Chereads / Sectsabe : Show Your Determination / Chapter 7 - Chapter 2 : Awal Dari Sebuah Tekad - Part 2

Chapter 7 - Chapter 2 : Awal Dari Sebuah Tekad - Part 2

Dalam perjalananku menuju Bar Lucidsky aku melihat Belric berdiri di depan toko senjata Goldraund.

Syukurlah aku bisa menghemat waktu dan tenagaku.

Tapi...

Ada yang aneh dengan Belric meski dari jarak yang cukup jauh aku bisa melihat wajahnya yang sedang mengkhawatirkan sesuatu.

Apa yang membuat Belric khawatir?

Belric berlari masuk kedalam toko senjata Goldraund.

Sesuatu pasti terjadi pada Goldraund. Aku berlari normal seperti manusia pada umumnya hal ini agar aku tetap tidak menarik perhatian orang banyak. Meski begitu kecepatannya agak kupercepat.

Semakin dekat aku dengan toko senjata Goldraund semakin terdengar jelas, itu adalah suara Belric.

"Kumohon, kumohon ampuni dia, tuan Goldraund adalah orang yang baik, Kumohon, kumohon!"

Apa yang membuat Belric memohon seperti itu, dan yang lebih anehnya lagi kenapa orang-orang disekitar sini tidak mengerumuni toko itu. bukannya itu hal yang wajar jika ada keributan makhluk apapun akan berkumpul untuk memastikannya.

Ini aneh...

Aku sampai didepan toko senjata Goldraund, tapi yang aku lihat disana ialah toko yang berantakan dan dipenuhi oleh orang-orang berjubah putih lalu Belric yang sedang berlutut.

Aku melihat sekelilingnya lagi.

Ohh tidak...

Orang itu, kenapa dia ada disini? Dan lagi perbuatan keji yang dilakukan kepada Goldraund bersama tiga pegawainya mereka disalib. Aku melihat banyak luka memar ditubuh mereka.

Sejak kapan mereka melakukan ini? padahal ketika aku melewati toko ini keadaan disini baik-baik saja dan itu belum berlangsung lama.

Aku mengerti. Aku mengerti sekarang! Kenapa orang-orang disini terlihat biasa-biasa saja, mereka bukan tidak ingin untuk menolong, tapi mereka takut pada orang-orang berjubah putih ini.

Padahal aku berusaha sekuat mungkin agar tidak terlibat dengan sesuatu yang membahayakan diriku saat ini. tapi karena manusia ini!

Dia tidak seperti manusia normal kurasa. Aku benar-benar kesal!! Belric ada apa denganmu?! tak bisakah kau berlaku seperti manusia-manusia lainnya?!! Benar-benar merepotkan! dia memaksaku untuk terseret kedalam sesuatu yang merepotkan seperti ini!!

Kalau saja aku tak berhutang budi padanya. Akan kubiarkan dia!!!

Jika kau mati aku akan membalas budi pada siapa bodoh!!

Dasar manusia bodoh!!

Setelah aku bisa menekan amarahku aku mulai memikirkan cara untuk menang dalam pertarungan ini.

Pada situasi ini untuk bisa menang aku harus bisa menyelamatkan Belric dan melarikan diri dari orang-orang berjubah putih.

Tunggu dulu—

Bukankah itu orang yang disebut "Nine" dan orang misterius tadi?

Jadi mereka berdua satu komplotan dengan orang-orang ini.

Lagi-lagi musuh yang tidak aku ketahui. Ini benar-benar merepotkan!

Tenanglah Imare! Jangan bertindak gegabah lagi...

Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri.

"Nine, singkirkan dia. aku tidak ingin dia ikut mencampuri hal ini"

Ketika aku sibuk dengan pemikiranku yang tak berujung. Orang misterius itu memberi perintah seperti yang dilakukannya tadi di serikat petualang.

Aku bisa membayangkan apa yang akan dilakukan inquistor itu pada Belric. Hal seperti sebelumnya pasti akan menimpa Belric.

