ITU sebabnya Ibu meninggalkan ayah. Jelas saja. Mana ada wanita waras yang berani bertahan dan menyambut suaminya setiap hari sambil bertanya santai, "Bunuh berapa orang hari ini?"
Dan jujur saja setelah misi pertama, aku mengurung diri selama seminggu penuh dan menolak makan sama sekali. Ayah akhirnya mendobrak kamarku dan menjelaskan segalanya.
Kami adalah The Adams. Keluarga pembunuh selama dua puluh generasi. Omong-omong, aku generasi ke dua puluh satu sekaligus satu-satunya yang tersisa dari The Adams. Ayah dulunya memiliki dua orang saudara lelaki tetapi keduanya tewas terbunuh pihak musuh ketika menjalankan misi. Ayah bilang keluarga kami tak boleh berhenti padaku sebab The Adams telah mendunia dan melegenda di antara semua pejabat-pejabat dan anggota-anggota dunia hitam di seluruh penjuru. Kami memilki dua puluh cabang The Adams dan merekrut seribu orang terlatih setiap tahunnya. Anggota terbanyak tentu dari Jepang dan Italia, di mana The Adams selalu menjadi otak atas setiap pembunuhan yang dilakukan oleh Yakuza dan kartel Italia. Kami bergerak secara taktikal, tak pernah menunjukkan kartu nama melainkan sebuah koin emas yang diberikan saat inagurasi anggota terbaru. Koin itu akan dipanaskan dan tetua upacara akan mengecapnya di dada sebelah kiri dengan tulisan "Age Quod Agis" yang berarti "Lakukan sebaik mungkin apa yang akan dilakukan". Koin itu juga akan diperlihatkan saat akan memasuki gedung-gedung suci tanpa wilayah barat atau NEST (yang bisa berarti Sarang dan merupakan kepanjangan North East South Temple).
Khusus untuk para penerus The Adams, kami akan diberi tato "Fortis Fortuna Adiuvat" yang artinya "Keberuntungan beserta orang-orang yang kuat" di anggota tubuh kami (aku memilih untuk menyembunyikannya di balik telinga kiriku sedangkan ayah ada di punggungnya).
"Siapa yang akan melanjutkan garis keluarga kita yang telah ada sejak ratusan tahun, sweetheart?" bujuk ayah.
"Easy. Nikahi perempuan lain dan ambil anaknya untuk ayah latih."
Ayah menggeleng. "Tak semudah itu, Al. Mencari seorang pasangan bagi THE Adams sama pentingnya untuk mendidik calon penerus. Kau tak bisa menikahi seseorang yang kau temui di jalanan tanpa tahu asal usulnya. Hanya yang terbaik yang harus melahirkan keturunan The Adams."
"Bagaimana dengan ibu? Bukankah Ibu kabur karena mengetahui ayah pembunuh?"
"Well, Sarah berbeda." ujar ayah gugup. "Dia., errr.. Sarah bukan kabur karena mengetahui latar belakangku. Well, dia juga sama denganku sebenarnya. Sarah dari klan The Father&Son di Miami yang juga keturunan terakhir."
"Jadi, kenapa Ibu kabur kalau begitu? Ayah yang bilang kalau Ibu telah pergi kan?"
Ayah menarik napas panjang dan menatapku lama sekali sebelum menjawab dengan pelan. "Kau harus tahu, ketika kau lahir telah terjadi perdebatan sengit tentang siapa yang akan mewarisi keluarga besar. Kakek dari Ibumu berkeras bahwa kau harus menjadi penerus Klan mereka. sementara keluargaku ingin kau mengambil alih kekuasaan keluarga kita. Karena tentu saja aku adalah ayahmu dan aku berhak atas dirimu. Tapi persiteruan semakin tak terkendali dan satu malam Ibumu menculikmu dariku. Aku sama sekali tak tahu kalau kedua saudaraku memasang pelacak pada dirimu dan mereka akhirnya mendapatkan kalian dengan waktu singkat tanpa memberitahuku. Menurut mereka Ibumu mengancam akan membunuhmu juga jadi, well, maafkan aku harus mengatakan ini padamu. Mereka membunuh ibumu demi menyelamatkanmu."
Ada jeda panjang yang membuat suaraku hilang di tengah keheningan. Hampir mustahil mengatakan bahwa ayah mengarang cerita sebab tak ada keraguan sedikitpun pada kedua matanya. Napasku memburu dan kedua mataku berair tanpa aba-aba.
"Ya ampun, hebat sekali. Ibuku ternyata mati dibunuh juga. Dan kalian semua sibuk menentukan masa depanku tanpa menanyai apakah aku menginginkannya atau tidak." kata-kataku lolos dengan getir, aku ingin sekali lari dari tempat ini sekarang juga.
"Maafkan aku, sweetheart. Tapi kami sama sekali tak punya pilihan lain. Sebenarnya kita juga tak memiliki pilihan apapun jika terlahir dalam keluarga The Adams."
Aku melonjak bangun dan berseru marah. "Well, kalau begitu kenapa kalian melahirkanku? aku tak ingin lahir di keluarga ini! Lucu sekali, bertindak seakan kalian ingin menyelamatkanku tetapi sebenarnya kalian hanya mementingkan diri sendiri, bukan?!"
