Chereads / Our Secret / Chapter 4 - Chapter 03 : Friend

Chapter 4 - Chapter 03 : Friend

Grace sedang duduk menatap layar komputernya yang mati. Diiringi lampu tumblr yang berganti-ganti warna setiap detik.

"Merah...hijau...biru...hijau...merah..." Grace menatap satu titik yang membuatnya fokus dengan semua warna lampu tumblr. Hingga ia perlahan menutup kedua matanya.

"Putih..." ucapnya, Grace terlihat gelisah. Ketika ia menutup matanya, semua warna menjadi terlihat berwarna putih.

Grace seketika mengingat sosok anak kecil berambut putih yang membunuh kedua orangtunya. Grace yang sedang duduk di kursi belajarnya, perlahan-lahan berdiri dan berjalan ke arah jendela.

Menatap salju yang perlahan turun menutupi atap rumah, jalan, kendaraan dan apapun itu...

Semuanya berwarna putih, membuat gadis berdarah Eropa itu meringkuk ketakutan dan stress. "Why you kill my parents! You tell me to hate you, but...I can't!  Aku bahkan tak bisa membencimu sedikitpun, aku tak tahu alasannya, dan selama aku hidup, aku akan terus mencari mu!"

Disaat yang bersamaan. Joshep berlari menuju rumah Grace. Ditengah perjalanan, ia melihat seorang pria yang sedang menatap jendela kamar Grace.

Hal itu membuat Joshep tambah khawatir dan berjalan kearah pria asing itu. "Hei!" Sapa Joshep, ia menyentuh pundak pria asing itu. Pria asing itu hanya menunduk dan tak merespon ucapan Joshep. "Apa yang kau lakukan disini? Stalker?"

Pertanyaan Joshep membuat pria asing itu berlari menghindar darinya. Tapi, Joshep tak berencana mengejarnya. Karena, ada hal yang lebih harus di khawatirkan yaitu Grace.

Joshep tahu kata sandi rumah Grace, dan ia menyelonong masuk dan berlari kecil menuju kamar Grace. "Grace!" teriaknya, Joshep melihat Grace dalam keadaan kacau. Grace terlihat putus asa dan stress pastinya!

"Oh, hai!" Grace yang seketika sadar kedatangan Joshep. Ia langsung berdiri dan mengelus pelan dadanya sambil membisikan dirinya sendiri kata 'sabar'.

"Kapan kau datang?" tanya Grace, seolah tak terjadi apa-apa.

"Cih, tak bisakah kau memberitahuku bahwa kau dalam keadaan yang tidak vit?" ujar Josheo dengan tangan berkacak pinggang.

"Ssst, apa yang kau tahu tentang aku? Sudahlah, lebih baik kau pulang dan tidur, besok kita akan ada quiz!" Titah Grace, berjalan pelan menuju Joshep. Berniat mendorongnya keluar dari kamar.

"Tidak! Aku tidak ingin pulang," ucapan Joshep membuat Grace bingung cara menanganinya. "Akh, kau terlihat seperti anak kecil Josh! Aku baik-bak saja, aku hanya-hanya bingung. Itu saja, so? Kau bisa pulang!"

Segala macam cara sudah Grace lakukan. Sayangnya, ia kalah karena Joshep memiliki kepala yang keras-ekhem! Maksudku, keras kepala yang melebihi dirinya sendiri.

"Jadi? Kenapa kau kerumahku?" Grace mengajukan pertanyaan tanpa melihat wajah Joshep.

Ia hanya duduk dipinggiran kasurnya. "Aku hanya khawatir terhadap temanku yang takut dengan warna putih, hanya itu." Ucapannya tak membuat Grace luluh melainkan mengabaikannya dan berpura-pura tidur.

Joshep yang juga kehabisan cara, akhirnya berjalan perlahan kearah tempat tidur Grace, Grace yang sedang pura-pura tidur hanya bisa mengabaikan Joshep yang sedang berjalan kearahnya.

Joshep perlahan menaiki tempat tidurnya, dan menjatuhkan tubuhnya tepat disebelah Grace. "Hei, babi! Tak bisakah kau melayani tamu dengan benar? Tamu adalah raja!" sindir Joshep.

Wajah Grace terlihat memerah menahan emosi, tetapi ia masih mengabaikan Joshep. "Baiklah! Aku akan tidur disini malam ini!" ucapannya membuat Grace meloncat kaget.

"Shit! Kenapa dan mengapa kau ingin tidur disini?"

"Aku hanya ingin tidur, hoam--selamat tidur! Kau juga sebaiknya tidur."

"Akh, kau membuat tambah stress."

"Kan aku suruh tidur, aku tidak pernah menyuruhmu stress."

"Oh my gosh!"

Joshep yang melihat Grace, langsung menarik tangannya untuk tidur disampingnyan. "Sst, besok ada quiz!" Ucapnya.

Grace yang jatuh kepelukan Joshep hanya bisa pasrah dan menutup paksa kedua matanya.

"Kau tahu? Aku tak pernah menyangka mendapatkan teman yang sifatnya sepertimu! Amat sangat menyusahkan!"

"Grace, kau seharusnya beruntung mendapati teman setampan diriku."

"I don't care."

"By the way, aku bertemu pria yang menatap jendela kamarmu. Aku rasa dia stalker." Joshep memberitahukan Grace apa yang terjadi sebelum ia hendak kerumahnya.

Grace yang mendengarkan cerita Joshep hanya bisa diam dan memeluk erat Joshep.

"Hei, tenanglah! Aku akan melindungimu, my friends."