Beberapa saat kemudian, brankas itu pun terbuka dan mereka mengambil cincin itu lalu segera pergi meninggalkan tempat ketiga itu untuk segera pergi ke kuil kuno.
Ketika mereka semua sudah sampai di kuil itu, mereka melihat tepat di depan kuil itu ada seorang lelaki seumuran mereka yang sedang mencari sesuatu.
Rian pun menghampiri lelaki itu "hey, ada yang bisa kami bantu?".
lelaki itupun berkata "tidak, aku hanya mencari cincin di sekitar sini saja. Karena aku ingin memasuki kuil itu."
"Um.... Kami juga ingin memasuki kuil ini. Bagaimana kalau kamu ikut dengan kami?" Kata Rian.
"HEY!! Kamu tidak bisa mengajak orang sembarangan." Kata Gerry dengan sedikit membentak.
"Sudahlah, aku tidak ingin berdebat dengan mu. Biarkanlah dia ikut bersama kita." Kata Rian.
"Baiklah, tapi jika kita ada masalah karena dia, aku tidak segan - segan untuk menghabisinya." Kata Gerry sambil memegang sebilah pisau.
Rian pun kembali berbicara kepada lelaki itu "Oh iya, ngomong - ngomong nama kamu siapa?".
"Na-namaku....Ta-Taki"
"Ohh Taki, salam kenal nama saya Rian, ini Gerry , Daniel , Emmy , Nanda , dan Amelia." Kata Rian sambil menunjuk teman - temannya
"Yasudah, ayo kita segera memasuki kuil itu." Kata Gerry.
"Ayo" Kata Emmy.
Mereka pun menuju ke depan pintu kuil itu dan menaruh keempat cincin itu di lubang yang di sediakan di sebelah kanan pintu itu.
Ketika pintu sudah terbuka, mereka langsung menyalakan senter yang mereka bawa dan memasuki kuil itu dengan hati-hati.
Di tempat itu sangat gelap sedangkan hanya Rian dan Gerry yang membawa senter, jadi penglihatan mereka sungguh terbatas.
"Hhh... Rian! coba kau arah kan sentermu ke sana, sepertinya ada obor di sana." Kata Emmy sambil menunjuk ke arah peti yang berisi obor itu.
Rian langsung mengarahkan senter ke arah obor itu. lalu mereka perlahan-lahan maju untuk mengambil obor itu.
Merekapun mengambil obor itu dan mencoba menyalakan obor itu dengan membakarnya dengan korek api yang dibawa Daniel.
Ketika obor sudah terbakar mereka membawa obor itu dan mematikan senter yang mereka bawa agar baterai di dalam senter itu tidak habis, karena mereka tidak tahu berapa lama mereka akan berada di kuil itu.
Mereka pun terus memasuki ruangan - ruangan tua yang kosong. Setelah beberapa saat mereka melihat ada sesosok monster yang besar dan membawa sebuah pedang yang besar.
Monster itu berlari kearah mereka dan tiba - tiba monster itu mengetukan pedang yang ia bawa ke atas sehingga membuat langit - langit ruangan itu runtuh dan menutupi jalan keluar mereka.
Mereka pun melempar obor yang mereka bawa dan mengambil sebilah pisau yang mereka bawa.
Rian pun langsung berlari menuju monster itu dan mencoba menusuk monster itu.
Monster itu mencoba menyerang Rian dengan kapak yang ia bawa tetapi tidak berhasil. Rian pun tetap melawan monster itu dan tidak memikirkan konsekuensi yang ia hadapi.
Daniel dan Gerry pun berlari untuk membantu Rian melawan monster itu. Dengan membawa sebilah pisau dan sebuah cincin mereka menyerang monster itu.
Monster itu langsung melempar kapak yang ia bawa ke arah Rian, tetapi kapak itu tidak mengenai Rian dan mengenai Amelia.
Emmy dan Nanda berlari menuju Amelia dan mencoba menyelamatkan nyawa Amelia tetapi mereka tidak membawa obat-obatan apapun yang dapat menyelamatkan nyawa Amelia.
"Amelia!!!!! kau tidak apa-apa?" Kata Emmy.
