Chereads / Decode : Breaker / Chapter 10 - Bagian 10 - Boss Monster

Chapter 10 - Bagian 10 - Boss Monster

"Haaaaa...!!"

Berada di garis depan, Kumeha mengusap keringat di kepalanya setelah dia berhasil menumpaskan sekelompok Dolly hanya dengan menggunakan gauntletnya.

"Dia hebat."

Memandangi punggung gadis maniak game tersebut, jujur Yuka mengaguminya. Meski Kumeha terlihat cukup tomboy dia masih memiliki keanggunannya sendiri yang dapat terlihat dari setiap gerakannya.

"Dia melakukannya lagi."

Menyuarakan keluhannya, Rem tak tau apakah dia harus kesal atau senang dengan tindakan gadis itu. Kumeha justru bertarung seorang diri tanpa memikirkan mereka yang tertinggal di belakangnya.

"Dolly adalah monster boneka kayu tanpa jiwa yang akan menyerang musuh dengan mobilitas cukup tinggi dan akhirnya aku mengerti mengapa Sanada-san dipanggil dengan 'Mai Hime'."

Setelah menganalisanya Kurea menyuarakan kekagumannya. Awalnya Kurea berpikir alasan Kirishima Kazuha selalu dipanggil dengan 'Tsurugi no Miko' dan Sanada Kumeha dengan 'Mai Hime' adalah karena penampilan mereka, namun rupanya teknik bertarung mereka juga mencerminkan julukan yang sangat cocok dengan mereka.

Dolly sendiri adalah monster level rendah, namun pergerakannya yang lincah sangat merepotkan. Akan tetapi, dengan akselerasi Kumeha yang tidak normal dia dengan mudah mengalahkan mereka seorang diri.

Karena semua orang terlihat penasaran, Kazuha mengungkapkan rahasia kekuatan gadis itu.

"Asal kalian tau. Kume-chan pernah mengikuti klub pemandu sorak di sekolahnya sebelumnya. Dan juga, di sekolahnya saat ini dia adalah pemilik nilai terbaik di setiap bidang atletik."

"Serius?"

"Tidak hanya itu. Kume-chan juga menguasai karate dan aikido meski tidak terlalu baik."

Begitu Kazuha selesai menceritakannya Kumeha juga telah selesai berhadapan dengan dua Dire Wolf yang merupakan monster serigala level tinggi. Rata-rata monster yang dihadapinya adalah tipe agility.

"Aku khawatir dia masih menyembunyikan sesuatu."

"Sepertinya kau benar Aniki."

Meski terlihat seperti itu, alasan gadis itu bertarung seorang diri adalah karena dia tak bisa membiarkan monster dengan keahlian khusus atau level yang tinggi berhadapan dengan player berlevel rendah seperti Yuka ataupun Io.

"Aku merasa tidak enak dengannya."

Biasanya disaat kelompok mereka berisikan para gadis dan lelaki, seharusnya para lelaki lah yang paling bekerja keras. Namun, karena situasi mereka saat ini, Yuka hanya sanggup menyerahkan garis depan pada Kumeha dan Kazuha karena level mereka paling tinggi diantara mereka.

Namun, meski mereka tengah melakukan leveling, Yuka memikirkan sesuatu dari perkataan Kazuha sebelumnya.

'Sekolah sebelumnya...'

Kata itu yang terpikirkan olehnya yang membuatnya sering kali terdiam. Io menghampirinya dan bertanya padanya.

"Kau memikirkan sesuatu, Yukihara-san?"

"Ah, maaf..."

Yuka menjawabnya dengan suara rendah. Tak jauh darinya, Rem menimpali.

"Apa kau masih memikirkan masalah party-nya?"

"Itu salah satunya."

Balasnya seketika. Sontak hal itu membuat Rem tertawa.

"Hahaha... itu memang seperti dirimu. Aku akan memberitahumu untuk tidak terlalu terpaku dengan sistem atau fitur yang ada. Sebagai pimpinan party kau cukup memberikan tugas pada anggota seperti biasa."

Terlepas dari fitur yang diberikan, sistem seperti itu dibuat bagi para pemula untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka. Tidak mengherankan banyak pemula justru terbawa dengan suasana itu dan menjadi kebingungan.

Berbeda dengan para veteran. Mereka menjadikan party hanyalah sebuah sistem yang tidak ada yang mempermudah mereka dalam bermain secara kelompok.

"Sungguh? Astaga, aku sama sekali tidak dapat memikirkan alasan semua fitur ini dibuat."

"Yah, kau bisa menganggapnya sebagai manual. Jika kau masih kebingungan kau bisa bertanya padaku atau Kurea."

"Terima kasih Rem."

Kini Yuka merasa cukup mengenal baik pemuda berbadan lebih tinggi darinya tersebut. Rem rupanya cukup bersahabat berketerbalikkan dengan penampilannya yang sering kali membuat orang salah paham.

"Yosh! Setelah ini pasti boss monster!"

Kumeha menyuarakan pendapatnya dengan penuh semangat dan ambisius. Memang benar dia telah menghadapi banyak monster berlevel tinggi yang menghalangi jalan mereka, tapi berpikir akan kemunculan boss monster itu cukup berlebihan.

"Kalau tidak salah boss monster hanya akan muncul saat kita menghadapi Raid atau ada event saja. Monster yang ada di sekitar biasanya hanya monster biasa."

"Kau salah Amagaki-senpai! Justru akan lebih menyenangkan kalau boss monster muncul disaat-saat yang tidak terduga. Dengan begitu kita pasti bisa mendapatkan item langka!"

"Apa yang kau maksudkan adalah 'Kusari chi Bando' milik Kirishima-san? Senjata itu kategori Special kan?"

