Chereads / Padepokan Birahi / Chapter 3 - 3 Hadiah naik tingkat

Chapter 3 - 3 Hadiah naik tingkat

.Hari kedua sampai Hari ketujuh segalanya berjalan lancar.

Tak ada rintangan yang berarti.

Semua Bocah nakal yang kuajak bersenggama,secara perlahan mulai menunjukkan perilaku yang baik,prestasi belajar mereka pun mulai meningkat.

Seperti Anggo misalmya,aku sengaja mengamati perilaku bocah itu sampai Hari terakhir.

Ajian yang di kembangkan  Jano bekerja sempurna

Mamanya Anggo ,sampai terheran  heran melihat perubahan peri laku anaknya itu.

Aku senang segalanya berjalan lancar,aku pun berhak naik ketingkat dua.

Tepat pada hari ulang tahunku yang kedelapan belas,aku disahkan naik tingkat dua.

Sebelum kami berlatih dipagi hari,Guru mengadakan Upacara Naik Tingkat.

Aku berdiri disamping Guru.

Enam murid lainnya berbaris di hadapanku.

Cuaca terlihat cerah,Angin  gunung bertiup sepoi sepoi

Membawa kesejukan dihatiku.

" Hari ini seorang teman kalian berhasil lulus ujian dengan sempurna." kata Guru dengan sikap wibawa.

Aku tersenyum bangga.Teman teman juga tampak senang dengan keberhasilanku.

Kupandang Jano ia mengedipkan mata sambil tersenyum.

"Dengan keberhasilan ini,Ia berhak naik ke tingkat dua.

sebagai simbol kenaikan tingkat saya akan mengganti celana kulit kerbau yang di pakainya dengan kulit kobra."

Guru mengibaskan kedua tangan,nya, ia membuat gerakan seperti oramg mengibaskam kain jemuran.

Lalu dari kedua tangannya yang kosong muncullah selembar celana dari kulit kobra lengkap dengan sisiknya yang khas.

Sesungguhnya,Guru tidak menciptakan celana itu dari  ketiadaan, tadinya celana itu tersimpan dileamari.Guru memakai Ajian Minda Binda,suatu kemampuan memindahkan sesuatu benda dari tempat jauh dan tidak terlihat,ketangan sipengguna Ajian.

Guru megibarkan celana kulit kobra itu,lalu dalam sekejap

Celana kulit kerbau yang kupakai berubah menjadi kulit kobra.

Dan bersamaan dengan itu Celana kulit kerbau pun berpindah ketangan guru ,ia kembali i mengibarkan celana itu  sampai akhirnya lenyap dari pandangan.

Berbarengan dengan berubahnya celanaku jadi  kulit kobra tepuk tangan membahana keseluruh penjuru padepokan.

Meskipun hanya enam orang yang bertepuk, tapi bunyi yang dihasilkan seperti Ribuan orang yang sedang bertepuk tangan secara serentak dan bergelombang.

Aku tak tahu.Ajian apa yang mereka pakai.

" Selamat Ya ,Ramsa,Kau berhasil" kata Guru sambil menyalamiku. Ia lalu memeluk dan mencium bibirku sebelum melepaskan aku.

Tepuk tangan kembali bergema.

Setelah Guru,satu persatu teman temanku memberi ucapan selamat".

Idang yang pertama maju,

" Selamat Ya Ram. Aku senang kau berhasil."kata Idang sambil menjabat tanganku." Selamat Ulang tahun"

"Makasih,Dang." kataku sambi tersenyum

Idang memelukku sebentar,lalu mencium bibirku.

Setelah  IdangJambe yang memberi  ucapan selamat.disusul berturrut turut Tigor,Amril dan Pino.

Giliran terakhir Jano. Sepetinya ia sengaja jadi yang terakhir agar bisa berlama lama denganku.

" Selamat Ya dik.Kamu berhasil,sayang".kata Jano sambil memelukku.

" Hari ini tak ada latihan" kata Guru.'" kalian bebas pergi kemana saja,tapi ingat kalian harus kembali sebelum Jam enam Sore"

Aku masih berpelukan  dengan Jano ketika Guru bicara.

" Selamat bersenang senang.nanti  malam akan ada pesta untuk Ramsa."

Setelah mengucapkan itu,Guru pasang kuda kuda untuk Minda Raga dan ia pun lenyap entah kemana.

