Chereads / Myth of Ragnarok : Project [Linker] / Chapter 11 - Link 11 - Jotunheim

Chapter 11 - Link 11 - Jotunheim

Safe Zone

[Kota Arvesz]

13 Maret 2024

Negeri kedua, Jotunheim. Disebut sebagai Negeri musim dingin. Karena  tiga per empat bagian dari negeri itu tertutup oleh salju. Sedangkan bagian lain tidak jauh berbeda, akan tetapi salju yang turun di tempat tersebut sangat jarang dan juga memiliki cuaca cerah yang hangat.

Untuk mengatasi cuaca dingin di Negeri tersebut, para pemain diwajibkan untuk memasang sebuah item Winter Necklace. Winter Necklace berfungsi sebagai penyesuaian tubuh ke musim dingin. Item tersebut dapat dibeli pada toko-toko peralatan yang terdapat di kota Amatzu, Negeri pertama(Midgard). Namun, item itu juga dapat ditemukan di toko terdekat Kota Arvesz, Jotunheim.

Kota Arvesz, salah satu kota terbesar di Jotunheim. Kota tersebut sangat cocok untuk menjadi tempat singgah guild-guild besar, seperti Hollow Fragment. Selain salah satu kota terbesar, Arvesz juga termasuk dari bagian lain yang tidak tertutup salju. Hal itu membuat keistimewaan tersendiri di kota itu.

Setelah satu minggu penaklukan World Boss di Midgard, banyak para pemain yang telah meneusuri beberapa dungeon. Namun kebanyakan dari mereka tidak dapat menyelesaikannya. Karena tingkat adaptasi di Jotunheim meningkat beberapa persen dari sebelumnya.

Para Arrival(pendatang) yang ada di Jotunheim kesulitan saat melawan monster Mob(Kerumunan Monster), saat di tengah pertarungan, tiba-tiba pedang yang mereka gunakan hancur seketika. Hal itu membuat banyak Arrival kesulitan.

Dalam game Myth of Ragnarok, sebuah pedang tidak menambahkan kekuatan pemain. Dalam game tersebut, pedang hanya memiliki durability atatu tingkat ketahanan. Semakin langkan bahan yang digunakan untuk membuat pedang, maka semakin kuat pula durability yang dimiliki. Namun, ada juga pendang yang memiliki element seperti God Arc dan Demon Class.

Disalah satu Cafe milik guild, Hollow Fragment, Hiro duduk di kursi kayu dekat bartender .Seorang NPC perempuan yang bekerja di toko itu menghampiri Hiro.

"Selamat datang di Fragment's Café, anda ingin memesan apa?"

Hiro terkejut dan berfikir, mengapa NPC bisa bekerja di toko Adventurer(Pemain). hal itu memuat Hiro penasaran tentang apa yang telah terjadi dalam kurun waktu satu minggu. Berita yang di tampilkan dalam MMO News hanya keberhasilan penaklukan World Boss dan hal itu membuat Myth of Ragnarok menambah jumlah pemainya.

Hiro melihat seorang pemain berawakan kekar dan besar yang tengah keluar dari bartender. Seketika itu. muncul sebuah jendela hologram di sudut kiri atas yang menampilkan identitasnya.

Valtz

Lv. 90

Marcenary

Guild: Hollow Fragment

"Hei Nak. Ada yang bisa saya bantu? Sepertinya kamu terlihat bingung" ucapnya.

"Hmm, bagaimana anda bisa merekrut NPC untuk bekerja di tokomu?" Hiro bertanya dengan nada serius, namun Valzt tersenyum dan menjawabnya dengan santai.

