Kisah ini bermula ketika Zafi bertemu dengan Kelia untuk pertama kali yang pada saat itu Zafi menduduki Sekolah Menengah Pertama kelas Delapan. Zafi hanya siswa biasa yang mempunyai cukup prestasi dan bergabung dalam organisasi serta menyukai anime dari jepang. Sedangkan Kelia hanya siswi biasa yang mempunyai prestasi baik serta juga menyukai anime sama seperti Zafi. Dia mendapatkan rangking dua dikelasnya dan rangking lima di paralel saat kelas Tujuh. Ketika kelas Tujuh, Zafi hanya tau Kelia itu siswi yang baik hati dan periang. Kemudian, pada saat kenaikan kelas mereka satu kelas. Saat itu, Zafi hanya mempunyai teman se-organisasinya. Sedangkan, perempuan yang tidak se-organisasi dengannya di kelas Tujuh dan Delapan tidak ada yang mau berteman dengannya karena mereka merasa Zafi masih bersifat kekanak-kanakan menonton anime. Zafi sudah terbiasa dihina dan dicemooh, tetapi dia masih mengontrol kesabarannya. Dan saat kenaikan kelas, hinaan serta cemooh semakin besar hingga salah satu geng perempuan beranggotakan empat siswi terkenal di sekolahnya yang mempunyai julukan Bad Girls mencemooh Zafi dengan perkataan kasar, "Dasar anak no life,wibu,mending ngga usah sekolah disini !!" dan mereka menurunkan harga dirinya yang saat itu dia sudah tidak bisa berdiri, badan serta mukanya lemas, juga tidak ada semangat untuk berpikir membela dirinya sendiri karena merasa diinjak-injak. Seketika itu pula Zafi tidak bisa mengontrol emosinya. Salah satu siswi sekelasnya melihat Zafi sedang di bully dan berniat untuk membantunya dari bully-an anak-anak geng perempuan yang terkenal. Kemudian, siswi tersebut menghampiri dengan rasa kesal sambil menggulung lengan baju sekolah dan menghalangi geng itu supaya tidak mengganggu Zafi serta membantu membangunkan Zafi yang lemas dan juga mengatakan kepada mereka" Kalian memang pengecut, beraninya menginjak-injak kaum yang lemah". Zafi melihat siswi itu terdapat kebaikan seperti cahaya yang bersinar terang bagaikan bintang. Ternyata dia adalah Kelia yang baik hati dan periang. Geng itu pun merasa kesal dan pergi dengan muka penuh amarah karena Kelia membantunya "Cihh.. mentang-mentang anak guru" mereka berbisik bisik sambil melangkah pergi. Oh iya... Kelia juga seorang anak guru di sekolah tersebut. Makanya geng itu tidak berani melawan Kelia. Setelah kejadian tersebut, Zafi berterima kasih kepada Kelia karena sudah membantunya "Terima kasih Kelia, kamu telah membantuku dari bully-an tadi". Kelia pun menjawabnya dengan senyuman "Iya ngga apa apa, kita kan harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan". Hal yang Zafi selalu ingat saat kejadian itu yaitu kata-kata Kelia yang membuatnya semangat untuk ke depannya dan Kelia sepertinya dapat membuat Zafi supaya hidupnya menjadi kembali normal semula.