Jane bisa bernapas lega ketika ia sudah tidak berada lagi di Kediaman Jack, meskipun dia harus berisikap kasar. Tapi hal itu lebih baik menurutnya, meninggalkan kesan tidak baik agar mereka berdua tidak perlu saling mengingat kembali.
Menjelang sore hari itu Jane memutuskan untuk mempercepat tugasnya, dan tidak perlu menunggu lama untuk menemui Tuan Denzel yang ada dikediamannya.
Galeri seni milik Tuan Denzel memang sangat besar, kesan mewah dan elegan segra saja terbersit pada pikiran Jane saat itu.
"Nona Jane… ah… senang sekali melihat kau datang kesini. Hampir saja aku akan pergi meninggalkan galeri lebih cepat, dan untung saja sekretarisku menyampaikan pesan darimu." Sapa Tuan Denzel dengan senyuman ramah.
Jane menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan, dan Denzel menerimanya dengan riang. Ia menjabat tangan Jane dengan kedua tangannya, yang terasa hangat pada permukaan kulit Jane. "Wah… kau kedinginan Nona Jane?" tanyanya bingung.
