulan penuh api menyasar perut dan leher Bayu, hal itu disambut sabetan memutar dari golok samudra milik Bayu.

Gerakan itu adalah gerakkan dasar kepat, mengalir seperti air!

Selendang air mengitari tubuh Bayu, seperti selendang penari suku javana, lembaran air itu berusaha menahan pukulan dari Gigas.

Namun.

"Brakk!!" Selendang itu seperti kaca yang hancur di hantam peluru, golok milik Bayu berhasil menangkis pukulan yang menyasar lehernya, namun slendang air miliknya gagal melindungi perutnya.

Ia meringsut bagai udah, terpukul mundur hingga menganyam beberapa pohon. 

"Phuakk!" Bayu memuntahkan darah.

"Sial masih tidak cukup!" Bayu bangkit berdiri, tubuhnya ia tarik keluar dari balik pohon besar tempat Alexander bersembunyi sebelumnya. Serpihan kayu berjatuhan, namun matanya menatap tajam Gigas tanpa rasa takut. 

"Gerakkan dasar saja tidak cukup!"

"Air tidak hanya mengalir, namun ia juga memberi kehidupan!"

"Air juga seperti ombak, ia mampu menghempaskan!" Bayu membatin, tak lama ia tersentak. Ia kemudian mengalirkan jiha miliknya, kemudian melakukan gerakan dasar untuk kedua kalinya. 

"Hmmph! Percuma!" Ujar Sang Ketua team Black Hand. 

Bayu tidak menghiraukannya, bahkan pikirannya melambung mengingat perkataan Hans ketika ia mengajar pasukannya.

"Kalian mungkin tidak menyadarinya, tapi ketika kalian menggerakan tubuh kalian mengikuti gerakan dasar. Jiha akan membawa kalian lebih jauh lagi, ke pemahaman tentang semesta. Bukan semata-mata mencari kekuatan, tapi memahaminya!" Ujar Hans kala itu. 

"Ketika Ia membawamu, jangan melawan, ikuti saja alirannya!" Tambah Hans lagi.

Seketika Bayu seakan tersadar dari lamunannya, namun tubuhnya tidak terhenti. Justru ia bergerak makin cepat.

Selendang miliknya kemudian memisahkan diri dan menjadi mata air. Tak lama air berwarna emas transparan keluar dari dalamnya, mengobati lukanya. 

"Luar biasa!" Ia tersadar dan kejadian itu berakhir.

"Oh, aku tidak boleh kehilangan konsentrasi!" 

Ia tersenyum, maju dengan berani ke arah Gigas.

Gigas menghujamkan kedua tangannya seperti palu, Bayu bersalto menghindar.

Kini ia tidak mau gegabah, ia memulai lagi gerakan dasar keempat. 

Mengalir seperti air!

Ia meliuk seperti ular, nyatanya ia begitu lentur seperti air. 

Jiha seakan-akan memandu tangan dan kakinya, ia melompat setelah menghindari dua serangan beruntun dari Gigas dan Sang Ketua tim Black Hand.  

"Gerakkan lanjutan, rintik hujan!" Bayu berteriak, ia merasa bersemangat menemukan gerakkan baru. 

Jiha dalam umanya bergelora, ditambah udara di sekitarnya bergetar akibat jiha di dalamnya seakan tertarik keluar.

Aksara terbentuk, kemudian berganti menjadi hujan puluhan golok milik Bayu. Pedang itu adalah sebuah pusaka yang diwariskan oleh Mahapatih untuknya. 

Sebuah golok besar yang ditemukan di dasar samudra. 

Pedang itu adalah laut sehingga golok itu dan teknik lanjutan milik Bayu seakan adalah sebuah satu kesatuan. Kekuatannya menjadi kian dahsyat dan sakti. 

Gigas menahan dengan kedua tangannya, namun puluhan pedang itu memutilasi kedua tangannya yang terbentuk dari api.

Bahkan kedua tanduknya tidak luput dari deru hujan pedang milik Bayu.

Ketua Tim Black Hand tersentak, ia tidak menyangka makhluk panggilannya dikalahkan oleh orang tidak dikenal. Ia menoleh ke arah anggota timnya yang masih belum berhasil mengalahkan musuhnya. 