Aku harus menyelamatkannya.

Terdengar suara "Dash" ketika aku berlari kearah Belric untuk melindungi dari serangan inquistor.

Untung nya aku masih sempat melindungi belric. Tapi aku mengalami kerugian yang agak besar. Karena aku menggunakan Detta untuk menahan serangan cepat dari inquistor itu.

Aku mengerti. Inquistor itu sepertinya seorang Assassin.

Hanya saja aku tidak yakin ini kekuatan penuhnya, dia terlihat seperti sedang menahan diri.

"I— Imare, apa yang kamu lakukan disini?"

Orang ini benar-benar membuatku kesal.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu paman. Apa yang kamu lakukan disini? Cepat pergi selagi aku menahan mereka semua!"

Aku kesal dengan Belric karena dia tidak pandai membaca situasi saat ini.

Jika aku kalah dalam pertarungan ini apa aku akan tetap hidup?

Tidak... disaat seperti ini aku tidak boleh berfikiran seperti itu.

"Apa yang kamu tunggu paman?! Cepat pergi dari sini!!"

Cih, dia begitu keras kepala tidak mau meninggalkan tempat ini.

"Tapi bagaimana denganmu nak?"

Dia masih saja mengkhawatirkanku? Padahal dia sendiri yang perlu dikhawatirkan.

"[[Thunder Bolt]]"

Ohh tidak! Salah satu dari mereka yang dibelakang kami mengeluarkan sihirnya.

Maafkan aku Belric karena ini demi kebaikanmu.

Aku menendang perut Belric sampai terlempar keluar toko peralatan ini.

Tentunya dia akan merasa kesakitan. Tapi itu lebih baik daripada harus terkena [[Thunder Bolt]].

Nine menyusul serangan Thunderbolt tadi dengan serangan cepat yang ditujukan padaku.

Kali ini dia terlihat bersungguh-sungguh melawanku.

Selagi aku menahan serangan Nine perlahan aku mundur keluar dari toko peralatan Goldraund

Yang aku tahu ketika kau dikepung atau musuhmu berjumlah banyak kau hanya harus mundur sampai kekuatan musuh terbagi menjadi minimal 3 kekuatan. Maksudku seperti yang kulakukan saat ini, aku perlahan mundur tanpa mereka sadari kekuatan mereka sudah terbagi menjadi 2 titik kekuatan. Sebelah kanan adalah kumpulan inquistor yang menggunakan sihir kelihatannya mereka lebih lemah dariku dan di kiri ialah inquistor yang disebut "Nine" yang lebih kuat dariku.

Jika sudah seperti ini tentunya semua orang akan mengambil tindakan yang sama.

Habisi yang lemah lebih dulu

Lalu...

Menyisakan yang kuat untuk hidangan penutup.

Walaupun aku tidak memiliki mana tapi tubuhku ini lebih kuat dan lebih cepat daripada manusia pada umumnya. Itu yang aku mengerti sampai saat ini. Jadi menghabisi mereka yang disebelah kananku terlebih dulu itu hal yang mudah.

[[Mass Magic : Shield!]]

Sebelum Detta mengenai salah satu leher mereka orang misterius itu lebih dulu memberi magic shield pada mereka.

Dengan spontan aku membatalkan seranganku dan mengambil langkah mundur.

"Reflekmu bagus juga anak muda."

Yah walau kau memuji diriku, itu adalah sesuatu yang biasa aku lakukan sebelumnya.

Sesaat mataku melihat Belric yang masih berdiam diri.

Sial! Apa yang kau tunggu Belric?! Kenapa kau tidak cepat-cepat lari dari sini?! Jika aku kalah, kau juga akan mati!

Oh tidak! Inquistor yang dipanggil "Nine" membuat gerakan lagi, kali ini dia menggunakan pedangnya untuk melawanku.