Kami pun bersorak gembira." .Horreee..kita... Pestaa. " kata Amril senang,Lelaki berdarah minang  itu melonjak lonjak seperti anak kecil.

" Ram,Abang mau mengajakmu ketempat  yang sangat indah." kata Jano berbisik di telinga ku.

"Kemana ..bang."

" nanti kamu akan tahu.kita pamit sama teman teman dulu".

Aku dan  Jano melambai tangan pada kelima temanku.

Kulihat Pino dan Jambe sedang berpelukan,mereka bersiap untuk Minda Raga.

Aku menduga mereka juga saling mencintai.

Idang sudah menghilang dari tadi.

Amril dan Tigor pun bersiap siap pergi sendiri sendiri.

" Pejamkan matamu, Jangan dibuka sebelum kuminta."kata Jano kembali berbisik ditelingaku.

" Iya.. Bang..".

Jano memelukku erat,.kusandarkan  kepalaku dibahunya.

Kudengar Jano merapal mantra,suaranya pelan, setengah berbisik.

Aku !merasakan badanku menjadi ringan.. dan Semakin ringan..seperti biji kapas yang terbawa angin, lalu ada getaran, getaran itu terasa semakin lama makin cepat... Kurasakan tubuhku melesat cepat..seperti pesawat supersonic.

Entah berapa..lama...mungkin hanya dalam hitungan detik.getaran.itu berhenti.

Lamat lamat telingaku menangkap suara air mengalir.

" Buka matamu.. Sayang." kata Jano.

Aku melepaskan pelukan dan memandang sekeliiling dengan takjub.

" waah.. tempat ini indah sekali Bamg."

Kami berdiri ditepi telaga,,diatasnya ada air terjun yang menjulang  tinggi.Suaranya  bergemuruh.

Diatasnya terlihat lengkung pelangi akibat pembiasan cahaya mentari.

Buihnya yang berwarna putih melambai lambai jatuh ke

telaga.

Di sekeliling telaga,ada Taman yang sangat indah dan Asri

Bunga bunga beraneka jenis tertata Rapi,menambah semarak suasana.Tercium bau harum semerbak dari bunga bunga itu.

Kupu kupu beranaeka warna bertebangan kesana kemari.

Warna warni mereka sangat eksotik dan unik,belum pernah aku melihat kupu kupu seiindah itu

Selain kuou kupu ada juga kumbang beraneka corak sedang menghisap sari bunga.

Di sela sela tanaman bunga bunga itu  terdapat beberapa pohon yang rindang.

Diatas dahan dan cabangnya bertengger bermacam macam burung berbagai jenis dan beraneka warna.

Kicauannya  terdengar sahut bersahut

' Tempat apa ini... Bang.." tanyaku masih terkagum kagum.

" ini Tamannya  Raja Jaya Dwipa.Raja itu Penguasa Bangsa  jin dan manusia.

- Apa tempat ini sudah ditinggalkan."

Jano  menggeleng." Belum..Ram..Dua kali dalam seminggu Raja itu datang bersama selir selirnya."

" kita mandi yuk"

Aku menganguk.

Jano mengibarkan tangannya,seperti yang dilakukan guru tadi.

" Sekarang saya ingin membuka celana Ramsa,biar dia bugil sepenuhnya."

Cara Jano melakukan  itu  sungguh lucu,sepertinya ia ingin meledek cara Guru.

Dan celanaku pun berpindah ketangannya dalam sekejap.

" hii..hiii..abang.. Lucu.." aku tertawa geli ..aku mengagumi lelaki kelahiran Flores itu,selain gagah,Ia  juga cerdas.

Aku selalu merasa nyaman bila ada disampingnya.

Jano mengulangi gerakan tadi pada celananya,kini kami sama sama bugil.ia meletakan kedua celana itu diatas batu besar.

Jano tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi.

Sinar matanya memancarkan rasa cinta yang tulus.

Ia memelukku,"abang..ingin bersenggama  sepuasnya denganmu..maukah kau penuhi permintaanku... Sayang.."kata Jano sok Romantis.

" Jelas.. Aku.. Mau..kataku terkekeh." Selama di karantina aku selalu merindukanmu...sayang..."

Jano mencium bibirku..

Lidahnya bermain dimulutku.

Aku menggenggam penisnya saat ia melumatku.

Ciumannya lalu beralih keleherku,dikecupnya dan terkadang digigitnya.

