Sungguh Putri merasa tidurnya tidak nyenyak, memikirkan kehadiran suaminya tapi rasanya sangat aneh, karena ia tidak bisa merasa bahagia. Membayangkan tatapan Irfan yang tidak mengenali wajahnya, dan menganggapnya sebagai seorang asing.
Pagi sekali Putri sudah terbangun, tampak rapi dengan balutan pakaian kerjanya. Ia tidak melihat Irfan berada diruang baca, apakah suaminya sudah bangun. Baru saja Putri menuruni anak tangga, dan memang kamar tamu tidak jauh dari anak tangga terkahir, ia melihat sosok Irfan yang baru saja keluar dari kamar Ratih.
Tidak lama Ratih pun ikut keluar, mereka berdua tampak tertawa ringan dengan tangan Ratih yang terkait pada salah satu tangan Irfan.
Ketika mereka berdua sadar dengan kehadiran Putri, barulah Ratih melepaskannya tangannya dan tampak kikuk dan bingung. "Pagi Putri." Seru Ratih dengan senyum kecil.