Wajahnya seperti biasa tenang walaupun keriput telah memenuhi setiap sudut raut wajahnya. Tetapi senyumnya selalu terukir dibibirnya. Dia wanita tangguh entah sejak kapan dia tertekan. Semua dipendamnya sendiri. Dari gurat wajahnya sangat jelas dia sangat cantik dimasa mudanya. Namanya Jahra.
Jahra putri bangsawan terlahir sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Tentu dia terlahir dan besar serba berkecukupan dizamannya.
Jahra tumbuh bagai mawar yang sedang merekah dan juga sangat cerdas. di lingkungan kraton Jahra sangat populer. bukan karena kecantikannya akan tetapi karena dia terkenal sangat supel pandai bergaul dan pandai menempatkan diri dimanapun Jahra berada.
Dan suatu hari Jahra mengunjungi kampung leluhurnya. Disanalah semuanya dimulai. Kehidupan Jahra berubah 180 derajat. Jahra berkenalan dengan seorang pria namanya Usman, Usman seorang idola di Desa Manawi. Usianya lebih muda 4 tahun dari Jahra. Usman pemuda tampan yang menjadi idola di Desa Manawi. Usman juga cerdas dia tercatat masih siswa Sekolah Tehnik* dan selalu menjadi bintang kelas.
Usman bungsu dari dua bersaudara sejak masih dalam kandungan sudah ditinggal merantau oleh ayahnya ke kota Banggai. Usman tumbuh besar tanpa merasakan kasih sayang dari sang ayah. Ibunya hanyalah seorang buruh tani.
Walaupun hidupnya sangat sederhana tapi tidak membuat Usman minder. Dia tumbuh menjadi pemuda tampan yang cerdas. akan tetapi karena kurangnya perhatian dari ibunya dan tidak pernah merasakan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya Usman mempunyai sisi buruk juga. Usman sangat tempramen dan play boy dimasanya.
Sehingga suatu hari di desanya beredar berita bahwa ada putri bangsawan yang bertamu di kediaman nenek Dira. Nenek Dira wanita sepuh yang seorang janda tinggal sendiri sejak meninggalnya suaminya. Beliau tidak mempunyai anak. Konon katanya Nenek Dira Puteri Bangsawan yang di buang* karena menikah dengan kakek Dira rakyat biasa. walaupun dibuang nenek Dira masih mendapat fasilitas sebagai puteri bangsawan yaitu lahan yang luas sehingga Kakek Dira sampai akhir hayatnya hidup bertani. Kakek Dira sangat ulet membuat mereka hidup berkecukupan. Nenek Dira hanya dua bersaudara perempuan semua. Kakaknya adalah ibu dari Jahra. Hanya nasib dua kakak beradik tersebut sangat berbeda jauh. Karena Ibunda Jahra menikah dengan kerabat sendiri sesama putera bangsawan membuat ibunda Jahra hidup berkecukupan dilingkungan keraton. Walaupun begitu hubungan ibunda Jahra dan Nenek Dira sangat dekat mereka saling mengunjungi. Karena desa tempat nenek Dira tinggal terkenal subur tanahnya membuat ibunda Jahra berinfestasi membeli beberapa lahan perkebunan disana dan meminta kakek Dira mengelolanya. dengan perjanjian bagi hasil. Desa Nenek Dira sangat terpencil dan sangat sulit dijangkau kendaraan. jika kesana masih harus jalan kaki menyusuri jalan setapak selama 2 jam dari stasiun bus kota. Hal inilah yang membuat ibunda Jahra tidak pernah mengajak anak2 nya mengunjungi desa adiknya tersebut. tapi Ibunda Jahra selalu bercerita tentang desa Adiknya sehingga walaupun tidak pernah berkunjung jahra bisa membayangkan suasana desa bibinya. setiap selesai panen nenek Dira selalu mengunjungi orang tua dan kakaknya. Walaupun dia diasingkan karena tradisi keraton bagi anak wanita yang menikah dengan orang diluar trah maka harus tinggal diluar keraton.
Kembali lagi ke Usman yang penasaran dengan isu tersebut. Diajaknya sahabat baiknya Ami untuk bertandang dirumah nenek Dira. Mereka mencari alasan yang tepat untuk berkunjung.
"Aha ada ide " kata ami sambil senyum senyum...
"apa idemu ?" sahut Usman mulai ada harapan karena temannya itu selalu mempunyai ide ide yang cemerlang.
"mangga kuwini di belakang rumahmu kan berbuah sudah pada matang bagaimana kalau minta izin ke ibumu untuk mengambil beberapa buah yang sudah matang untuk di bawakan kerumah nenek Dira" usul ami sambil garuk garuk kepala.
"Wah ide bagus kok saya gak kepikiran ya" Sambut Usman dengan antusias.
Jahra walaupun gadis kraton tetapi mengenyam pendidikan disekolah umum membuat Jahra menjadi gadis yang berpikiran modern. tidak seperti gadis kraton pada umumnya.
