Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 51 - Janggal ( Bab 51 )

Chapter 51 - Janggal ( Bab 51 )

Keesokan harinya.

Shella berusaha menghubungi kedua orang tuanya sejak kemarin tapi tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan beberapa kali Shella membuka Aplikasi video call yang biasanya ia gunakan jika ingin berbicara dengan orang tuanya namun lagi-lagi panggilan tidak di jawab sama sekali. Menimbulkan kekhawatiran di benak Shella tentang kedua orang tuanya. Karena sebelumnya orang tua Shella tidak mungkin tidak mengangkat panggilan dari Shella. Shella akhirnya memutuskan menelpon perusahaan Papa nya.

Setelah beberapa kali berdering akhirnya seseorang mengangkat panggilan Shella.

" Hallo... , I am Shella... President daughter. Can you pass this phone to my father room please.

" Hallo..., Saya Shella putri presiden. Bolehkah kau sambungkan panggilan ini ke ruangan Papa ku.

" Oh... Miss Shella ! Emm... But Now President is not around at this time.

( " Oh... Nona Shella ! Emm... Tapi sekarang Presiden tidak ada di tempatnya pada waktu ini. ).

" Oh... I See... But Please tell my father to call me back if he arrives.

(" Oh... Begitu... Tapi Tolong katakan ke Papa ku untuk menelpon kembali jika di sudah datang. )

Shella memutuskan panggilannya tak berapa lama, hatinya masih tidak tenang. Kemarin Shella hanya sempat membahas rancangan pernikahan nya lewat pesan. Tapi Shella tidak menyangka orang tuanya sesibuk ini bahkan tidak sempat mengurus pernikahan Shella.

Shella dari kecil sudah terbiasa dengan kesibukan Mama dan Papa nya. Keduanya adalah pebisnis yang hebat. Hal itu pula yang membuat Shella tidak punya adik setelahnya, karena kedua orang tuanya hanya menginginkan satu anak di kehidupan mereka. Tapi setidaknya itu baik menurut Shella karena jika Shella punya adik maka Shella akan merasa sedih ketika adiknya di perlakukan sama dengannya. Shella terbiasa hidup dengan Pak Adi dan Bik Nani. Mereka sudah seperti keluarga sejak kecil, menemani Shella kemana pun dan menjaga Shella seperti putri sendiri. Walau begitu Shella tidak pernah menyalahkan orang tuanya atau menuntut waktu dari orang tuanya karena Shella tau semua hanya akan sia-sia. Yang muncul nantinya adalah perdebatan yang tak berujung di antaranya dan orang tuanya.

Maka dari itu Shella hanya bisa mengerti situasi dan ambisi orang tuanya. Shella juga paham kenapa orang tuanya bekerja keras, entah itu karena kebiasaan dan sebuah ambisi. Namun yang jelas satu imbasnya adalah Shella hidup dengan kekayaan yang melimpah. Sebenarnya hal ini pula yang membuat Shella selalu berusaha rendah hati dan tidak ingin mengandalkan kekayaan orang tuanya, karena bagi Shella kekayaan yang saat ini ada adalah hasil jerih payah orang tuanya bukan hasil jerih payah Shella.

Shella yang saat itu sedang melamun menatap lurus ke depan tiba-tiba saja terkejut saat handphone nya berdering. Panggilan dari Franklin.

" Hallo... Jawab Shella ?

" Sedang apa ? Tanya Franklin.

" Tidak ada, aku baru saja selesai membuat kontrak dengan pihak Jepang. Kata Shella.

" Mereka sudah menandatangani nya ?

" Belum... Tapi mereka minta aku untuk mengirimnya.

Sekarang perusahan mengalami kesulitan ekonomi semenjak Breemhar menjual saham nya dengan harga rendah ke perusahan lain dan mencabut investasi di perusahan ini. Dengan alasan Jonathan si penanggung jawab sudah tidak ada jadi mereka menggunakan kuasa pemutihan.

" Semoga berhasil. Aku tau kau bisa melakukannya !!! Kata Franklin.

" Iya Terima kasih. Jawab Shella.

" O ya.. apa sore ini ada waktu. Kebetulan aku sudah mensurvey beberapa toko jewelry untuk kita datangi. Kata Franklin.

" Ya... Aku ada waktu sekitar jam 6 sore. Kata Shella singkat.

" Baiklah aku akan menjemputmu di kantor.

" Emm... Oke.

" Selamat bekerja La.

" Kau juga.

Hari cepat sekali berlalu, sebentar lagi bahkan sudah akan memasuki February tapi hati ku seolah tertinggal di waktu yang sama. Berat sekali rasanya kaki ini melangkah seolah ada beban yang tak bisa aku tepis kan. Tapi hidup akan tetap berlanjut bukan, entah pahit atau manis hidup akan tetap berjalan jadi tidak ada alasan ku untuk berhenti karena waktu mendorong tubuh ku untuk bergerak.

Pukul 3 sore

Handphone Shella berdering panggilan dari papa nya. Shella dengan segera langsung mengangkat panggilan tersebut.

" Papa... Papa dan mama kemana saja ? Keluh Shella.

" La... apa kabar sayang ? Hemm Papa dan Mama sedang sangat sibuk mengurus proyek baru perusahaan jadi kami sangat sulit untuk di hubungi. Kata Bramasta.

" Aku sedih mendengarnya Pa. Seharusnya di usia ini kalian sudah beristirahat dan menikmati masa tua kalian bersama-sama. Berlibur dan menjelajahi dunia bersama. Maafkan Shella ya pa. Shella belum bisa menjadi anak yang baik untuk kalian. Kata Shella.

" Hahahaha... Bicara apa kau ini nak... Papa dan Mama sudah sangat bangga memiliki mu. Oh... apakah ini karena sebentar lagi kau akan menikah jadi kau merasa sangat bersalah. Kata Papa.

" Tidak... " Shella berjalan dan berdiri tepat di depan jendela kaca.

" Aku hanya merasa kurang berbakti kepada kalian. Kata Shella.

" Ehrmmmm... La... Boleh tidak Papa dan Mama minta sesuatu dari mu ?

" tentu saja Pa...!

" La... Jangan pernah malu punya orang tua seperti kami Nak. Tidak peduli di masa sekarang atau yang akan datang tetaplah bangga menjadi anak Papa dan Mama . Karena kami sangat berjuang untuk membuat mu bahagia. Meski pada akhirnya kami manusia juga akan melakukan kesalahan. Maka aku berharap kau tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan kami. Kata Papa dengan sangat serius.

" Maksud Papa...?

Shella tidak pernah mendengar Papa nya berbicara seserius ini dan seolah ada sesuatu yang di sembunyikan oleh nya.

" Hahaha tidak ada itu hanya kata-kata dari orang tua untuk anaknya. Karena sesempurna apa pun orang tua pasti mereka pernah melakukan kesalahan. Kata Papa.

" Oh.. Ya... Bagaimana Franklin dan persiapan pernikahan kalian ? Tanya Papa.

" Emmm semua sudah di rancang pa dan semua di urus oleh Franklin. Kata Shella yang masih merasa janggal.

" Oh... baguslah nak. Dia pria yang bisa di andalkan dan Papa yakin bersama nya kau akan aman. Dia bisa menerima mu apa adanya lupakan Jonathan. Kata Papa.

" Pa....

" Kami sudah tau sejak lama. Tapi aku tidak mau terlalu masuk ikut campur dalam urusan hati mu. Kata Papa.

" Pak. Tim penyelidik sudah datang mereka ingin bertemu. Suara seseorang yang terdengar oleh Shella.

" Penyelidik...?