Hidung dan matanya mengeluarkan darah, kulitnya terbakar akibat efek pemutusan kontrak secara paksa.

"Aku meremehkan kalian!" 

"Hmmp!" Dengus Bayu. Ia kemudian menoleh dan melihat anggota tim yang lain masih terlibat pertarungan. 

Bayu mengira sang musuh telah kalah akibat Gigas telah ia kalahkan, namun sang Ketua Black Hand tersenyum jahat. Ia kemudian berlutut dan menusukan jarum pendulum tepat ke bagian tengah dadanya. 

"Membuka segel api, Cerberus de flames!"

Sedang hal itu terjadi, Bayu tersentak, mendapati bahwa Ebed menjadi pusat pertarungan. 

"Reinald, fokus pada target sampai kapan kau selalu menjagai mereka!" Ebed berteriak kesal.

Ebed mengendalikan dua rantai energi di tiap tangannya. Rantai itu menjerat dan memperlambat gerakan anggota tim Black Hand membuat mereka kesulitan.

Ebed fokus kepada pengendalian, bukan pada serangan. Aksara ini ia dapat bersamaan dengan kekuatan yang dialirkan oleh Hans. 

Kekuatan ini spesial miliknya. 

Ini adalah aksara bawaan dalam umanya, ia sama seperti Hans seorang magi dan juga ksatria. 

"Aku tahu!" Reinald menjawab kesal, meski begitu Gordon dan Georgio juga melotot ke arah Reinald. Benaya di sisi lain hanya diam, tidak menunjukkan kelebihannya ataupun kemampuannya.

"Rein! Kau membuang kesempatan!" Ujar Georgio, ia masih dengan wataknya sederhana dan tedengaling-aling.

Kekuatan mereka secara individu terpaut jauh dengan para anggota Black Hand yang masing masing adalah Magi tingkat Bulan. 

Georgio yang paling lelah, karena ia harus terus menerus menggunakan gerakan dasar keenam, Melesat Seperti Cahaya untuk membuat kelima orang itu terus terganggu akan serangannya. 

"Heh, energi kalian sudah terkuras!" Ujar salah seorang wanita anggota Black Hand.

Bayu meninggalkan ketua Black Hand yang terluka akibat kontraknya dengan Gigas  terputus pria itu memegangi dadanya dan berteriak-teriak. Ia beralih pada wanita itu, ia yang terus menerus menyerang anggota tim Reinald. 

"Formasi gabungan!" Bayu berujar, ia muncul di hadapan wanita itu dan membacoknya tepat di leher, tak peduli ia perempuan sekalipun. 

"Gila betul!" Georgio membatin, melihat Bayu tidak segan melukai perempuan. 

"Kalian membuang terlalu banyak waktu, kalian jelas lebih lemah sampai saat ini hanya formasi yang membuat kalian bertahan, tapi bukan berarti kalian kebal!"

"Formasi tanpa energi tak ada gunanya!" Bayu dengan ketus membentak, energi mereka pasti akan terkuras dan saat itu terjadi formasi tak lagi bisa berfungsi.

Hal itu membuat suasana menjadi galau, namun Bayu seakan tidak memberi mereka waktu merenung. 

"Cepat!! Tunggu apa lagi!!" Bayu seakan mengaum ketika ia berteriak. 

Pasukan bergegas membuat sebuah formasi bintang tujuh sisi. 

Wanita itu membentuk puluhan pisau tumbuhan, tubuhnya mengeluarkan wewangian yang memberi efek hipnotis. 

Ketiga orang lainya melompat maju, melindungi wanita itu dan menghadapi Bayu. 

"Georgio entos isyarat saking kula!"

(Georgio tunggu isyarat dariku!) Bayu memerintahkan dengan bahasa javana, membuat anggota Black Hand kebingungan.

Keraguan mulai muncul di mata mereka, terutama ketika melihat ketua mereka mengalami kekalahan. 

Ketika hal itu terjadi Benaya yang sebelumnya terlihat seperti prajurit biasa tiba-tiba mengalami perubahaan. 

Tubuhnya menjadi setinggi tiga meter, ia membuang pedang biasa di tangannya dan mengayunkan pedang besar yang sebelumnya ia simpan di punggungnya.

