"Pak Irfan, maaf ada seseorang yang ingin menemui anda." Suara intercom berbunyi, dan Irfan mendengar jelas perkataan sekertarisnya. "Bukankah, aku sudah bilang Tina! Aku tidak mau diganggu." Jawab Irfan tegas.
"Maaf pak, saya sudah mengatakannya. Tapi beliau bilang ini penting, dan beliau bilang kalau dia adalah adik bapak." Tina kembali menjelaskan. Irfan yang sedang menandatangani beberapa surat penting, langsung mendongakkan wajahnya dan menghela nafasnya dengan kesal, "OK. Suruh dia masuk!"
Steve melenggang dengan santai diruang kerja Irfan, menatap dengan takjub ruang kerja yang luas. "Wahh tempat kerjamu nyaman juga ya. Bahkan aku yang seorang artis saja, belum tentu bisa mendapatkan tempat seperti ini." Sindir Steve yang sudah duduk di bangku khusus tamu, ia pun meletakkan kedua kakinya di atas meja tanpa merasa bersalah.