Chereads / Empat Tahun / Chapter 1 - Ospek

Empat Tahun

RiantiTeti
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Ospek

Tahun 2015

Tringgggg

"Ck, berisik benget"

Gerutu seorang gadis, sambil tangannya meraba-raba meja untuk mematikan alarm yang sedaritadi berbunyi nyaring. Dengan tangan yang masih mengucek mata, dia melihat jam dan seketika dia melotot.

"OMG, telat"

Langsung saja dia melompat dari tempat tidur, lalu berlari menuju kamar mandi. Hari ini adalah Ospek pertamanya di salah satu SMA swasta yang ada di Bogor.

Dengan kecepatan yang mengalahkan kecepatan cahaya dia menyelesaikan mandinya. Dan dengan kilat dia berpakaian sambil mengenakan atribut Ospek yang sangat menyebalkan dan memalukan itu. Bagaimana tidak dia hampir menyamai gembel, mungkin yang membedakannya gembel tidak mengenakan seragam SMP.

Menyebalkan memang memakai atribut seperti itu. Sehingga dia kadang menghayal menjadi presiden dan membuat aturan agar setiap Ospek murid baru diharuskan berdandan layaknya anak Sultan, Mungkin. Tapi sudak menjadi taktik para murid baru yang akan di ospek yaitu 'tak bertingkah saat senior sedang berkuasa'.

Selesai mengenakan seragam dia langsung berangkat tanpa sarapan karena jam sudah menunjukan pukul 06.30 sementara ospek dimulai 1 jam lagi. Mungkin terlalu dini untuk berangkat, tapi apalah daya resiko anak angkotan. Menunggu setengah jam lalu perjalanan 15 menit.

Sampai di sekolah lapangan sudah terisi penuh dengan para peserta ospek dan senior. Tibalah saat para senior berkuasa.

"Dek, cepetan dek. Kamu tau gak sekarang jam berapa ini?"

Teriak salah satu senior cewek yang garang.

"Lambat kamu, lari cepet" disusul kompor gas Elpiji 12 kg, teriak senior yang disampingnya.

"Mana kelompok kamu?" Tegur salah satu senior cowok.

Riana pov.

"Di sana kak" kataku sambil menunjuk salah satu kelompok.

Setelah mendapat intruksi dari senior cowok tadi, aku bergegas menuju kelompok ku yang terdiri dari 6 orang cewek dan 5 orang cowok.

Saat aku sudah berbaris, tiba-tiba ada seorang senior cowok yang menyapaku.

"Eh, Riana" sapanya dan berlalu pergi.

"Hah?" Aku hanya bisa melongo. Aku tidak mengenalnya tapi wajahnya sangat familiar.

Bela menyeletuk "itu Pandu, kakak kelas kita waktu SD" jelasnya. Bela adalah teman dari SD sampai SMA saat ini.

Aku berfikir keras mengingatnya dan ternyata aku mengingatnya ternyata dia Pandu, dia kakak kelasku di SD, SMP dan sekarang SMA.

"Sekarang tugas kalian adalah menghapal nama-nama kelompok kalian!" Titah senior yang sedang memegang Toa.

Kelompokku langsung disibukan dengan menghapal semua nama anggota kelompok kami.

Aku satu kelompok dengan teman SMPku Bela dan Mely, bahkan kami sekelas. Sunguh kebetulan yang menguntungkan. Kami berkenalan satu persatu, ternyata dikelompok kami asal sekolahnya sangat beragam. Mungkin dikarenakan sekolah SMA ku adalah sekolah yang paling menonjol di daerahku, Maklum daerah perkampungan.

Ospek dilanjutkan dengan materi dan materi, lalu games dalam satu Hari.

Dan yang bikin aku makin penasaran terhadap Pandu karena dia kadang melintas di hadapanku. Mungkin dia adalah Prince Charming di sekolah karena saat ku lihat ke arah dia, dia selalu terlihat disukai para siswa maupun guru.

Jam ospek terakhir, para senior memberikan tugas untuk membawa barang-barang dikarenakan besok hari terakhir ospek dan juga besok diadakan kemah.

Kami berbaris di lapangan, di depan seorang senior Cewek sedang mengetes Toa.

"Tes... Tess... Ok untuk barang bawaan besok kalian diharuskan membawa Roti, Susu, Kacang Hijau, Gula Merah, Senter dan untuk perlengkapan pribadi antara lain Alat Solat, Baju Hangat, Obat pribadi, pakaian ganti dll. Mengerti?" Jelas senior yang tadi memegang Toa.

Aku sih tidak terlalu memperhatikan dikarenakan, mungkin besok aku tidak ikut kemah karena keadaan kesehatanku tidak memungkinkan. Lagipula ibuku sudah meminta izin kepada Penanggung Jawab Ospek.