Sang wanita berhasil menghindari serangan Bayu, bersembunyi di balik anggota lainnya namun sosok besar muncul di belakangnya, 

pedang besar Benaya membelahnya menjadi dua!

Seorang Magi tingkat gerhana bulan, terbelah seperti batang kayu bakar menghadapi kapak. 

Aura Benaya menggelora, aura ksatria tingkat gerhana!

Para pasukan bersorak, namun kemudian terdiam. Sosok sebesar rumah muncul di belakang Benaya, menghantam tubuhnya hingga membuat lubang di tanah. 

Ketua tim Black Hand tertawa di atas makhluk menyerupai singa raksasa itu, di sampingnya wanita yang terbelah dua menjadi dua sosok berbeda, tubuhnya terbentuk dari akar dan sulur tanaman.

"Hahaha, aku meremehkan kalian. Tapi kalian tetap akan mati!" 

"Selama aku, Ignis[6] Sias berada di sini, kalian semua akan terbakar!"

"Delyta, pergi dan periksa apa yang terjadi di ujung sana!" Ujar Sang ketua tim Black Hand, atau lebih dikenal sebagai Ignis.

**

Hans terengah-engah, matanya memandang sosok manusia setengah naga yang tersenyum sinis melihatnya. 

"Hahaha, Yang Mulia, inikah penerus yang kau tunggu-tunggu?" 

"Lemah!" Teriaknya sambil meludah. 

Meski begitu Hans tetap tenang, meski tubuhnya perlahan rusak, akibat roh dan jiha yang memasuki tubuhnya seakan tanpa batas. 

Pada dasarnya, roh itu sendiri tidak berbahaya. Namun bila roh diibaratkan sebuah botol , jiha adalah air yang otomatis tertarik masuk ke dalamnya.

Dan Hans adalah lubang kecil yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan botol yang kian membesar, seperti tutup botol minuman harus menjadi pintu masuk untuk botol sebesar gedung. 

Tubuhnya mulai berdarah akibat volume jiha yang masuk.

"Sekarang, giliranku!" Sosok setengah naga itu tersenyum. 

Cahaya bulan meredup, seakan awan gelao menutupi purnama yang tengah gagah bertengger. 

"Bentuk sempurna, apus[4] krama [5]!"

Dua bola energi terbentuk di tangan kanan dan kiri manusia setengah naga, bola itu berwarna hitam, keduanya berdenyut seakan hendak meledak!

Energi yang dipancarkannya membuat tanah retak, lubang besar terbentuk. Tanah batu, pepohonan terurai dan hancur. 

Auranya saja membuat ribuan luka sayatan di tubuh Hans, ia pun melepaskan aura yang sama kuatnya. 

Dengan harga, tubuhnya seperti plastik bocor yang menyemprotkan darah ke berbagai arah. 

Dan dari lubang itu jiha menyusup masuk, membentuk pusaran energi yang meruncing. Membuat ia terlihat seperti landak dari kejauhan. 

Catatan Kaki

[1] Kados, adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta berarti seperti.

[2] Tirta, sebuah kata dalam bahasa sansekerta berarti air.

[3] Jawah, sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang berarti hujan.

Author's Notes

Mohon maaf untuk yang udah nunggu update cukup lama, banyak yang terjadi beberapa bulan ini.

Mulai dari usaha harus mulai lagi dari awal, dan harus ambil prioritas mana dulu yang harus dikerjakan.

Tapi semua untungnya berjalan kembali ke bagaimana semestinya.

Doakan ya, kalian tahu penulis genre seperti ini hidupnya tidak boleh mengandalkan pena, tapi kerjaan lain yang mungkin jauh berbeda. Mungkin sebagian udah nonton video YouTube Raditya Dika 'Untuk kamu yang diremehkan' kenyataan bahwa penulis merupakan pekerjaan yang dianggap miskin.

Dan yg terpenting.

Mari sama-sama mengheningkan cipta atau melantunkan Al-fatihah bagi Eyang Soepardi Djoko Darmono yang hari ini berpulang ke Rumah Pencipta.

Segitu dlu aku mau lanjut menulis lagi yaa heehehe.

Semangat!