Chereads / Fantasy Star / Chapter 17 - Jebakan

Chapter 17 - Jebakan

"Yang mulia, kami sudah menemukan lokasi dari Light Phantom"

Seorang prajurit dengan armor zirah adamantite menunduk kepada sang raja yang sedang makan malam bersama sang putri.

"Maksudmu, Light Phantom yang itu?"

Sang raja menggenggam garpu dan pisau yang berada di tangannya dengan erat.

"Benar, aku baru saja mendapat kabar dari adipati Portre dari kerajaan Diamond, bahwa orang yang memanggil dirinya Light Phantom terlihat di kerajaan Diamond siang tadi"

Raja menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Hah .... "

Raja melihat prajurit itu.

"Kemarilah, Kenza, ikutlah makan bersama kami"

"Tapi .... "

Prajurit, Kenza menatap kepada sang putri.

Sang putri yang menyadari tatapannya langsung merespon.

"Aku tidak keberatan, kakak"

Kenza melihat sang raja, dan raja mengangguk padanya.

"Kalau begitu ... Dengan senang hati akan saya terima undangan anda, yang mulia"

Sang putri berhenti makan dan meletakkan garpu dan pisaunya. Dia melihat kepada kakaknya dengan posisi tangan kanan di atas meja menahan pipinya.

"Ara ... Kamu tidak perlu seformal itu kakak, kita ini adalah keluarga"

Kenza yang akan duduk berhenti sebentar melihat adiknya dan tersenyum kecil.

"Baiklah, jika adikku bilang begitu ... Kakak akan menurutinya"

Mereka bertiga makan malam bersama, tidak ada sang ratu bersama mereka.

Setelah selesai, sang raja bertanya detail-nya tentang laporan Kenza.

Kenza memberitahu semua informasi yang ia dapatkan kepada sang raja, bukan hanya tentang munculnya Light Phantom di kerajaan Diamond, tetapi juga tentang insiden penyerbuan iblis di hutan Seke.

"Begitukah ... Jadi, dia berhasil mengalahkan iblis Tenrou"

"Tidak, sebenarnya yang mengalahkan iblisnya adalah pangeran dari kerajaan Diamond"

Sang raja terkejut.

"Ma-maksudmu ... Si pangeran sadis itu?!"

Kenza mengangguk.

"Jadi, dia kembali ya .... "

Perhatian Kenza dan raja tertuju pada suara itu, milik tuan putri.

Dia berdiri dari tempat duduknya.

"Kakak .... "

"Ya?"

"Bukankah saat kejadian dungeon itu ada satu orang lagi, pertualang peringkat F yang bersama dengannya?"

Kenza terlihat sedang mengingat-ingat kembali.

"Kudengar dia dan Light Phantom berpisah disana gara-gara hal sepele, mungkin .... "

Kenza melihat adiknya, bulu kuduknya merinding seketika, begitu juga keringat yang bercucuran di kepalanya. Raja juga mengalami hal yang sama.

"Adikku ... Jangan bilang kalau kamu akan menggunakannya ...?"

Tuan putri menatap kakaknya dengan tatapan dingin dan kosong.

"Tentu saja, kakak. Oleh karena itu, bisakah kakak menemaniku untuk bertemu dengannya?"

Tuan putri tersenyum (buaya) dengan  bermaksud jahat. Sang raja dan Kenza tidak bisa berkata apa-apa.

"Aku akan pergi ke kamarku sekarang ... Ayahanda, kakak, selamat malam"

Tuan putri berbalik dan pergi meninggalkan ruang makan.

Kenza melihat sang raja sambil tersenyum hampa.

"Sepertinya kamu melahirkan putri yang sangat licik, ayah .... "

"Kamu benar, putraku. Dia bahkan lebih licik daripada ibunya"

Mereka berdua bertatapan, lalu tertawa pahit karena sifat tuan putri mereka.

....

Di sebuah kedai dimana para petualang berkumpul, para petualang di tempat itu sedang berpesta.

"Ayo! Pesanlah sesuka hati kalian, aku yang akan mentraktir kalian semua!!!"

Teriak seorang petualang botak yang memiliki badan kekar.

"Waaahhhh!!!"

Para petualang yang lain bersorak sambil mengangkat gelas mereka yang penuh dengan minuman alkohol.

"Tidak kusangka, dia bisa menghentikan bahkan mengalahkan si kaki tangan iblis itu"

"Tentu saja!! Bos kami memang hebat!"

"Yah kamu benar, Krut sangatlah hebat, dia sekarang dipromosikan ke peringkat B"

Beberapa petualang membicarakan tentang kehebatan Krut, petualang botak berbadan kekar.