Sore itu Usman dan Ami bertandang dirumah nenek Dira. Dengan membawa oleh2 buah mangga yang mereka petik dari kebun belakang rumah Usman.
"Assalamualaikum " ... sayup sayup terdengar salam dari luar.
"Waalaikumsalam" sahut nenek Dira dan Jahra bersamaan.
"Jahra coba lihat siapa yang datang" kata nenek Dira. Jahra mengangguk sopan langsung berdiri melihat siapa yang datang.
Setelah mengintip dari balik jendela Jahra membuka pintu. Jahra membuka pintu.
"Ini kami bawa mangga untuk nenek Dira dari Ibu saya" kata Usman sebelum dipersilahkan untuk masuk tanpa basa basi karena gugup takut ketahuan niat mereka yang sebenarnya.
"Silahkan masuk" Jahra mempersilahkan usman dan ami untuk masuk sambil berlalu masuk kedalam memanggil nenek Dira.
"siapa yang datang ?" tanya nenek Dira setelah melihat Jahra masuk.
"Dua orang pemuda membawa mangga katanya titipan dari ibunya. tapi saya lupa bertanya nama mereka bi" sahut Jahra
Dari aroma yang keluar dari plastik hitam nenek Dira sudah menebak itu aroma mangga kwini. hanya ibu Usman yang mempunyai mangga Kwini di desa mereka.
"Mereka masih di ruang tamu bi" sambung Jahra.
"Oh biar saya temuin mereka nenek sangka mereka sudah pulang" kata nenek Dira.
'Dua pemuda biasanya Usman selalu sama Ami' bathin nenek Dira. Mereka berdua bersahabat sejak kecil ami anak yatim piatu tinggal bersama pamannya. Tetapi dia lebih sering nginap dirumah usman mengingat Usman juga sering ditinggal ibunya ke kebun. Semua warga desa sudah tahu hubungan dekat Usman dan Ami.
"Oh Nak Usman dan Nak Ami. Bagaimana kabar ibumu ?" tanya nenek kepada mereka berdua.
"Alhamdulillah ibu sehat. Tadi panen mangga ibu meminta kami berdua untuk mengantarkan ke bibi" jawab Usman.
"Sampaikan terima kasih kepada ibumu ya." nenek Dira susah tahu walaupun hanya seorang buruh tani ibunda Usman terkenal sebagai wanita yang dermawan. beliau menanami beberapa pohon buah dihalaman rumahnya yang luas. setiap panen hasilnya tisak pernah dijual tetapi dibagi bagikan kepada tetangga tetangganya.
"Oh ya ini ponakan bibi yang baru lulus SMA namanya Jahra" lanjut Nenek Dira memperkenalkan Jahra kepada Usman dan Ami ketika Jahra membawakan teh hangat diruang tamu.
Usman dan Ami senyum senyum malu. Jahra gadis bangsawan yang mempunyai wajah cantik. walaupun kulitnya tidak putih akan tetapi kulitnya kuning langsat kelihatan kalau sangat terawat rambutnya lurus panjang matanya yang bulat dengan bulu mata tebal dan lentik. bibirnya sangat kecil dan tebal.
setiap yang melihatnya langsung jatuh hati. Begitu juga dengan Usman dan Ami.
" kalau kalian tidak keberatan kalau ada waktu tolong ajak Jahra jalan jalan keluling desa karena bibi sudah gak kuat jalan jauh jauh" kata nenek Dira
" Boleh bi ... kapan Jahra mau kami berdua siap mengawal" Sahut Usman antusias. Ami hanya senyum senyum melihat polah sahabatnya.
" Hari ini Jahra masih mau istirahat dirumah bi capek kemarin sudah jalan dari Stasiun Bus" Kata Jahra. Wajah Usman langsung berubah kecewa.
"bagaimana kalau besok pagi?" lanjut Zahra
"boleh boleh" sahut Ami cepat. Usman pun menganggukkan kepala dan senyumnya langsung sumringah.
Setelah menjelang maghrib usman dan Ami berpamitan untuk pulang.
"Salam untuk ibumu ya nak Usman salan juga untuk bibimu nak Ami" kata nenek Dira.
"Waalaikumsalam iya bik Insya Allah disampaikan" sahut Usman dan Ami bersamaan. Nenek Dira dan Jahra mengantar Usman dan Ami sampai didepan pagar.
Perkenalan Usman dan Jahra dimulai dari sore itu.
*Sekolah Tehnik ( adalah sekolah Keterampilan untuk anak laki)
*buang (sesuai tradisi zaman dulu jika anak gadis dari keluarga bangsawan menikah dengan pemuda dari rakyat biasa maka mereka harus tinggal jauh diluar lingkungan keraton. tapi sang gadis masih mendapat bantuan materiil tergantung dari keahlian sang pemuda) karena kakek Dira hanya bisa menggarap kebun maka Pihak Keraton memberikan hadiah lahan yang luas didesa yang siap digarap oleh kakek Dira.
#mohon masukannya ini adalah kisah nyata hanya nama dan daerah disamarkan dan disisipkan dengab sedikit fiksi agar lebih menarik.