"Aku melihat seorang NPC yang datang pada saat pembukaan toko ini, lalu aku bertanya kepadanya untuk bekerja disini, dia sangat menerima pekerjaan ini dengan senangnya. Yah pertamanya aku ragu untuk melakukannya. Tapi, yah inilah jadinya"

Hiro mulai berfikir kembali tentang cara kerja sistem di Myth of Ragnarok. Dengan terdengarnya rumor tentang peningkatan adaptasi di MyRO dan juga  tingkat emosi dari para NPC yang semakin real atau bisa disebut Super AI. Sehingga Hiro dapat menyimpulkan bahwa tingkat adaptasi pada setiap Negeri di cabang Yggdrasil akan semakin meningkat. Hal itu berbanding lurus dengan peningkatan kualitas NPC yang semakin nyata.

"Owh, jadi begitu. Hmm, sebenernya aku masih penasaran, tapi apa boleh buat. Baiklah kalau begitu, aku ingin memesan minuman yang segar disini"

Setelah itu Valtz kembali menuju bartender, menyiapkan apa yang Hiro pesan. Hiro membuka menu Inventory dan melihat-lihat durability senjata yang dimilikinya. Tak lama kemudian, sosok NPC perempuan itu datang membawa pesanan Hiro.

(akan ku coba, seberapa nyata tingkat NPC di Jotunheim ?) Gumam Hiro yang menggulir jendela Inventory.

"Ini minuman yang anda pesan tuan" ucapnya lembut.

"Owh iya 32B?"

Hiro bingung bagaimana cara membuktikan tingkat Reality pada NPC itu. tanpa di sadari, Hiro tidak sengaja mengucapkan kata itu. Seketika itu, pipi pelayan itu mulai memerah, dia menundukan kepalanya. Pelayan itu tersipu malu, bibirnya mulai membuka namun ragu untuk berkata.

"Ta, tapi ukuranku bukan 32B. Ji.. jika ada yang ingin anda pesan silahkan panggil aku"

Pelayan itu berjalan menunduk, kembali ke tempatnya untuk menyiapkan pesanan pemain lain. Mendengar hal itu, Hiro hanya bisa terkejut dan melongo.

(Hadeh, kenapa jadi begini. apakah aku terlihat menggodanya? Tapi setidaknya aku mengetahui tingkat reality Jotunheim)

"Hiro-kun... Akhirnya aku menemukan mu" ucap sosok pemain yang terlihat lela, berdiri di depan pintu.

"Heh, Saachi. kenapa kau... "

Belum sempat Hiro selesai berbicara, Saachi(Adachi) mengambil gelas yang sedang Hiro pegang, kemudian dia meminumnya.

"Hei, apa yang terjadi kepada mu"

Adachi langsung menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajah dan menyodorkan kembali minuman tersebut kepada Hiro.

Adachi kembali menatap Hiro dengan wajah yang sedikit memerah.

"Maafkan aku Hiro-kun, karena…"

(Heh, kenapa dia minta maaf. Sebenarnya ada apa ini?)

"Karena-?" Adachi nampak bingung untuk mengucapkan suatu kalimat.

"Karena aku tidak sengaja berciuman denganmu"

(Haaaaa?)

Hiro terkejut untuk yang kedua kalinya.

"Heh, berciuman? Maksudmu? Setauku semenjak dari kecil kita tidak pernah berciuman"

Pipi Adachi tambah merah, dia mulai bingung dengan apa yang akan dikatakanya.

"Maksudku berciuman secara tidak langsung" ucapnya sembari menunduk untuk menyembuyikan wajahnya.

"Huft. Kukira apa. sudahlah jangan terlalu diangap serius"

Hiro kembali memesan kembali satu minumlan lagi kepada pelayan yang tadi. Tak lama kemudian, pelayan itu mengantarkan minuman yang Hiro pesan dan memberikanya kepada Adachi. Pelayan itu menatap tajam Hiro, lalu kembali.

"Dasar Player" ujar Pelayan itu yang kembali menuju bartender.

Player yang dimaksud pelayan itu bukan para petualang, namun seorang pria yang mempermainkan wanita, mungkin di dunia nyata sering disebut playboy. Mungkin pelayan tersebut cemburu dengan kedatanganya Adachi.