Sementara dalam hati Krut, dia sangatlah ketakutan, 'Sialan mereka berdua, kekuatannya setingkat dengan petualang peringkat S, terutama si bocah assassin waktu itu, dia sangat mengerikan' batinnya.

Krut saat itu melihat Enzo dan Isaac mengalahkan Tenrou, kemudian saat mereka berdua pergi meninggalkan jasad Tenrou disana, Krut datang membawa jasadnya dan beberapa pecahan batu kristal sihir bersamanya yang kemudian dia berikan kepada guild. Karena hal itu, Krut dihadiahi ratusan keping emas dan dipromosikan ke peringkat B.

'Tapi, tidak perlu memikirkannya sekarang ... Yang terpenting sekarang aku kaya berkat mereka ha-ha-ha'

Disaat sedang ramai disana, pintu kedai terbuka dan terlihat seseorang berambut perak mengenakan zirah perak yang berkilau di malam hari.

Semua perhatian petualang tertuju pada orang itu.

"Oi, bukankah itu pemimpin ksatria kerajaan? Kenapa dia disini?"

Petualang saling bergumam dan berbisik.

Lalu, ksatria itu membuka mulutnya.

"Apa ada petualang yang bernama Zion disini?"

Para petualang kemudian bergerak memberi ruang jalan untuk ksatria itu, di ujung jalan yang diberikan oleh para petualang ada seseorang yang mengenakan zirah berat bercorak naga berwarna hitam dengan tepiannya berwarna merah sedang tiduran di meja karena mabuk.

Ksatria itu berjalan mendatanginya.

Setelah ksatria itu berdiri di dekatnya, orang itu (Zion) terbangun namun dengan wajah yang berat.

"Tuan petualang, Zion. Anda diminta sang raja untuk pergi ke istana, silakan ikut dengan kami"

Zion dengan wajah berat dan bingung berkata, "Hah?"

Ksatria itu menunjukkan lembaran surat undangan dari raja, lengkap dengan cap keluarga kerajaan.

Para petualang saling bergumam.

"Oi, dia kan hanya peringkat F"

"Aku dengar kekuatannya setara dengan petualang peringkat A"

Zion kebingungan.

"Bukankah itu bagus?!"

Suara berasal dari belakang Zion, dan pemilik suara tersebut menepuk pundak Zion.

Zion melihat ke belakang dan disana berdiri seorang perempuan berambut merah dengan gaya rambut 'ponytail'.

"Lia?"

Lia tersenyum.

"Bukankah itu bagus? Sang raja mengundangmu ke istananya"

"Yah, mungkin saja ... Tapi kenapa dia mengundangku?"

Lia mengalihkan pandangannya.

"Entahlah ... Mungkin .... "

Dia kembali melihat Zion.

"Tuan putri tertarik padamu"

"Yah, itu tidak mungkin .... "

Zion melihat ke ksatria dan pengikutnya. Kemudian, dia berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah, aku tidak tahu kenapa yang mulia mengundangku ke istananya sampai aku pergi kesana, 'kan?"

"Itu benar, mohon ikuti kami, petualang Zion"

Ksatria berbalik dan pergi dari kedai, diikuti oleh Zion dari belakang.

Sebelum Zion meninggalkan kedai, dia melempar empat keping koin emas kepada Lia.

"Terima kasih, karena sudah membiarkanku ikut di party kalian"

Kemudian Zion hilang dari kedai.

Semua petualang lain kembali merayakan kemenangan Krut.

Sementara Lia, melihat empat keping koin emas yang Zion berikan.

"Dasar ... Padahal harusnya kami yang berterima kasih"

Lia melihat ke pintu kemana Zion meninggalkan kedai.

"Dan juga ... Bukankah ini kebanyakan? Dia memberiku empat koin emas seakan bukan apa-apa baginya .... "

....

Di istana pada malam hari ....

Zion menghadap sang raja di singgasananya.

"Hormat yang mulia"

Zion menunduk kepada sang raja.

"Berdiri"

Seiring perintah raja, Zion berdiri.

Setelahnya, raja tidak berkata apapun, karena penasaran, Zion bertanya kepada sang raja langsung.

"Mohon maaf yang mulia, tapi, untuk apa anda mengundang saya kemari?"

Sang raja kemudian berdiri, mimik wajahnya berubah.

"Aku mengundangmu kesini karena suatu hal mengenai putriku yang diracuni"

Zion tersentak.

"Apa?!! Siapa yang melakukannya?! Berani sekali orang itu menyelakai sang putri– ah ... maafkan saya, yang mulia"

"Tidak masalah"

Kemudian sang raja memerintahkan salah satu ksatrianya.

Ksatria dengan zirah abu yang ditempa dari adamantite, Kenza, menghampiri Zion.

