Chereads / Ketika Cinta Menemukan Tuannya / Chapter 56 - Maafkan Aku

Chapter 56 - Maafkan Aku

Setelah membacanya Lion menatap wajah pucat Nana sambil mengerutkan kening.

"Kita tidak bisa putar balik, tenanglah kita di sana hanya sampai kamu sembuh"

Nana tampak kecewa mendengar perkataan Lion, tiba-tiba Nana teringat sewaktu Lion mencekiknya, tubuhnya langsung gemetar seketika itu dia menjauhkan diri dari Lion dengan ekspresi ketakutan. Melihat Nana menjauh hati Lion terasa remuk.

"Tolong maafkan aku !. Aku janji tidak akan melukaimu lagi, jadi tenang dan tidurlah karena perjalanan kita masih panjang !" ucap Lion sambil mengepalkan tinjunya.

Dia marah pada dirinya sendiri, rasanya dia ingin menampar wajahnya kalau perlu mencekik lehernya agar sama-sama merasakan sakit.

Setelah mengatakan itu Lion bersandar dan memejamkan matanya, begitupun juga Nana tapi dia tidak bisa tertidur karena fikiranya terus saja ke Jeha.

'Bagaimana keadaan Jeha?, seingatku dia beberapa kali kena pukul, ya Allah lindungi Jeha!'. Batin Nana.

»Jerman«

Bebarapa saat kemudian mereka berdua akhirnya sampai di Jerman. Lion memapah tubuh Nana yang lemah untuk masuk ke mobil setelah turun dari pesawat meskipun Nana masih takut dengan sentuhan tangan Lion.

Sesaat kemudian mobil Lion sampai di salah satu hotel berkelas di Berlin, Lion turun duluan setelah itu bergegas membantu Nana keluar dari mobil.

Saat akan memasuki hotel, Lion menggandeng tangan Nana karena keadaannya masih lemah, Nana tidak bisa menolak uluran tangn Lion. Ketika sudah berada di dalam hotel, pandangan Nana tertuju pada setiap sudut di hotel itu, dia benar-benar takjub melihat interior mewah hotel Adlon Kempinski.

Jelaslah Lion memilih hotel Adlon secara hotel ini terkenal mewah dan legendaris yang terletak di Mitte Berlin, di samping Gerbang Brandenburg. Fasilitasnya yang paling mutakhir meliputi restoran dengan 2 bintang Michelin dan area perbelanjaan.

Hotel Adlon Kempinski juga memiliki lokasi sentral, yang memungkinkan para tamu mengakses beberapa landmark utama kota Berlin secara langsung. Monumen Holocaust, Checkpoint Charlie, dan Pariser Platz, semuanya dapat dijangkau dalam 10 menit berjalan kaki.

Tiba-tiba kaki Nana lemes dan sedikit pusing dia hampir jatuh ke lantai tapi tangan besar Lion langsung menangkap tubuhnya."Kamu kenapa? "

Nana hanya mengedipkan matanya, "Aku akan menggendongmu" lanjut Lion.

Tanpa menunggu persetujuan Nana, Lion langsung membawa tubuh mungil Nana ke gendongannya, melihat Lion menggendong Nana seluruh orang yang melihat merasa iri dan mulai berbisik.

'Ya ampun Lion apa yang kamu lakukan?, aku malu '. Batin Nana seraya menutup wajahnya.

Lion memasuki lift dengan santai tanpa merasakan beban berat, dia terlihat tenang sambil menatap wajahnya Nana yang tampak malu, terlihat sedikit senyum di sudut bibir Lion, melihat senyum Lion mendadak amarah Nana mulai berkurang.

'Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi wahai calon istriku'. Batin Lion.

Sesaat kemudian Lion membawa Nana ke salah satu kamar paling mewah di hotel Adlon, dia merebahkan Nana di tempat tidur.

"Kamu istirahatlah dulu nanti sore baru kita ke rumah sakit, sekarang aku akan mandi dulu"

Mendengar perkataan Lion Nana melotot dan melihat langkah Lion yang berjalan menuju kamar mandi di kamar itu.

'Kenapa dia masuk kamar mandi di sini ? apa itu artinya dia juga akan tinggal di kamar ini?' Gumam Nana dengan khawatir.

Nana mulai gelisah, dia deg degan sekaligus ketakutan kalau Lion akan berbuat macam-macam padanya. Merasa kelelahan akibat tidak tidur semalaman Nana mengabaikan sejenak tentang dia dan Lion satu kamar, tidak lama kemudian Nana memejamkan mata dan tertidur.

Tidak terasa waktu sudah sore, Nana membuka matanya dan merasa lapar, dia melirik ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan Lion.

"Di mana Lion? aku lapar'. Batin Nana.

Karena tidak melihat Lion. Nana akhirnya turun dari tempat tidur untuk menghirup udara sore yang segar lewat balkon.

"Kamu sudah bangun?" tiba-tiba Lion mendekapnya dari belakang dan berbisik di telinga Nana.

Nana kaget dan merasakan kehangatan tangan Lion yang memeluknya dari belakang, namun sebelum dia larut lebih jauh lagi dia segera melepas tangan besar Lion dan berusaha untuk mengeluarkan suaranya.

"Aku lapar" ucap Nana.

Lion sedikit kaget ketika Nana melepas pelukannya, tapi dia kembali tersenyum saat Nana mengatakan dia lapar, segera dia menarik tangan Nana dan membawanya duduk di sofa.

"Aku sudah membawakanmu makanan, sekarang aku akan menyuapimu"

"Aku bisa sendiri" kata Nana dengan pelan. Lion tetap keras kepala.

"Diamlah dan ijinkan aku melayanimu selama di sini"

Nana benar-benar tidak bisa menentang Lion, dia dengan patuh memakan suapan demi suapan yang di berikan Lion.

"Apa kamu sudah makan?" tanya Nana setelah dia selesai mengunyah makanannya.

Lion merasa senang karena menurutnya Nana sudah mulai memperhatikannya. "Sudah tadi"

"Apa kamu menyewa satu kamar? " tanya Nana.

"Iya, aku melakukanya karena aku ingin menjagamu, dan tenang saja aku akan tidur di sofa " jawab Lion.

"Tapi kita bukan suami istri dan agamaku melarang hal seperti ini, aku takut setan akan menggoda kita" Nana menunduk setelah mengatakannya.

Lion juga mulai kehilangan kata-kata, dia terdiam sejenak setelah itu dia berkata lagi.

"Aku janji tidak akan melakukan apapun padamu sampai kita menjadi suami istri dan juga tolong maafkan kesalahanku yang kemarin, aku benar-benar menyesal! "

Nana terkejut. "Aku bukan pendendam, akan tetapi aku butuh waktu untuk memaafkanmu, dan apa maksudmu dengan menyembut kalau kita sudah jadi suami istri?"

Lion merasa senang mendengar perkataan Nana, walaupun butuh waktu tapi setidaknya Nana berencana memaafkannya.