"Kan.., orang tuh pelihara anjing, kucing, kelinci. bego kok di pelihara?!"
Mata ku membulat sempurna pada pria yang baru saja menghabiskan segelas kopi buatan mang Ateng siang ini. Mudah memang memberi saran, tapi melakukannya tidak akan semudah itu fernando.
"Gue kan ketemu lo untuk minta saran, bukan buat di katain bego! " kata ku yang tidak terima dengan perkataannya.
"Bebel, nih dengerin ya. Pokoknya sampe lebaran monyet juga, gue gak ikhlas lo deket deket sama itu dosen. Harus banget gitu ambil kelas bahasa inggris terus diajarin dia"
Ku rundukan kepala ku lemas. June pasti kesal kalau tahu alasan ini bukan yang sebenarnya terjadi. Tapi June, ini adalah janji, dan janji itu sebuah hutang June.
"Ayo please ijinin aku dong sayang!" kali ini tangan ku meraih lengan pria itu, dan mulai berbicara dengan nada manja.
"Ih apaan sih, anoa buluk jangan sok sok imut deh. Gue gak mempan di gituin ya!"
"June mah, entar gue masakin rendang tiap hari deh. Atau gue kerjain tugas kuliah lo okay okay. Please"
Terdengar suara helaan nafasnya yang berat saat itu. Kemudian ia berdiri di depan ku dan tiba-tiba memeluk ku erat.
"Oke, gue ijinin tapi jangan pulang telat ya! "
bisiknya tepat di telinga kanan ku, yang ku balas dengan pelukan yang tak kalah erat darinya.
Arjune Mahesa Bagaskara. Cowok dengan tinggi 180 cm berkulit putih, dan berwajah cukup rupawan ini satu satunya orang yang paling perduli pada ku. Tinggal di rumah yang sama selama 4 tahun membuat kami sangat dekat satu sama lain. Iyah, aku tinggal di rumahnya. Tapi, bukan dalam konteks buruk kok, yah walau nyatanya banyak diantara teman-teman kuliah ku yang berpikiran begitu.
Nama ku Adriyati Belvia, di kampus lebih sering di sapa Belvia. Khusus June saja yang menyebut ku Bebel, panggilan kesayangan katanya.
"Yaudah gue balik ke kelas ya, take care ya sayang" Pamitnya pada ku setelah memberi uang sepuluh ribu kepada mang Ateng. Kakinya bergerak cepat menuju bangunan tinggi yang kurang lebih 25 meter dari tempat ku berdiri saat ini.
"Neng Belvi, kemarin teh di cariin sama Mas Arjune. Hujan hujanan dia Neng, muterin fakultas keperawatan. Memang neng teh pergi kemana? " Tanya mang ateng yang kini duduk di sebelah ku.
Warung kecil ini, biasa menjadi tempat ku dan June untuk bertemu selepas penat dengan kegiatan perkuliahan. Jika minuman favorit yang June tiap hari pesan disini adalah kopi. Maka berbeda dengan dia, aku lebih memilih teh tarik dan semangkuk mie rebus sebagai pesanan favorit di warung ini.
"Itu mang kemarin ada job nyanyi di Amavie, saya lupa bilang sama Arjune. hehehehe" jawab ku sekenanya.
"Eh gitu, kirain amang teh neng sama mas lagi berantem. Cemas banget dia neng. Amang teriakin aja gak denger itu!" jelas mang Ateng yang entah kenapa berhasil membuat air mata ku lolos begitu saja dari peraduan.
"Ih eneng kok nangis sih? amang salah ngomong ya? hampura (*maaf dalam bahasa sunda) atuh neng kalau amang salah bicara"
"Enggak kok mang, hehehe kelilipan kuah mie nih hehehe" kata ku yang berhasil membuat Mang Ateng lebih tenang.
"Eh hehe, neng sama mas June kan udah sama sama lama nih, neng naksir gak sama mas June?"
Ohok! ohok! ohok..!
Tenggorokan ku hampir saja tersedak mie saat mendengar pertanyaan mang ateng selanjutnya. Haduh mang Ateng tumben banget nanya beginian.
"Apaan si mang cuma temenan kok, cius aku loh mang"
"Hihihi tahu gak neng tukang batagor yang suka ngetem di warung amang. Dia pikir eneng pacarnya mas June, katanya kalo bukan mah pengen minta nomer WA katanya hahahaha"