Setelah percakapan keduanya selesai, mereka berdua mencoba memasuki dungeon yang jaraknya tidak jauh dari kota Arvezz.

[East Dungeon]

[Froszy]

Hiro mencoba memasuki dungeon untuk mencoba tingkat kesulitan atau adaptasi di Jotunheim. Biasanya para pemain yang memasuki dungeon akan membentuk sebauh tim maupun party dengan jumlah minimum 5 orang. Namun hal itu tidak berlaku kepada Hiro. Dia sangat peracaya diri dengan kekuatan yang dimilikinya. Akan tetapi Hiro pun tidak dapat melakukanya sendiri, karena Adachi memaksa untuk ikut.

"Baiklah semua sudah siap, aku penasaran dengan tingkat kesulitan yang rumornya bertambah beberapa persen" ujar Hiro sembari tersenyum kecil.

"Hemh, kau jangan sombong dulu, satu minggu ini kaukan tidak bisa memainkan MyRO. Jadi kau tidak mengetahui betapa sulitnya untuk menaikan level" Jelas Adachi yang telah mengehaui tingkat kesulitan yang ada.

Hiro semakin penasaran, dia tidak ragu lagi untuk menggunakanya. seni pedang yang turun-temurun di keluarganya. Yah, walaupun masih ada sedikit keraguan dalam hatinya.

"Yosh, jika memang seperti yang kau bicarakan, maka ini akan semakin menarik"

Tidak lama setelah itu, mereka berdua dihadang beberapa golem es yang besarnya dua kali orang dewasa.

Ice Golem

Lv. 80

HP. 10200/10200

Tanpa diberi aba-aba, Hiro langsung melesat ke arah Golem es yang ada di hadapanya. Setalah kira-kira jarak antara Golem dengan Hiro lima meter, Hiro meloncat ke atas setinggi tiga meter.

(apakah semuanya akan baik-baik saja, lagi pula akukan hanya kebetulan bisa mengeluarkannya tanpa ku sadari)

Namun keraguan itu dia hilangkan dengan tingkat kepercayaan dirinya saat ini.

" Kawahara-Style Dragon Claws"

Gerakan itu memungkinkan Hiro untuk menebas secepat kilat dari atas ke bawah membentuk dua buah garis lurus. Setelah gerakan itu, Hiro kembali berlari ke arah Golem es.

[Reality][Shadow Blade][Dark Flame]>>Active

Kini bayangan Hiro berlari ke sisi lain dari Golem es. Hiro mencoba mengombinasikan beberapa skill barunya dengan tehnik seni pedang yang dia punya.

Shadow Blade, menciptakan sebuah pedang berwarna kehitam-hitaman. Setelah skill itu aktiv, selanjutnya Dark Flame yang menciptakan efek api hitam di kedua pedang yang sekarang Hiro pegang dan juga bayangannya.

[Luminos]>>Active

Setelah beberapa skill aktif, terakhir Hiro menambahkan satu skill dari element cahaya. Efek dari skill itu membauat dirinya dapat bergerak lebih cepat.

"Kawahara-style Tenryu Ransei"

Tehnik yang pedang yang kedua ini membutuhkan stamina cukup tinggi, sehingga pengguna harus memiliki fisik yang kuat. Gerakan yang dihasilkan oleh tehnik tersebut bagaikan kebasan sayap burung kolibri.

Tebasan yang dihasilkan sebanyak  3 kali dalam satu detik. Namun karena Hiro menambahkan skill Luminos yang dia miliki, efek dari tehniknya melebihi apa yang Hiro pikirkan.

Damage yang dihasilkan pula melebihki perkiraan Hiro, sehingga Golem tewas membentuk pecahan krsital kecil berwarna pelangi, sehingga Golem tersebut tidak sempat menyerang Hiro dan juga Adachi.

"Huft,.. huft,.. huft. Whoa ini melebihi perkiraanku, untung aku mengambil base job Monk. Jika tidak HP-ku akan terkuras 90%" ujar Hiro terduduk lemas.