"Saya adalah ketua dari ksatria raja, Kenza"

"Saya Zion, petualang peringkat F"

Mereka berdua saling mengenalkan diri sebelum masuk ke pembicaraan.

"Aku mendengar kabar bahwa anda dan teman anda memasuki kerajaan ini bersama dengan petualang Meil dan Via, apa itu benar?"

Zion mengangguk.

"Apa ini ada urusannya dengan mereka berdua?"

Kenza menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada, tapi ... Apa kamu tahu? Meil adalah adik dari petualang peringkat S, Cecile. Dan Via adalah anak dari jenderal perang kerajaan Astra"

"Aku tahu kalau Meil adalah adik dari orang yang bernama Cecile, tapi, aku baru tahu kalau Via adalah anak dari jenderal perang kerajaan ini"

Kenza terdiam sebentar, kemudian mimik wajahnya berubah menjadi kaku.

"Adikku, putri sang raja, telah diracuni oleh seseorang yang dipanggil Light Phantom"

Zion kembali tersentak.

'Orang itu!! Kaito, tidak kusangka dia meracuni putri kerajaan, tidak akan kumaafkan dia!!'

"Sang raja meminta bantuan anda untuk menyembuhkan sang putri dan menangkap Light Phantom"

Kenza berhenti, menelan ludah sebelum mengatakan kalimat selanjutnya.

"Kami mendengar bahwa, Light Phantom adalah teman anda"

Burssshhh*

Kebencian yang dipendam Zion kepada Enzo berubah menjadi amarah.

"Maaf untuk mengatakan ini, tapi, aku dan dia adalah rival abadi, kami bukanlah teman. Tapi, aku mengakui bahwa aku bekerja sama dengannya saat di dungeon, namun, dia dengan sengaja membiarkan Meil dan Via terbunuh disana saat aku sedang melawan para laba-laba. Dan sejak saat itu, kami berpisah dan tidak bertemu lagi, aku berharap bisa bertemu dengannya lagi untuk menyelesaikan pertandingan kami"

Mendengar itu, Raja dan Kenza terkejut dan bertatapan, lalu memasang wajah licik mereka saat Zion masih menatap ke bawah.

"Kamu tahu?"

Zion melihat ke depan.

"Jika Cecile mendengar bahwa adiknya mati karena party kalian lalai melaksanakan tugasnya, mungkin dia akan memburu dan menghancurkan guild. Untuk jenderal, kami masih bisa meredakan emosinya .... "

"Apa dia sekuat itu?"

"Apa maksudmu?"

Zion mengepalkan tangannya, dan Kenza melihatnya.

"Apa orang yang bernama Cecile sekuat itu? Sampai berani memburu kami dan bahkan menghancurkan guild"

Kenza panik dengan pertanyaannya, lalu dia menjawabnya dengan asal.

"Ka– kerajaan ini juga mungkin bukan tandingannya, jadi–"

Dia belum menyelesaikan kata-katanya karena dipotong oleh tawa Zion.

"Ha ha ha"

Zion tertawa besar.

"A-ada apa, petualang Zion?"

Zion berhenti tertawa, kemudian menatap Kenza setajam silet, bahkan aura pembunuhnya menyebar di sekitarnya membuat Raja, Kenza, dan ksatria yang berada disana merinding.

"Aku akan senang hati untuk menangkap Light Phantom, tapi ... Apa kalian pikir mengancamku dengan cerita bohong itu akan membuatku takut? Jangan bercanda!"

Zion melanjutkan,

"Kalau memang orang yang bernama Cecile itu bisa membuat kerajaan ini hancur, maka ... Mungkin, aku bisa menghancurkan setengah benua– tidak, bahkan dunia sekalipun"

Raja dan orang-orangnya menggigil ketakutan dengan aura pembunuh yang dikeluarkan oleh Zion.

'Aku menggunakan [Terror], skill tingkat atas yang menyerang musuhku secara mental dan mengurangi kemampuan bertarung mereka .... Tapi, ini melebihi ekspetasiku'

"Pe-petualang Zion, bi-bisakah anda ... menarik kembali ... aura pembunuh anda?"

Kenza yang berada di depannya, hanya untuk mengatakan itu, ia membutuhkan usaha keras karena ditekan oleh skill Zion.

Zion melepaskan skillnya, dan orang di sekitarnya terengah-engah.

"Maafkan aku, aku hanya bercanda tadi"

Raja dan pengikutnya terkejut.

"Ah ha ha ha .... "

Kemudian mereka tertawa dengan pahit.

"Jadi, dimanakah tuan putri? Aku akan berusaha untuk menyembuhkannya"

"Ahh, kukira lebih baik melakukannya besok saja .... "

"Kenapa?"