Ayah bangun dan menarikku dalam pelukannya. "Maafkan aku, sayang. Aku tahu ini berat bagimu tapi kami tak bisa melupakan silsilah keluarga begitu saja. Aku sebenarnya ingin kau tumbuh menjadi gadis yang baik tetapi reputasi keluarga kita telah begitu melambung dan kau harus dibekali seluruh ilmu atau banyak yang akan mengincarmu.."
Persetan dengan semuanya, Kenapa aku harus lahir di keluarga ini?
Malam itu aku menangis sekeras yang aku bisa, meluapkan amarahku dengan meledakkan separuh ruang bawah tanah dan menbhancurkan ruang latihan tinjuku. Namun ayah tak mengucapkan sepatah kata pun. Ayah hanya melihatku dengan pandangan sedih dan membiarkanku menghancurkan lebih banyak porselen di rumah.
Dua hari setelahnya, ketika amarahku memudar dan aku mulai bisa menerima kenyataan yang menimpaku, aku berjalan ke ruang kerja ayah dan duduk dalam diam.
Aku telah siap. Ayah paham akan hal itu. Tetapi ayah membiarkanku untuk mengatakannya sendiri.
"Aku akan bergabung." Kataku tak gentar. "Tapi, aku punya syarat-syarat."
Ayah menaikkan kedua alisnya tinggi. "Mari kita dengar syaratmu," katanya bersabar.
"Aku tak ingin menjadi penerus The Adams. Aku hanya akan bekerja untuk keluarga ini untuk beberapa tahun, menikah dengan seseorang yang ayah tunjuk lalu melahirkan seorang anak. Aku akan menyerahkannya pada ayah untuk menjadikannya penerus keluarga The Adams tetapi setelahnya aku akan hidup bebas. Aku akan menentukan masa depanku sendiri. Tugasku untuk melahirkan penerus telah selesai dan aku berhak atas hidupku."
Butuh waktu lebih dari tiga menit untuk menanggapi syaratku. "Apa yang kau maksud ketika mengatakan kau akan hidup bebas?"
"Aku akan berhenti menjadi pembunuh bayaran." kataku lantang,
Ayah menatapku lama. Ia seakan prihatin dengan jalan pikiranku. "Al, aku tak ingin mematahkan argumenmu tetapi tidak mudah untuk berhenti setelah kau terbiasa menarik pelatuk senjatamu. Itu sama sekali mustahil dan harus kuberi tahu bahwa akan ada begitu banyak orang yang memburumu jika mereka tahu kau telah keluar dari pengawasanku."
"Ayah tak perlu merisaukannya. Itu adalah ideku dan aku bertaruh untuk itu."
Ayah tahu bahwa ia tak bisa membantahku dan tampaknya ayah juga tak ingin bertengkar lagi denganku.
"Baik, kalau begitu kontrakmu adalah dua puluh tahun. Tidak, jangan menyelaku dulu. Dengar. Kau masih 15 tahun, Alyssa. Pendidikan yang selama ini kau pelajari masih jauh dari cukup dan akan memakan waktu sekitar 5 sampai 10 tahun bagimu untuk bisa menjadi yang terbaik. Ketika kau berusia 25 tahun, aku akan menikahkanmu. Dan setelah kau melahirkan anak, kau harus berada setidaknya delapan sampai sepuluh tahun untuk membesarkan dan melindunginya sebelum pergi dari keluarga The Adams."
Dua puluh tahun kontrak.. Itu tidak sebentar.. Aku harus menghabiskan masa mudaku membawa senapan dan menembaki orang-orang?
"Tapi..." Aku baru akan memprotes ketika ayah menggeleng dan menyelaku.
"Tidak ada kompromi. Dua puluh tahun mengabdi lalu kau bebas. Itu sangat ringan mengingat tak ada satupun anggota The Adams yang pernah diijinkan untuk keluar dari sumpah setia."
Aku menarik napas dan menghitung semuanya dalam kepalaku. Baru pada usia 35 tahun aku akan bebas.. apakah sempat bagiku untuk membuat keluargaku sendiri? Kehamilan di atas 35 tahun memang akan sangat beresiko tetapi bukan ,mustahil untuk dilakukan.
Karena tak ada satupun yang akan mendukungku saat ini, aku hanya bergantung pada keberuntunganku selama 20 tahun ke depan ketika ayah menyodorkan selembar kertas yang telah ia tulis dengan tinta hitam.
"Berikan cap darah, Al. Sumpahmu akan mengalir dalam darahmu dan berkhianat akan membuat kertas ini basah akan darahmu. Kau harus bijak."
Aku memberikan darahku dan menekan kertas itu dengan jempol kananku, mencetak garis-garis sidik jari dengan merahnya darahku sendiri. Segera setelah kami mengikat janji, Ayah langsung menghubungi seseorang lewat ponselnya dan berkata dengan keras dan jelas.
"Siapkan inagurasi untuk Alyssa malam ini."
Dan malam itu aku mendapatkan tato di bawah telinga kiriku.
***
Selamat membaca..
Jangan lupa review dan power stone nya ya~
terima kasih ?