Hiro

Lv. 82

HP. 1200/7890

Terlihat HP bar Hiro menunjukan penurunan drastis. Akabit dari tehnik itu sangat merusak diri sendiri bagaikan pedang bermata dua.

Adachi yang melihat hal itu tidak dapat berkata apa-apa. Bahkan dia belum sempat menyerang salah satu Golem es tersebut.

"H.. hi, Hiro-kun, apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya terkejut melihat hal itu.

"Ano.. Hmm. Inilah tehnik pedang yang kakek ajarkan kepadaku, yah walaupun sebenarnya ini adalah hal tabu yang pernah kulakukan"

"Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi dalam game ini?"

Siapa saja yang melihat tehnik pedang Hiro, mereka semua akan terkejut dan tidak percaya. Kebanyakan dari mereka pasti mengira bahwa Hiro menggunakan cheat atau semacam trik lainya.

"Ini adalah tehnik yang nyata, kau harus tahu itu. aku bisa menggunakanya dalam kehidupan nyata. Namun tehnik ini tidak sehebat yang kau lihat dalam game ini. Jika dicoba dalam kehidupan nyata, percepatan gerak yang dihasilkan mungkin hanya 0.5 detik, itu saja sudah menguras stamina yang banyak" jelas Hiro kepadanya.

Adachi mencoba memahami tehnik itu, namun memang jika dibayangkan, hal itu terlihat curang.  Mengingat bahwa system tidak terlalu berpengaruh dan juga sebuah senjata tidak menambahkan stats para pemain, bahkan God Arc sekalipun. Hal itu membuat para pemian harus memiliki kemampuan asli dalam berpedang.

Dalam game Myth Of Ragnarok, para pemain memang harus mengerti cara berpedang maupun tehnik menggunakan senjata lainnya. Jika tidak, maka pemain itu akan kesulitan.

Kembali lagi pada awal pembuatan karakter, para pemain diwajibkan memilih 3 Sub Basic Element, dari ketiga pendukung element utama itu, seharusnya para pemain yang memang tidak memiliki kemampuan berpedang mereka harus memilih Physical agar system dapat mempermudah gerakannya saat bertarung.

Namun para pemain yang ingin atau sudah menargetkan untuk menjadi penyihir, mereka seharusnya memilih pendukung element dengan type Aura. Sedangkan Original, yaitu  pendukung element yang tidak menambahkan sesuatu yang spesial, namun gerakan yang dihasilkan serta element yang tercipta hanya si pengguna yang menentukan.

"Hiro-kun,  Kau orang yang jenius. Tapi  mengapa kau tidak menggunakanya untuk menjadi nomer  satu dalam game ini? " ujar Adachi penasaran.

"Hemh, pada awalnya aku juga tidak mengetahui hal ini. Namun setelah pembukaan event closed beta tester itu berlalu, aku mengetahui suatu hal. Bahwa tehnik ini dalam kehidupan nyata dapat digunakan dalam game ini. Akan tetapi aku selalu dihantui keraguan saat akan menggunakannya, seolah-olah hal yang dulu ku lakukan akan terulang kembali"

"Huh kau ini. Aku ingat kau dulu saat aku selalu menangis di taman. Aku tidak memiliki seorang teman. Bahkan untuk berbicara kau hanya mengatakan beberapa potong kata.  Saat kau mencoba berbicara kepadaku, aku malah mengusirmu. Yah,, sudah sekian lama" ujar Adachi mengingat kenangan mereka berdua.

Hiro kembali berdiri dan menghampiri Adachi kemudian dia memandang langit putih dengan salju yang turun.

