Chereads / Death Note : L Another Note / Chapter 5 - Tidak ada kesalahan?

Chapter 5 - Tidak ada kesalahan?

"Ngomong-ngomong, Naomi Misora. Apa pendapat anda tentang penjahat di balik pembunuhan ini? Saya ingin mendengar pendapat anda tentang ini."

"Kupikir pendapatku tidak akan berguna untukmu, L…"

"Semua pendapat itu berguna."

Oh?

Misora berpikir sejenak.

"Ia abnormal," jawabnya, tidak berpikir untuk memilah kata-katanya, hanya mengucapkan apa yang ada di pikirannya. Ini adalah kesan pertama yang ia dapatkan sehari sebelumnya, ketika membaca datanya. "Bukan hanya karena ia telah membunuh tiga orang, tapi… setiap tindakan yang ia lakukan menimbulkan kesan itu. Dan ia bahkan tidak berusaha menyembunyikannya."

"Contohnya?"

"Contohnya… sidik jari. Mereka tidak menemukan satu pun sidik jari di setiap lokasi I kejadian. Semuanya telah dihapus sepenuhnya."

"Benar… tapi Naomi Misora, tidak meninggalkan sidik jari adalah hal paling dasar dalam tehknik kriminal."

"Tapi tidak serapi ini," kata Misora, merasa terganggu—ia tahu L mengerti apa yang ia pikirkan dan yakin ia sedang mengetes kemampuannya, tidak peduli apa yang ia katakan. Mengetes apakah ia mampu melayaninya sebagai tangan kanannya. "Jika kau tidak ingin meninggalkan sidik jari, kebanyakan orang akan menggunakan sarung tangan. Tapi orang ini… sepertinya ia menghapus semua sidik jadi di seluruh rumah. Di ketiga lokasi. Awalnya aku berpikir ia telah ke rumah korban berkali-kali jadi ia tidak berpikir apa yang harus ia sentuh dan apa yang tidak ia sentuh, tapi ketika kubaca ia mencopot lampunya dan menghancurkan stop kontaknya, ceritanya lain.

"Kau panggil apa lagi kalau bukan abnormal?"

"Saya setuju."

Benarkah, untuk sekarang?

"Jadi, L, kembali pada yang kukatakan sebelumnya, jika ia mengambil tindakan pencegahan seperti itu, maka kurasa aku tidak akan mendapatkan sesuatu yang baru di sini. Kalaupun ada hal itu sangat meragukan. Seseorang seperti ini tidak akan melakukan kesalahan."

Kesalahan.

Seperti yang ia lakukan bulan kemarin.

"Umumnya penyelidikan seperti ini dimulai dengan mencari kesalahan si kriminal, kemudian merangkai puzzlenya dari situ, tapi pada kasus ini, kurasa kita tidak akan menemukan sesuatu yang seperti itu."

"Tidak, aku tidak berpikir kita akan menemukannya," kata L. "Tapi bagaimana kalu tidak ada kesalahan?"

"Tidak ada kesalahan?"

"Ya. Ia meninggalkan sesuatu dengan sengaja. Dan jika detektif polisi gagal menyadarinya… kita mungkin bisa."

Meninggalkan petunjuk dengan sengaja? Apakah hal itu pernah terjadi? Bukanlah hal yang normal, kalau tidak mengapa seseorang akan meninggalkan sesuatu yang bisa digunakan melawan mereka? Atau tunggu. Sekarang ia sudah menyebutkannya, mereka sudah tahu dua contoh yang menunjukan hal itu. Yang pertama adalah Wara Ningyo yang tertancap di dinding, dan satunya lagi adalah pengunci sidik cari, yang menciptakan ruangan terkunci. Ini bukanlah kesalahan, tapi jelas bahwa hal itu ditinggalkan si pembunuh. Terutama surat. Tepatnya hal-hal yang menarik perhatian Misora ruangan terkunci selalu dibuat apabila si pembunuh ingin membuatnya seolah merupakan bunuh diri. Tapi korban pertama dicekik dari belakang, yang kedua dibunuh dengan senjata yang tidak ditemukan di lokasi kejadian, dan yang ketiga ditikam dengan senjata, yang lagi-lagi, tidak ditemukan di lokasi kejadian… tidak ada yang dapat dikatakan sebagai upaya bunuh diri. Yang berarti tidak ada gunanya membuat ruangan terkunci seperti itu. Ini bukan sebuah kesalahan, tapi juga tidak biasanya dilakukan.

Juga untuk Wara Ningyo.

Ia tidak tahu apa maksud dari keduanya.

Sejak Wara Nongyo dikatakan sebagai simbol kutukan di Jepang, mungkin orang-orang akan beranggapan bahwa pembunuhnya adalah orang Jepang, atau seseorang dengan dendam yang mendalam pada orang-orang Jepang, tapi terutama saat ini, Wara Ningyo dapat dengan mudah dijumpai di toko mainan dan dijual dengan harga yang cukup murah (kira-kira berharga tiga dolar) jadi tidak ada satupun teori yang benar. Misora menutup pintu di belakangnya, dan karena kunci sidik jarinya hanya setinggi pinggul, ia segera menghidupkannya dan mengunci diri di dalam.

Kemudian ia memeriksa tiap-tiap lokasi dimana boneka-boneka itu ditancapkan. Tentu, semuanya telah diambil dan diamankan polisi sebagai barang bukti, dan tidak ada lagi di sini. Namun cukup jelas untuk mengetahui dimana mereka seharusnya berada, bila melihat ada lubang di dinding. Misora mengeluarkan enam gambar dari tasnya. Satu merupakan gambar keempat boneka. Satu memperlihatkan korbannya, Believe Bridesmaid, terbaring di atas kasur, cukuo jelas juga tanda bekas tali di sekitar lehernya.

Dan gambar terakhir. Ini tidak dari lokasi kejadian, tapi merupakan sebuah foto close up dada Believe Bridesmaid, yang diambil ketika otopsi. Ada sebuah nomor dari lukanya, yang kelihatannya telah sengaja dibentuk di dagingnya menggunakan pisau. Lukanya tidak dalam, namun ada di berbagai daerah. Menurut laporan, luka-luka itulah yang menyebabkan korban meninggal.

"Secara umum, ketika si pembunuh melakukan sejenis kerusakan pada mayat seperti ini, mungkin ia memiliki dendam pada korban… untuk seorang penulis paruh waktu yang mengambil pekerjaan apa pun, aku tidak akan terkejut jika ia memiliki banyak musuh. Ia juga membuat gosip di tulisannya…"

"Tapi Naomi Misora, hal ini tidak memperlihatkan hubungannya dengan korban kedua maupun ketiga. Kedua tubuh mereka juga terluka parah yang tidak menunjukan bahwa mereka mati karena itu. Bahkan, jumlah lukanya semakin meningkat di setiap pembunuhan."

"Mungkin saja Bridesmaid adalah tujuan utama pembunuh, sedang dua lainnya sebagai pengacau. Atau mungkin bukan Bridesmaid, tapi salah satu dari dua lainnya… atau dua dari ketiganya, dan yang ketiga sebagai kamuflase. Luka-luka itu menjadi semakin parah mungkin karena itu adalah bagian dari penyamaran korban sebenarnya, atau…"