***

Pagi sangat cerah dan damai, tapi dinodai oleh teriakan gemas para senior. Yang teriakannya membahana menghancurkan perupaan Pagi cerah dan damai.

"Dek, cepet jalannya"

"Itu mana kelompok kamu?"

"Lambat kamu"

"Hey baris yang bener dong"

"Kalian ini udah SMA loh"

"Kalian bukan anak SD lagi"

"Itu kenapa kamu?"

"Mana seragam kamu?"

"Saya Jomblo" (Ekh, sorry Authornya Jomblo Happy).

Itulah sarapan kami dipagi yang cerah ini.

Dan di sinilah aku berdiri diantara para peserta Ospek, semalam aku berubah fikiran, maklum masih labil.

Kupingku pengap mendengar teriakan mereka dan lagi-lagi dia ada diantara mereka.

"Hey, kanapa kalian terlambat, lihat teman-teman kalian sudah berbaris"

Bentak senior cowo kepada 3 orang perempuan yang diketahui peserta ospek.

"Biasa kak, lambat bangun semalem teleponan sama pacarnya" lagi-lagi kompor gas Elpiji 12 kg beraksi.

"Engak kok kak, tadi gak ada angkot" jelas salah satu perempuan dengan nada bergetar dan muka sepucat mayat.

"Alesan kak"

Inginku ledakan itu kompor.

"Ya sudah cepat masuk barisan dan hukuman kalian ditunda"

Putus senior cowok tadi.

Mereka bertiga langsung lari terbirit-birit dan masuk ke kelompok mereka.

Tak lama Pak Nusi maju ke depan dan memberikan wejaan dengan nada khasnya. Aku mengenal Pak Nusi, dia guru favorit di sekolahan ini. Kenapa aku mengenalnya, karena SMPku di sekolahan ini juga.

"Jadi intinya jika ada senior yang main tangan atau menggunakan bahasa yang tak pantas. Bisa laporkan kepada pihak guru, kalian paham?"

"Pahammmmmm" seketika para peserta berteriak setuju sambil bertepuk tangan.

"Ok, itulah sambutan dari saya terima kasih. Semoga Ospek tahun 2015 berjalan lancar. Wassalamualaikum Wr. Wb"

Setelah pak Nusi undur diri, kami dikumpulkan di ruangan untuk mendengarkan Materi kembali.

Jam demi jam kami lewati dengan materi yang membosankan.

Malamnya para senior mengadakan nonton bareng. Film yang diputar adalah film yang berjudul 'MIKA'. Beneran filmnya sangat menyayat hati. Kisah cinta Skoliosis dan HIV/AIDS.

Aku yang menontonya pengen nangis tapi takut terdengar sama penonton yang lain. Kan malu.

***

Pagi ini tak secerah kemarin, kami dikumpulkan di lapangan untuk sarapan dan bersenam bersama.

Setelah bersenam kami dibagi kelompok kembali, karena akan diadakan Aoutbond. Pembagian ini menurut angka yang kami dapatkan. Saat kelompokku sedang membuat yel-yel. Tiba-tiba perut bawahku nyeri. Sambil meringis aku berpegangan pada temaku Yuli.

"Yul, aku sakit perut. Sakit banget" gumaku sambil meringis.

"Ya udah ayo bilang ke senior"

Yuli mengandengku berjalan menuju senior.

"Kak, Riana sakit" kata Yuli.

"Sakit apa?"

Memdengar kata sakit, senior cewek tersebut langsung melunak nada bicaranya.

"Biasa kak Nyeri datang bulan"

Jelas Yuli, sementara aku sudah tak kuat berbicara apapun, langsung saja senior itu mengantikan Yuli memapahku.

"Makasih Yul" ucapku.

"Sama-sama" setelah berucap seperti itu Yuli langsung menuju kelompoknya.

Aku langsung di Bawa ke ruangan dan karena kondisiku yang semakin parah. Aku diantarkan pulang.

***

Lagi-lagi ini keberuntunganku, ternyata saat Aoutbond para peserta banyak yang dibuat nangis oleh kelakuan senior. Dan yang membuat aku bangga tidak ada kelakuan senior yang diluar batas kewajaran. Mereka tetap menuruti peraturan.

Good Job seniorku, semoga kalian panjang umur dan sehat selalu.

Tapi walau begitu Dia masih membuatku penasaran karena, Sumpah waktu 3 tahun aku di SMP aku tidak pernah melihat dia.

Hmmm, patut ku selidiki. Dia yang membuatku penasaran.

***

Sekian dan terima kasih.

Koreksi dari kalian adalah hadiah cinta untuk saya, jadi jangan sungkan buat komentar ya!.

Salam Cinta

RiantiTeti

Author