Aku mendekap pinggangnya erat,aku menggelinjang menahan rasa geli yang merangsang birahiku.

Kupejamkan mata,.tubuhku serasa melayang ke nirwana.

Jano terus mengecup leherku dan menjilat daun telingaku

Kudengar ia berbisik ditelingaku." abang mencintaimu dan menyayangimu".

Aku ingin melihat ekspresianya saat ia mengatakan itu

Kubuka mata,ada yang aneh kurasakan,Gumpalan Awan terlihat begitu dekat.

Aku melihat kebawah,tanah terasa begitu jauh.

Baru kusadari,ternyataJano membawaku terbang.

" Hebat...abang berhasil menguasai Ajiian Raga Laya." kataku berdecak kagum.

Ajian Raga Laya adalah kemampuan terbang.

Menurut Jano,inti dari Ajian itu adalah cara mengendalikan Gravitasi Bumi.

Gravitasi itu sama dengan udara yang menempel pada tubuh kita.,mencengkram  erat agar  kita tidak melayang layang seperti berada di Bulan.

.

Dan barulah pada tingkat Empat ,Ajian itu di ajarkan.

" sejak kamu dikarantina,abang berlatih.. Teruus.."kata Jano sambli senyum.

"'Pengen coba nggak, gimana nikmatnya sanggama di udara"

"Pengen.. Banget.. Pasti asik.."kataku sambil tergelak.

" kita mandi dulu ya."kata Jano." jangan lepaskan dekapanmu,biar tak Jatuh.

Jano membawaku turun

Perlahan lahan,tubuh kami yang masih berpelukan,

Bergerak kebawah sampai ketengah telaga.

" wah Air telaga ini   segar dan bening." kataku sambil melepaskan pelukan Jano..

Begitu jernihnya ,Aku bisa melihat dasar telaga yang berpasir putih itu dengan jelas.

Aku segera menyelam,untuk  merasakan kedalamannya.

Ribuan ikan berwarna cantik berenang didalamnya. Ukurannya sebesar tangan orang dewasa, setiap ikan memiliki kombinasi warna yang unik.

Ikan ikan itu segera mengerubungi aku dan Jano begitu kami menyentuh Air.

Kupikir ikan itu ganas,nyatanya ikan ikan itu hanya memakan bakteri yang menempel pada kulitku.juga melahap kulitku yang sudah mati.

Zat pengencer yang  yang dikeluarkannya membuat kulit jadi bersih dan sehat.

" ikan ikannya nakal,masak kontollku diemut.. Juga" kataku sambil tertawa geli..

"Haa..haa...sampai ke Anus...malah....ihiii..hhiii..gelii..."kata Jano sambil tertawa tawa.

Tak ada bagian tubuh kami yang bebas dari emutan gerombolan ikan itu

Dari kepala sampai kaki,semua dikerubti.

Bahkan penis dan Anus,juga mereka bersihkan.

Saat aku coba membuka mulut,ikan ikan itu  juga memakan bakteri yang menempel pada gigikiu

Kami tak perlu lagi pakai sabun dan saling menggosok badan,ikan ikan itulah yang bekerja sebagai pembersih.

Kemanapun aku bergerak,gerombolan itu selalu, mengikuti saat kucoba berenang lebih cepat,ikan ikan itu juga bergerak lebih cepat.

Jano menyuruhku mendekat,ia merangkulku.

" kayaknya badan kita udah ..bersih" kata Jano senang.

" saatnya bercinta....pegangannya.."

Ia  pun melesat tinggi,gerakannya begitu cepat,aku harus mempereat rangkulan agar tak jatuh.

Gerombolan ikan,itu terkejut saat tubuh kami melejit cepat

Mereka tampak tidak siap menyadari tindakan kami.

Sebagian ikan itu terbawa terbang,lalu jatuh berguguran ketelaga,menggelepar sebentar lalu kembali berenang seperti biasa.

" haa..ha..ikannya pada kaget..." kataku sambil tertawa.

Pemandangan dibawah sungguh menggelikan.

Jano juga tertawa geli.

Sebagian ikan ikat berlompatan keudara sambil menyemburkan air keatas.

"Ikan ikan  itu mengejek kita" kataku memahami maksud tindakan mereka.

" hi..hii..mereka masih lapar...kayaknya..".

Jano membawaku menjauhi telaga.kami terbang semakin tinggi.