Chereads / Touch / Chapter 5 - 05. Brian

Chapter 5 - 05. Brian

Brian dan Wonpil mendatangi kantor Suzy pagi itu.

Si bos cantik baru saja selesai meeting ketika dua pria menunggunya di lobi.

"ayo masuk!" ajak Suzy pada kedua pria lucu nan menggemaskan ini.

Brian dan Wonpil di ajak masuk ke dalam ruang wardrobe khusus koleksi terbaru clothing line Suzy.

"hm—kalian suka warna apa?" tanya Suzy sambil membongkar satu persatu pakaian di gantungan.

"terserah—tapi Brian suka warna pink" sahut Wonpil.

Brian langsung menjitak kepala Wonpil.

"Aww!"

"berisik!" balas Brian sambil melototin Wonpil.

"pink—ini bagus" Suzy mengambil hoodie warna pink dan memberikannya pada Brian.

"tega kamu, Zy" rajuk Brian.

"coba dulu, Bri" jawab Suzy.

"coba disini? aku buka baju disini gitu?" tanya Brian yang udah siap-siap ngelepas kancing kemejanya.

Suzy langsung menghentikan tangan Brian. "no! ganti di toilet! Dasar bocah!"

Wonpil terkekeh melihat tingkah sejoli ini. "Brian gak bisa ganti baju sendiri, Zy. Kamu aja yang gantiin baju dia"

"sialan kamu, Pensil!" umpat Brian.

-oo-

Suzy memang tipe orang yang supel. Gampang berteman dengan orang lain. Dia juga suka mentraktir orang.

Sama seperti sekarang, Suzy sedang duduk mengamati Brian dan Wonpil yang sedang lahap menghabiskan tiga hamburger ukuran jumbo di restoran cepat saji dekat kantor.

"kalian ini bukan asli dari Ardent ya?"

"iya—nyam—kami dari Righton semua—uhuk—" Brian menjawab dengan pipi gembul terisi hamburger.

"minum dulu—yaampun makan kok kececeran gini sih—" Suzy mengelapkan tisu ke pipi Brian.

"Suzy asli Ardent?" tanya Wonpil.

"iya. Dari kecil tinggal disini sama ayah. Tapi sekarang Ayah lebih milih tinggal di desa setelah aku lulus kuliah" jelas Suzy.

Kedua pria itu mengangguk mengerti.

Pandangan mata Suzy teralihkan begitu melihat seseorang yang sangat dikenalnya berjalan masuk ke dalam restoran yang sama dengan mereka.

"kak Zy" sapa Jungkook dengan senyum imutnya.

Suzy malas sekali membalas senyum sang mantan. "mau apa kamu?"

"aku nyariin kamu kak" balas Jungkook yang seenaknya duduk di samping Suzy.

Brian cuma bisa mengerjapkan mata sipitnya menatap Suzy dan Jungkook bergantian.

"udah gak ada lagi yang perlu kita bicarain" Suzy berusaha menghindar dari Jungkook.

"kak, aku tahu kamu masih sayang sama aku—kita bisa mulai dari awal kak"

Suzy menyiram Jungkook dengan minuman yang sedang disedot Brian.

BYURR!

"brengsek kamu dek! udah nikah masih aja gak bisa dewasa!" Suzy beranjak pergi.

Tangan Suzy di tahan Brian.

"Zy, aku izin dulu ke kamu"

"mau apa kamu, Bri?"

"nonjok muka dia, boleh?"

Suzy memandangi Jungkook yang sedang sibuk mengelap wajahnya yang basah.

"terserah!"

Brian pun mencengkeram kerah baju Jungkook dan melayangkan satu tonjokan di pipinya.

"wah, gila kamu Bri!" Wonpil bertepuk tangan sambil merekam aksi temannya untuk kenang-kenangan.

-oo-

Suzy masih syok setelah mereka di usir oleh pemilik restoran karena menghajar Jungkook.

Brian langsung membawa Suzy pergi dari restoran itu bersama Wonpil ke studio tempat mereka latihan.

Setibanya di studio, hal pertama yang dilakukan Suzy adalah menangis sampai menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"kamu ngapain Suzy, Bri?" selidik Sungjin.

"nggak aku apa-apain. Tanya aja sama Wonpil" elak Brian.

Wonpil memberikan rekaman di ponselnya pada Sungjin.

"yaampun, Bri!! Dia kan Jungkook—salah satu juri di acara Got talent. Kamu kok ngehajar dia sih?" Sungjin mencak-mencak frustasi.

"abisnya dia brengsek omongannya ke Suzy" sahut Brian.

"eh, udah. Nanti aja bahasnya. Itu tenangin Suzy dulu, bri" lerai Jae.

Dowoon sudah menyodorkan tisu pada Suzy yang tak berhenti menangis karena masih syok dengan ucapan Jungkook tadi.

"Zy—" Brian berlutut di depan Suzy. Dia kasihan melihat gadis ini matanya sembab dan hidung mungilnya memerah hanya karena mantan. Brian jadi teringat mantannya sendiri.

"makasih ya, Bri—udah ngehajar Jungkook buat aku—huhu—"

Suzy tiba-tiba memeluk Brian dengan erat dan menangis semangat kencang.

Telinga Brian hampir pecah mendengar Suzy menangis.

"i—iya Zy. Udahan nangisin mantanmu. Gak penting banget dia Zy—cup—cup—" Brian menepuk lembut pundak Suzy.

"apa aku perlu telepon Rachel, Zy? Biar dia jemput kamu?" tawar Jae.

Suzy menggelengkan kepalanya. "Rachel lagi sibuk—hiks—di pabrik konveksi—hiks"

"yaudah, nanti pulang bareng kita aja" ucap Brian sambil mengusap pipi Suzy yang basah dengan tisu di tangannya.

Suzy mengangguk seperti anak kecil.

"biar kamu gak sedih lagi, kita nyanyiin lagu aja—special buat kamu, tetangga baru kita" ucap

Sungjin sambil tersenyum manis.

Suzy membalas senyum Sungjin saat mendengarkan lagu You were Beautiful khusus untuknya.

Setidaknya, Suzy tahu bahwa tak semua pria itu brengsek seperti mantannya.

-oo-