"Oi, oi!! Seharusnya kalian tidak se-serius ini melawan anak kecil sepertiku. Kau tak usah—"

Sepertinya "Nine" sudah muak denganku, belum aku sempat menyelesaikan kalimatku dia langsung menyerangku dengan pedangnya.

Mau bagaimanapun juga serangan dari "Nine" terlihat berat. Detta tidak akan kuat menahannya. Aku akan bertaruh dengan pedang kayu in—

Seperti yang aku harapkan, pedang kayu ini bisa menahan serangan berat dari "Nine".

Entah ini hanya perasaanku saja atau—

Semakin berat serangan yang diberikan "Nine" pada pedang kayu yang aku pegang, semakin keras dan nyaman digenggam pedang kayu ini seolah pedang kayu ini tak bisa dipatahkan.

Ini—

Aku mungkin bisa mengalahkan boss dengan pedang kayu ini.

Saking senangnya pikiranku menjadi tidak fokus ke pertarungan.

Apa yang kau lakukan Imare?! Tubuh lemahmu akan segera mencapai batasnya! Kau harus bisa segera kabur dari situasi ini dengan selamat.

Aku merasakan ada celah dari pola serangan "Nine"

Itu terjadi berulangkali dan kesekian kalinya celah itu datang.

Aku menyerang balik "Nine" dengan pedang kayu ini.

Aku berniat membunuhnya dengan satu tebasan ini yang tertuju pada kepalanya.

Eh?!...

Tidak terjadi apa-apa?

Tidak...

Aku melihat pedang kayuku patah sebelum mengenai lehernya...

Serpihannya terlempar ke atas. Kenapa bisa begini? Bukankah pedang kayu ini kuat?

Dan...

Tiba-tiba rasa sakit mulai menyebar dari bahu kiri punyaku.

Aku segera menyadari apa yang terjadi. Kemudian dengan cepat aku mundur kebelakang dan membawa Belric— Tidak... lebih tepatnya aku menyeret Belric secepat yang aku bisa.

Ada apa dengan pedang kayu ini? tiba-tiba saja dia melemah saat aku akan menyerangnya.

Aku berlari kearah yang berlawanan dengan rumah Belric. Maksudku aku tidak ingin orang misterius itu bersama kelompoknya datang ke rumah Belric dan membantai seisi rumahnya.

Sepertinya inquistor itu tidak mengejarku.

"Imare, mau kemana kita?"

Sial! Rasa sakit ini mulai menyebar keseluruh tubuhku.

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Belric.

Yang terpenting sekarang adalah mencari tempat yang aman untuk sementara waktu.

"Hei Imare, tanganmu!!"

si Belric ini benar-benar cerewet...

"Aku tahu... aku tahu..."

Ini benar-benar menyakitkan. Apa aku akan bisa bertahan kedepannya? Hidup tanpa mana dan lengan kiriku?

Sekali lagi gara-gara tindakan ceroboh dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi aku masuk kedalam masalah yang sama untuk kesekian kalinya.

Didepan sana gerbang menuju keluar dari desa Sannia.

Gerbangnya terbuka lebar.

Aku akan mempercepat lariku.

Berharap tidak dilihat oleh banyak orang. Aku berlari secepat mungkin dengan sisa tenaga yang aku punya.

"Disana! Kita kehutan itu. disana kamu bisa mencari tempat yang aman untuk beristirahat."

Setelah berhasil keluar dari desa, Belric menunjukkan hutan yang mungkin cocok untuk aku bersembunyi. Sepertinya Belric sudah mulai memahami situasi kami berdua.

Aku masuk kedalam hutan.

***

Rycharde Cuddon adalah salah satu Laeden muda yang jenius.

Karena kejeniusannya dalam menguasai sihir Cuddon diangkat menjadi Laeden oleh Powell IX pada usianya yang ke-18 tahun.

Cuddon memang Laeden termuda, bakatnya sangat istimewa. Normalnya seseorang bisa menjadi Laeden pada usia 30 tahun dan harus melewati seleksi yang ketat.

