Pada saat makan malam Putri hanya ditemani oleh Wira. Raja dan Rafa seperti biasa masih sibuk dengan acara kampus. Surya yang baru saja menikah, tentunya sudah tidak tinggal satu rumah dengan mereka (Sebenarnya dikarenakan konflik antara Papa dan Surya). Sedangkan Roy semenjak bekerja, lebih memilih tinggal di apartemen untuk hidup mandiri. Saat ini orangtua mereka masih dalam perjalanan ke luar negeri, untuk urusan pekerjaan.
"Ka Wira." Panggil Putri.
"Ka Rian belum pulang ya?" Tanya Putri datar, sambil memasukkan beberapa sayuran ke dalam mulutnya. "Masih sibuk sama urusan OSIS." Jawab Wira dengan senyum manisnya.
Putri saat itu sangat dekat dengan kakaknya Wira, bahkan kakaknya selalu memanjakan adiknya. Wira sangat sering mendengarkan curahan isi hati adik perempuannya, sesekali Putri bercerita mengenai Mega, yang menurutnya selalu mencoba mengalahkannya dalam semua mata pelajaran. Tapi tidak semua bagian akan ia ceritakan.
"Kenapa Put, kan ada gue." Ucap Wira melihat ekspresi Putri yang mulai bosan. "Gak apa-apa sih, cuman sepi aja rumah yaa." Ucap Putri sambil memainkan sendok nasinya.
"Neng Putri sudah kenyang ya?" Tanya Bi Lastri yang baru saja tiba, sambil meletakkan beberapa gelas di meja makan. "Eh enggak kok bi, malah mau nambah lagi." Jawab Putri tersenyum.
Wira terlihat sibuk dengan memainkan ponselnya, dan sesekali melihat ekspresi Putri yang bermalas-malasan di meja makan dan sibuk memainkan makanan dipiringnya.
"Udah kerjain tugas rumah?" Tanya Wira, "Udahh.. "Jawab Putri Singkat. Kali ini gantian Putri yang melihat ekspresi kakaknya yang tersenyum aneh sambil menatap layar ponsel.
"Ada apa sih?" Gumam Putri dalam hatinya. Wira pun mendadak berdiri, "Duh baru ingat kan, tadi! Sebentar Put, ada yang mau gue ambil di kamar. Ada sesuatu buat lo." Ucap Wira dan kemudian bangkit dari kursinya untuk meninggalkan Putri.
Putri pun hanya menatap aneh wajah kakaknya. Dan kembali menatap piringnya yang masih penuh. Setelah Wira pergi dari meja makan, tidak lama ponsel Wira kembali berbunyi pelan. Membuat pikiran dan perhatian Putri teralihkan.
"Kayanya ada pesan masuk." Ucap Putri pelan sambil menatap sekeliling, dan tidak melihat siapapun termasuk Wira.
Dengan hati-hati, Putri mengambil ponsel milik Wira, dan melihat pemberitahuan yang muncul pada layar ponsel. Dan walaupun dalam kondisi terkunci, Putri masih bisa melihat isi pesan yang baru saja masuk.
Betapa kagetnya Putri melihat pemberitahuan pesan yang muncul. Dan Putri berharap kalau yang dia lihat adalah salah, berusaha untuk tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.
Mega Kelas 11 :
Aku gak apa2 kok, cuman lagi gak enak badan aja mangkanya tadi gak masuk. Makasih ya kamu udah perhatian banget :)
Putri segera menghabiskan makan malamnya dengan cepat, dan sebelum dia berlalu dari ruang makan. Putri sudah mengambil gambar pemberitahuan, pada layar ponsel Wira. Dan sudah tersimpan aman dalam galeri ponselnya. Wira sendiri tidak tampak curiga dan tidak mengetahui, bahwa adiknya sudah memeriksa ponsel miliknya.
Setelah menerima buku yang dibelikan oleh Wira, dan menghabiskan makan malam. Putri langsung bergegas masuk kedalam kamarnya dan mulai mengirimkan pesan kepada temannya.
Putri menjatuhkan tubuhnya keatas kasurnya yang empuk, dengan memiringkan tubuhnya, Putri dengan bergegas mengirim foto yang sudah dia ambil diam-diam barusan.
Power of Girl - Group Chat
*Ria : typing... Waittt, apa tuhhhh??? Serius *Putri : menurut loo??
*Ria : Ini maksudnya Mega teman sekelas kita itu kan?
*Putri : Ya iyalahh, sumpah makin BT... keselllll!
*Ria : Masa sih, Mega dan Kak Wira :( ??
*Putri : Maksud lo Ri?? Pacaran??
*Nada : typing... Ada apa sih?? Gak paham... waitt gambarnya masih loading di gue.
*Ria : Nadaaaa...
*Nada : Apaan sihh berisikk Ria?? Eh itu chatnya Mega sama Kak Wira? Serius lo Put?!
(Ria bergumam, "kan ini chat.. emang ada suaranya ya?")
*Putri : Iyes, tadi gue ambil pas makan malam sama kak Wira, Udah curiga sedari tadi makan senyum-senyum sendiri liat hp.
*Ria : Jadi ka Wira,, udah jadian yahh sama Mega?? Hmmm,, kenapa gak sama gue ajjaaa ;(
*Nada : Eh seriusan?? Jadian. Kok gak pernah liat bareng di sekolah?
*Putri : Arrgghhhh, nyebelin banget!! Rasanya mau ninju samsak ajja.... Berani-beraninya dia deket2 sama Kak Wira..
