Ratih duduk dengan kesal pada tepi tempat tidurnya, mengingat kembali kejadian kemarin yang ia alami. Membuatnya semakin dibuat kesal, karena semua perkataan pedas Rita masih terngiang-ngiang ditelinganya.
"Lihat saja nanti, aku tidak akan membiarkan Putri hidup bahagia. Tidak akan!" Ucap Ratih lantang, berjanji pada dirinya sendiri.
Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang membuatnya menatap kesal, pada daun pintu yang masih tertutup rapat. Ratih pun bergegas untuk membukakan pintu, lalu dia melihat pelayan wanita menunduk sopan.
"Pagi Bu... maaf ada tamu untuk ibu." Ucapnya sedikit gugup, karena ia tahu majikannya memiliki temperamen yang cukup bermasalah.
"Tamu, untuk saya? Siapa?" Tanya Ratih ketus, dan belum keluar dari wilayah kamarnya.
"Bapak-bapak, dan seorang anak kecil." Ucapnya menjelaskan. "Hhh... pasti dia, ya sudah sebentar lagi saya akan turun kebawah."