"Putriku, dia mengunci dan memasang pelindung yang kuat di pintu kamarnya, kami tidak bisa menghancurkannya ... Dia juga menuliskan surat untuk tidak mengganggunya malam ini, karena dia takut racunnya akan membuat orang-orang yang mendekatinya terkena dampaknya"

Zion terdiam.

Kemudian seorang pelayan datang.

"Yang mulia, surat dari tuan putri"

Pelayan itu memberikan suratnya kepada raja. Kemudian raja membacanya, dan ekspresinya sedikit terkejut.

"Uhuk"

Raja berdeham.

"Maafkan untuk kata-kataku sebelumnya ... Putriku ternyata ingin segera menemuimu dan dia sangat berharap untuk segera sembuh. Petualang, tuan Zion, aku memerintahkanmu untuk menyembuhkan putriku yang diracuni"

Zion tersenyum menyeringai karena perintah sang raja. Namun, dia tetap melakukannya.

Zion menunduk memberi salam kepada sang raja, kemudian seorang pelayan menuntunnya ke kamar tuan putri.

*Tok-tok-tok.

Pelayan mengetuk pintu kamar tuan putri.

"Nona, tuan Zion sudah datang"

Lalu terdengar suara kunci terbuka.

*clack

"... suklah .... "

Terdengar suara sang putri samar-samar dari dalam.

Dengan sigap, pelayan menyingkir dari depan pintu dan mempersilahkan Zion untuk masuk.

"Kamu tidak akan menemaniku?"

"Akan berbahaya bagi saya untuk masuk kesana, meskipun saya ingin masuk, tuan putri melarang kami, pelayan, untuk masuk ke kamarnya"

Zion menatap pintu sekitar beberapa detik.

"Heh .... "

Zion melihat ke pelayan itu.

"Apa kalian tidak waspada? Mungkin saja aku akan melecehkan sang putri di dalam sana, loh?"

"Itu ...?!"

Sang pelayan nampak terkejut sekali, namun, terdengar rintihan dari dalam kamar yang membuat perhatian Zion menuju ke pintu, tanpa basa-basi dia langsung masuk ke dalam kamar– menutup pintunya kembali.

"Tuan putri, kamu baik-baik saja?!"

Di atas ranjang terbaring gadis muda yang merintih kesakitan, dia terus memegangi bagian lehernya, dan tak lama kemudian dia mulai menggaruk bagian badannya.

Zion dengan hati-hati berjalan kesana.

'Sebenarnya ... racun apa yang digunakan si Kaito itu?!'

"Putri, tenanglah, aku akan segera menyembuhkanmu!"

Zion memegang dan menahan tangan kiri tuan putri.

"[Holy Ring: Transfer]!"

Kemudian muncul sebuah cahaya yang berbentuk seperti cincin di atas kepala sang putri. Saat cahaya itu mengenai dahi sang putri, cahayanya menyebar ke seluruh tubuhnya.

Akhirnya sang putri tenang setelah Zion memurnikan racun yang ada dalam tubuhnya.

"Terima kasih banyak"

Tuan putri mencoba memegang erat tangan Zion.

"Namaku adalah Stephany C. Astraourd, senang bisa bertemu denganmu, petualang Zion"

"Sa- sama-sama, tapi, bisakah anda melepaskan tangan anda?"

"Tidak bisa, he-he"

"Eh??"

Tuan putri memasang senyum manisnya namun dibalik senyumannya itu, ada niat jahat dibaliknya.

Tuan putri mendekatkan bibirnya ke bibir Zion, kemudian itu bersentuhan. Mereka berciuman, mata Zion membulat sempurna karena terkejut.

Tak lama kemudian, mata Zion mulai kehilangan cahayanya. Disaat itu juga, sang putri menghentikan ciumannya.

Dia menjilat-jilat area bibirnya.

"Jadi, ini yang dinamakan ciuman ya ...? Tidak buruk, kurasa"

Tuan putri melirik Zion yang tetap berdiri di depannya dengan mata yang sudah kehilangan cahayanya.

"Yang terpenting .... "

Dia mengelus pipi Zion yang berdiri tetap seperti patung.

"Aku sudah mendapatkan kartu AS-ku, ha-ha-ha"

***

Di sebuah ruangan kecil yang gelap, yang cahaya hanya berasal dari simbol yang memperlihatkan kejadian di tempat lain, di lantai ruangan itu. Seseorang dengan rambut merah gelap dengan satu bagian poninya berwarna perak, duduk di samping simbol itu.

"Heh ... Menarik, jadi si putri gila itu sudah mendapatkan kartu AS-nya, ya? ... Kurasa, sekarang giliranku"