*Ria : Ihh, Putri seremm banget dehh. Udah yang ikhlas, yang akur... kan udah jadi kakak ipar. Wkwkwkwkwk
*Putri : Ri, belum pernah jadi samsak yaa
*Ria : Ampunnn... kan cuman kasi saran aja. Lagian apa sih samsak? Serius tanya
(Tidak ada yang menjawab pertanyaan soal samsak, Ria langsung mencari di internet soal samsak. "Ohh yang ini" Gumam Ria)
*Nada : Yahh mau diapain lagi kan, namanya juga cinta yaa. Wkwkwk Cuman agak tragis ya.. jadi pacar kakaknya. Hehehe
*Ria : Udah Put,sekarang waktunya buat lo tobat, jangan suka ganggu pacar kakak sendiri.
*Nada : Udah gak seru lagi dong ya, hehehe.
(Tiba-tiba Putri memikirkan sebuah ide untuk melampiaskan kekesalannya)
*Putri : Hmmm, mau yang seru nihh.
*Nada : ehh, kok mendadak serem yaa
*Ria : Fia mana ya??
*Nada : Put, lo gak lagi mikirin yang aneh-aneh lagi kan??
*Ria : apaan yang seru? Fia kemana sih??
*Putri : Besok Pagi ya, sebelum jam kelas, nanti gue jelasin.. jangan tanya2 lagi! Besokk yaa
*Fia : Typing....Typing.....
(Dia terlihat akan mengetikkan sesuatu, tapi tidak ada pesan yang ia kirimkan)
*Ria : Okeeyyyy Putri
*Nada : Okeeyyyy Putri
Putri pun meletakkan ponselnya diatas dahinya, masih dengan posisi merebahkan badannya. Dia masih berpikir keras untuk melakukan rencana yang akan membuat Mega menyesali, karena sudah berani mendekati Wira.
Putri menatap kembali ke layar ponselnya, sedikit bingung dengan Fia, yang tidak menuliskan apapun di group. "Anehhh, apa dia masih marah ya?" Pikir Putri.
Malam itu pun Putri tidak dapat tidur dengan nyenyak. Semua rencana-rencana jahat sedang dipikirkannya dengan sangat keras.
Walau kadang, terbesit di hatinya untuk tidak melakukan rencana-rencana tersebut. Tapi rasa amarah, benci, kesal, dendam semua bercampur menjadi satu.
Walaupun masih dalam keadaan mengantuk, Putri terbangun sangat pagi. Bahkan dia melewatkan sarapan pagi. Demi memulai rencana yang sudah dia pikirkan dari semalam.
Wira pun sempat dibuat bingung, karena Putri diantar supir tanpa ada Wira atau Rian yang ikut serta. Alhasil Wira dan Rian pergi menggunakan motor.
Sesampai di sekolah, Suasana masih sangat sepi. Putri langsung duduk di dalam kelas dan meletakkan tasnya di bangku, sedangkan dia duduk diatas meja sambil mengeluarkan hpnya dan mulai mengirimkan teks kepada teman-temannya di grup.
"Dimana yaa???" Ketik Putri dengan wajah masamnya.
"We are here ...." Sontak suara Nada dan Ria yang muncul dari balik pintu kelas. "Loh berdua aja? Fia mana?" Tanya Putri yang menyadari ketidakhadiran temannya.
"Entah, dari kemarin kan dia memang gak ada kabarnya?" Ucap Nada dengan nada datar. Nada pun meletakkan tasnya dan mulai berdiri di depan Putri. Sedangkan Fia masih sibuk merapikan rambutnya
"Kayanya Fia lagi marah ya sama kita. Apa karena kemarin ya put?" Ucap Ria, yang masih sibuk, kali ini dia merapikan riasan wajahnya dan mengeluarkan kaca kecil.
"Terserahlahh,," Putri pun berucap dengan kesal, dan memasukkan ponselnya kedalam saku bajunya. "Put, kali ini gak akan lebih parah kan?" Tanya Nada yang mulai khawatir dengan apa yang dipikirkan oleh Putri.
Putri pun hanya membalas dengan senyuman lebar.
Setelah bel masuk berbunyi, Putri, Nada dan Ria kembali ke tempat duduk masing-masing. Putri pun hanya menatap pada bangku disampingnya yang masih terlihat kosong, masih menunggu Fia yang mungkin akan datang.
Bagaikan ada petir di pagi hari yang cerah saat itu. Bagaimana tidak, Putri melihat Fia masuk berbarengan dengan Mega. Bahkan mereka terlihat sangat akrab. Nada dan Ria pun tidak kalah kagetnya dengan Putri.
Mereka bertiga saling bertatapan (Putri, Nada, Ria). Nada hanya mengangkat kedua tangannya dan juga bahunya, sedangkan Ria hanya menggeleng-geleng pelan sambil tersenyum aneh.
"Sial... apa Fia kasi tau rencana kita soal ini?". Ketik Putri melalui pesan singkat ke Nada. Sedangkan Fia yang duduk disebelah Putri, sama sekali tidak mempedulikan teman disampingnya.
"I don't know put." Balas Nada dipesan.
"Plan B, okkay." Ketik Putri singkat, dan mulai menghadap ke arah papan tulis, khawatir Bu Rani akan mengetahuinya.
Terlihat Nada membisikkan sesuatu ke Ria. Dan terlihat jelas wajah Ria terlihat sangat bingung.