Sekarang Cuddon sedang bertugas untuk merebut salah satu item Legendaris.

Menurut laporan yang ia dapat dari Katedral, item itu bernama "Ordinary Shield of Yggdrasil" entah bagaimana item yang masuk pada kelas Legendary ini bisa didapatkan oleh bandit kelas teri yang mencoba menaklukkan dungeon muda.

Laporan terakhir mengenai "Ordinary Shield of Yggrdasil" ini telah terjual di toko Goldraund.

Cuddon sudah melakukan sebaik mungkin untuk tugas ini.

Tapi di tengah pekerjaannya dia menemui sebuah batu kerikil.

Bagi Cuddon sedikit saja kerikil menghalangi jalannya dia akan segera melenyapkannya.

Kali ini berbeda, bocah asing itu benar-benar hampir membuat Cuddon teralihkan dari jalannya.

"Sudah cukup Nine!"

Cuddon menghentikan Nine yang hendak mengejar bocah asing itu.

"Baik tuan"

Nine segera menjawab dengan yang diperintahkan Cuddon.

"Biarkan dia berlari sejauh mungkin, karena setiap langkah kakinya akan mengurangi masa hidupnya"

Cuddon merasa luka yang diberikan nine pada bocah itu sangat fatal. Tak perlu untuk mengeksekusinya. Itu hanya membuang-buang waktu.

"Apa yang kau pegang Nine?!"

Cuddon hanya ingin memastikan saja.

"Ini... aku merasa ada yang aneh dengan kayu ini tuan"

Cuddon juga merasakan demikian.

Dia berfikir bagaimana bisa pedang kayu dapat menahan serangan dari katana. Apalagi katana yang dipegang nine itu termasuk high-end item.

Cuddon merasakan ada yang janggal.

"Marker!!"

Cuddon berteriak memberikan sinyal

Seseorang dari kelompok yang memakai jubah putih itu menghampiri Cuddon.

"Periksa serpihan ini segera!"

'Semoga tidak seperti yang aku pikirkan' Cuddon terus mengatakan ini dalam hatinya.

"[[Appraissal on!]]"

"[[Tree's]]"

Appraisal : Tree's adalah sihir tingkat 5 yang biasa digunakan untuk menilai item tertentu yang tidak bisa dinilai oleh sihir appraisal tingkat 2

"I-ini... tuan, item ini adalah..."

Marker itu tidak percaya dengan yang dilihatnya.

"Sta'at"

Dia memastikan sekali lagi status dari serpihan item ini.

' Status : Legendary : Common type, Broke

"Hei cepat katakan, apa yang kau lihat dari serpihan ini?"

Cuddon tampak cemas, tidak hanya Cuddon. Tapi semua orang yang terlibat di ruangan ini merasakan hal yang sama dengan Cuddon.

"Pedang kayu yang dipakai bocah tadi adalah Ordinary Shield of Yggdrasil. Sayangnya item itu sudah... Sudah rusak."

Cuddon terlihat kesal, dengan hancurnya item Legendaris ini berarti misi telah gagal. Dia tahu hal ini akan membuat reputasinya tercemar.

Cuddon mengambil sebuah pedang yang terpajang di dinding. Kemudian dia menusukkannya pada salah satu pegawai Goldraund yang tengah disalib.

'siaall...'

Dalam hatinya hanya tersisa amarah akan gagalnya misi ini. sampai membuatnya tak sadar kalau pegawai toko Goldraund sudah mati karena banyaknya tusukan yang diberikan Cuddon padanya.

"Bocah sialan!!"

Setelah teriakan ini Cuddon merasa lebih baik dari sebelumnya.

"lepaskan mereka dari salib ini dan buat mereka sebagai orang yang bertanggung jawab atas rusaknya 'Ordinary Shield of Yggdrasil'"

Setelah itu Cuddon dan inquistor dibawah pimpinannya pergi dari Sannia menuju Katedral untuk melaporkan tugasnya.