Kurea menunjuk pada pita yang mengikat rambut gadis itu. Meski hanya proyeksi avatar, namun rambut gadis itu benar-benar terangkat oleh pita yang tercipta dari data.

Siapa pun pasti awalnya akan mengira pita rambutnya hanyalah sebuah aksesoris semata, namun sebenarnya pita itu adalah senjata yang entah bagaimana dikategorikan sebagai class pedang. Pita itu dapat terbang dan menyerang seseorang hanya dengan pikirannya.

Mendengar pernyataan Kurea, Kumeha menggeleng dengan masih memperlihatkan senyum bangganya.

"Kau salah lagi, Senpai. Kusari chi Bando adalah kategori 'Unique'. Kazu-chi adalah satu-satunya pemiliknya di dunia ini!"

"Eh, serius?"

Senjata Unique, memang kebanyakan game menerapkan senjata umum yang dapat digunakan oleh semua player yang biasanya hanya dibedakan oleh level. Namun, sepertinya kasus Kazuha berbeda. Gadis itu memiliki senjata yang merupakan hadiah event langka yang telah menjadi kepemilikiannya seorang.

"Pita milik Kazu-chi sangat unik. Kemampuan utamanya dapat meniru semua jenis senjata bahkan termasuk statusnya, namun itu tak dapat meniru skill apa pun. Selain itu, pita itu juga dapat digunakan untuk bertahan."

"Bukankah itu terlalu curang?"

Kini Yuka yang mendengar penjelasan Kumeha terkejut. Bagaimanapun senjata yang dapat berubah bentuk lalu dapat digunakan untuk menyerang dan bertahan sekaligus adalah kecurangan yang keterlaluan.

"Tapi Senpai, sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi kemampuan khusus Kusari chi Bando."

Kini menggantikan Kumeha, Kazuha menjelaskannya pada Yuka yang ada cukup dekat dengannya.

"Meskipun terlihat cukup kuat, namun kekurangan utama senjata ini adalah penggunaan SP yang sangat berlebihan dan aku tidak dapat meniru dua benda dalam waktu yang singkat."

Setelah mengetahuinya Rem dan Kurea menimpali pernyataan gadis itu seperti mereka sendiri cukup memahami perasaannya.

"Hm. Itu wajar. Tidak ada yang sempurna di dunia ini bahkan di dalam game sekalipun."

"Itu benar."

Jika mereka memperhatikannya, setelah Kazuha menggunakan kemampuan khusus senjatanya dia akan berada dalam mode defensif supaya dirinya dapat segera memulihkan SP miliknya.

"Jadi itu alasanmu menggunakan perlengkapan 'Gadis Kuil'?"

Rem mempertanyakan hal tersebut karena dia sudah berulang kali menemukan player dengan kekurangan serupa cenderung mengenakan perlengkapan yang sama.

Perlengkapan 'Gadis Kuil' akan mempercepat pemulihan HP dan SP penggunanya sebanyak 1%-5% per detik kecepatan pemulihan normal.

"Yah, kalau itu..."

Dari pertanyaan Rem, entah mengapa Kazuha justru menjadi gelisah. Dia memainkan kedua tangannya seperti tengah memikirkan sesuatu.

Seperti menjawab kebingungannya, Kumeha kemudian berujar.

"Lho, Kazu-chi. Pakaianmu itu bukannya pakaian kuil yang setiap hari kau kenakan?"

"Ah..."

Mendapat pertanyaan yang tidak terduga, Kazuha hanya terdiam tidak membalasnya. Tingkahnya itu justru tampak seperti dia tidak ingin menyangkalnya.

Pandangan semua orang justru beralih padanya. Kazuha hanya dapat mengalihkan wajahnya dengan malu. Tanpa sadar dia justru menjadi lengah dan membuat para lelaki mulai semakin menatapnya tajam.

Merasa tak ingin memberikan mereka jawaban, Io memberanikan diri mendekatinya dan menyentuh ujung pakaiannya. Seketika dia terkejut.

"Eh, benar. Jadi ini pakaian yang sama dengan yang kau pakai waktu itu."

"Itu... Ya."

Meski sudah memberikan jawaban, namun padangan Yuka, Kurea, dan Rem belum berpaling yang membuat Io merasa kesal. Dia dengan cepat menghalangi pandangan mereka.

"Kalian ini..."

Tak dapat mengelak darinya, ketiga lelaki itu menjadi salah tingkah. Bagaimana juga tidak aneh jika mereka tertarik dengan 'hal' yang tidak normal tersebut.

"Onii-sama!"

Alice yang sebelumnya terdiam tiba-tiba berseru. Bola mata optik miliknya terus tertuju pada satu arah di hadapan mereka seperti tengah memastikan sesuatu.

Sebelum Yuka dapat bertanya padanya, suara aneh terdengar dari jarak yang cukup jauh. Suara itu semakin lama terdengar semakin kencang yang menandakan bahwa sosok itu sudah cukup dekat dengan mereka.

Mata mereka berkeliling hingga sesosok monster dengan kecepatan yang mengerikan muncul di hadapan mereka. Sosok monster yang begitu besar dengan wujud tulang belulangnya itu mengeliat di sekeliling mereka.

"Ular tengkorak... bukan kah itu Acradia dari event tahun baru waktu itu?!"

Acradia, raksasa ular tengkorak. Dia adalah boss monster yang muncul saat perayaan tahun baru setahun lalu yang memiliki resistansi serangan sihir yang tinggi kecuali sihir elemen cahaya karena Acradia sendiri merupakan monster kategori Undead.

Kini monster besar itu menghalangi jalan mereka dan memperlihatkan aura permusuhan yang begitu sengit.

"Boss... monster!"