"Kau masih ingat kenangan itu, aku nampak seperti laki-laki pengecut. Aku ingin lari dari hidupku. Memang benar pada saat itu kakek keras terhadapku. Latihan demi latihan setiap hari aku jalani di dojo. Kendo, saat itu kakek mengajarkanku seseutu hal yang harus aku miliki secara turun-turun temurun. Aku mengikuti perlombaan kendo nasional, namun 2 hari sebelum pertandingan, kakekku meninggal hingga aku frustasi akan kehidupanku. Aku jalani perlombaan itu dengan hati yang tidak stabil, aku tidak dapat mengontrol kekuatanku hingga akhrinya pada final kendo nasional, aku membunuh musuhku dengan kekuatan ini" jelas Hiro mengucurkan air mata di pipinya.

"Maaf sadah membuatmu mengingat masa pahit itu" Adachi mencoba menegarkan Hiro.

Hiro didiskualifikasi dan dihukum untuk tidak boleh menggunakan maupun berlatih kendo lagi. Hukum yang sepadan sebagai ganti dari tindak pembunuhan walau pemerintah menutupiya dengan kecelakaan saat bertanding. Hukuman itu digantikan dengan hal tersebut, karena umur Hiro yang belum memasuki tingkat kedewasaan.

Sejak saat itu Hiro mulai menyendiri tanpa teman. Dia selalu menerima mimpi buruk dari tehnik itu. dia ingin membuang hal itu, namun itu adalah warisan dari kakeknya.

"Sudahlah, ini memang takdir. Maka dari itu aku tidak akan lari lagi dalam kegelapan. Ayo sebaiknya kita selesaikan ini lagu kembali"

"Baiklah, jika kau sudah menerima takdirmu maka aku akan membantumu untuk menjadi nomer 1 disini" seru  Adachi wajahnya berbinar dan tersenyum manis kepada Hiro.

.

.

.

.

1 mainggu yang lalu, Hiro tidak dapat bermain MyRo karena dia harus mengikuti remedial saat ulangan smester yang diadakan beberapa 1 minggu lalu. Hiro dan Hikawa adalah salah satunya. Mungkin hal itu disebabkan oleh tindakan gila Hiro dan Hikawa saat mencontek Adachi.

Pukul 10.15

7 Maret 2024

"Husst, Araka-san. Bagaiaman ini, apa kau mengerti soal fisika ini?" bisik Hiro yang memperlihatkan soalnya kepada Araka.

"Entah aku juga tidak paham dengan materi tersebut"

Remedial dilakukan saat istirahat pelajaran. Hal itu dilakukan agar para siswa bersungguh-sungguh saat ujian. Remedial akan terus dilakukan sampai siswa tersebut dapat melampaui batas minimum nilai pada peajaran tersebut. Jika tidak, mereka akan kehilangan jam istirahat dan juga liburan musim panas.

"Ini semua karena ide gilamu. Jika aku tidak mengikutimu maka hal ini tidak terjadi kepadaku" protes Araka kepada Hiro.

"Halah, sudahlah jangan mengeluh, mungkin ini sudah takdir. Cepatlah selesaikan ini" seru Hiro.

Waktu sekolah telah berlalu, Hiro dan kawan-kawannya pergi ke Akihabara. Tempat untuk para animelovers diseluruh penjuru bumi, atau dapat dikatakan surganya anime. Namun tidak semua toko memiliki konsep anime, toko-toko lain juga tersedia seperti toko elektronik, console game, fashion. Dan juga supermarket.

"Huft, aku tidak sabar" ujar Hiro kegirangan.

"Nee Onii-chan, apa yang akan kau beli?" ucap Yuuki.

"Mungkin aku akan meningkatkan kualitas maupun performa dari Personal Computerku, lagi pula Komputerku juga sudah mulai usang"

Performa dari Personal Computer Hiro memang sudah mulai menurun, walau dulunya computer yang dimiliki adalah yang terbaik di zamanya. Berbeda dengan Yuki, sampai sekarang Performa dari Personal Computer yang dimilikinya masih tergolong baru dan juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

Yuki juga sering melakukan modifying dengan computernya, supaya hacker/cracker tidak dapat menggali informasi yang dimilikinya. Wajar hal itu dapat mudah Yuki lakukan, karena dia memang seorang anak yang memiliki tingkat kepandaian tinggi. Terlebih lagi pada bidang IPTEK.