"Aaaaargg, kau lawan saja monster itu Dan aku hanya ingin menyampaikan satu kata terakhir sampaikan pesanku ini ke Rian. A...aku...aku menyukainya." Kata Amelia sambil menahan sakit.
"Hey beraninya kamu membunuh saudaraku!" Kata Daniel sambil menahan tangis.
Lalu tiba-tiba cincin yang ia pakai di tangannya mengeluarkan cahaya. Kemudian Daniel berteriak keras dan tiba - tiba matanya berubah menjadi Merah seperti warna cincin yang ia pakai.
Lalu ia mengeluarkan semburan api dari tangan nya dan membakar monster itu dan membuat monster itu menjadi debu.
Lalu Rian dan Gerry pun menghampiri Daniel dan mencoba menenangkan Daniel. Setelah itu mereka mengambil satu cincin yang dipakai monster itu lalu melanjutkan perjalanan mencari cincin terakhir.
Setelah mencari beberapa saat merekapun memasuki suatu ruangan yang cukup besar dan luas. Cincin terakhir itu terletak di tengah-tengah ruangan itu.
Tiba - Tiba Taki langsung berlari menuju cincin itu dan mengambil cincin itu.
"Kalian semua sungguh bodoh." Kata Taki sambil memakai cincin terakhir itu.
Rian pun langsung berlari menuju Taki untuk merebut kembali cincin itu.
Tapi tiba - tiba Daniel melemparkan sebuah bola api ke arah Rian dan membuat Rian terjatuh.
Daniel pun langsung menuju Taki dan berkata
"Berikan cincin itu."
"Baiklah bos." kata Taki sambil memberikan cincin itu kepada Daniel.
"Tunggu sebentar, ada apa ini? apa....apa yang terjadi padamu Daniel? kenapa kamu mengkhianati kami?" Kata Gerry.
"Kau tidak tau apa - apa Rian!!!" Kata Daniel sambil berlari menuju Rian untuk menangkap Rian dan teman - temannya.
Rian dan teman-temannya hanya diam.
1jam kemudian.....
Rian dan teman-temannya terbangun di dalam sebuah penjara.
"Argh...a...ada di mana kita?"
"A....aku tidak tahu"
"Kalian sangat lemah!" Kata seseorang yang sedang memakai ketujuh cincin yang telah direbut.
"Si.....Siapa kamu!?" Kata Rian sambil mencoba untuk berdiri.
"Apakah itu hal yang penting?"
"La...lalu apa yang kau inginkan!?" Kata Gerry.
"Aku bukan orang suka menyiksa orang lain, aku hanya ingin permata di ketujuh cincin ini. Setelah ini aku akan melepaskan kalian."
"Mengapa kau menginginkan cincin - cincin itu!?" Kata Gerry.
"Apa gunanya aku memberitahukan hal ini kepadamu? Lebih baik kalian segera pergi dari sini."
Rian, Gerry, Emmy, dan Nanda pun meninggalkan tempat itu.
Setelah keluar dari tempat itu, mereka merasa tempat itu sangat asing untuk mereka.
Karena sudah malam dan makanan yang mereka bawa sudah hampir habis, merekapun mencari pedesaan untuk menginap di salah satu rumah warga.
Hari semakin larut mereka belum menemukan pedesaan yang mereka cari.
Lalu di tengah jalan mereka bertemu dengan pria tua.
"Ssstt.....sepertinya aku pernah bertemu dengan pria ini tapi aku tidak ingat." Kata Rian sambil berbisik.
"Malam pak, bapak tahu pedesaan dekat sini?" Kata Emmy dengan suara halus.
"Ya, saya tahu pedesaan di dekat sini."
"Dimana, Pak?" Kata Emmy.
"Mari saya antarkan."
"Sst.... Ku rasa kita jangan mengikuti bapak ini. Aku tidak terlalu percaya dengan bapak ini." Kata Gerry sambil berbisik.
"Jangan takut, saya bukan orang jahat. Saya hanya ingin membantu kalian."
"Sudah kita ikutin saja bapak ini." Kata Rian
Setelah beberapa saat mereka mengikuti bapak itu, merekapun sampai di depan penginapan di desa itu
"Desa ...?" kata Gerry.
"ah sudahlah, lebih baik kita bermalam di sini dulu, aku sudah mengantuk," kata Emmy
"baiklah....."