"Onii-chan berapa uang yang kamu dapatkan, sepertinya kau mendapatkan banyak reward karena kau adalah salah satu tokoh penting dalam penaklukan itu, terlebih lagi kau mendapatkan item drop dari world boss.  Yah, walau bukan God Arc sih. Hehehe" ujar Yuki mengejek.

"Hiro-kun, mungkin belum saatnya kau mendapatkan God Arc itu, masih ada beberapa senjata dengan durabilitas tinggi dan juga memiliki tingkat yang sama . Lagi pula masih ada world boss di negeri Jotunheim. Tapi mungkin itu akan lebih sulit, hehehe" ucap Adachi menambahkan ejekan dari Yuuki.

"Arrrgghhh, kenapa pada saat itu aku tidak mendapatkannya, sialan" Hiro mengeluh sambil membuang kemasan minuman yang dinggamnya ke tempat sampah.

Di dekat toko action figure, nampak seorang berkaca mata kotak tengah mengantri untuk masuk. Dengan jaket abu-abu dan juga sarung tangan hitam, sosok itu sedang melihat-lihat  sebuah poster yang memang dipajang di kaca depan toko itu.

(Heee, sepertinya aku kenal dengannya. Hemh, hahaha, aku tahu) Gumam Hiro dalam benaknya.

"Yoo, Araka. Apa yang sedang kau lakukan"

"Hmmz, ano. Hehe, aku tengah membil beberapa action figure dari beberapa anime. Sudah lama aku tidak memperbaharui koleksiku. Dengan pendapatan saat ini, kurasa mungkin hanya akan mendapatkan 20 action figure. Lagi pula, aku juga kan meningkatkan performa dari PC-ku" ujar Araka.

"Whoa, okee.  Kalau begitu, aku juga akan menambah beberapa koleksiku. Lagi pula aku juga ingin meningkatkan performa PC-ku"

Setelah memesang beberapa acton figure, Hiro pergi ke Plaza center. Yaitu lokasi atau tempat dimana  barang elektronik dan juga berbagai fashion cosplay serta berbagai jenis barang-barang dengan konsep anime.

"Nee Onii-chan, kita berpisah disini. Aku dan Adaonee-san akan pergi ke daerah fashion cosplay" ujar Yuuki bersemangat.

"Ayo, Adaonee-san" Yuuki menarik tangan Adachi ke tempat tersebut.

"Hoi, kalau sudah selesai hubungin E-Mail ku. Hadeh dasar perempuan. Tunggu dulu, sejak kapan mereka berdua bisa akrab, hmm" Hiro terheran melihat tingkah mereka berdua yang bisa berubah sewaktu-waktu.

Plaza center tersebut memang luas, bahkan setiap lantai memiliki ciri khas barang jualanya.  Seperti pada lantai ke-4  yang kini Hiro dan Araka datangi. Pada lantai itu, semua penjuru menjual berbagai barang eletronik.  Seperti Smartphone, Vonsole game, Computer, dan berbagai jenis barang elektronik lainya.

"Baiklah, kita mulai pencarianya" seru Hiro.

"Oke, aku sangat beruntung mendapatkan hadiah itu, berita pada MMO News bahwa prize yang didapatkan setelah mengalahkan world boss dapat ditukarkan dengan uang. Saat itu aku merasa sangat senang"

Hiro dan Araka mencari-cari personal computer keluaran terbaru. Tidak hanya mengutamakan Ram, CPU,VGA, dan LCD saja Semua harus diutamakan. Namun kebanyakan Computer Gaming yang dijual tidak seperti yang diharapkan mereka berdua.

Akhirnya Hiro dan Araka memutuskan untuk memesang PC Gaming rakitan.

Hari mulai sore dengan mentari yang berada di ufuk barat. Mereka berempat memutuskan untuk pulang dan kembali bertemu Online dalam Myth of Ragnarok.