"Hell-O, Miss Love To Be Alone." Sapa Daniel dengan sikap kekanak-kanakkan khas miliknya yang ditunjukkan tepat setelah Clara membuka pintu kamar hotelnya.
Mendengar sapaan Daniel, Clara hanya menunjukkan respon dengan mengangkat jari telunjuknya seolah memberikan kode kepada Daniel untuk diam tak bersuara, lalu kembali dengan membuat gestur tangan yang mempersilahkan Daniel untuk masuk ke dalam kamarnya. Dengan patuh Daniel segera memasuki kamar hotel Clara dan menutup pintu yang ditinggalkan pemilik kamar karena sedang sibuk berbicara ditelepon, lalu ia duduk di sofa dekat jendela yang menyajikan pemandangan yang tidak bisa dilewatkan saat senja tiba. Tetapi berhubung saat ini tepat pukul 10.00 malam maka mata Daniel lebih tertuju Clara yang sedari tadi mundar-mandir di hadapannya.
"It's no one, Mom. ..... You missheard. ..... I'm just turn on the television, I'm watching now. .... I know, i'm not young any more, so you should stop nagging me about marriage again. ... Mom, Please, i'm really tired right now. I'll hang up ok? ... Yeah we'll talk later. Bye Mom. Love you."
"Haaah.. Now you, what you want?" Tanya Clara seolah kehabisan energi.
"Heh. It should be me whose act like a grumpy kids. Whats wrong? You talk with your Mom and talk about marriage again?"
"Yupiyup."
"Then get marriage lah."
"With WHO?" Tanya Clara penuh penekanan.
"With me lah." Jawab Daniel santai.
"Cut it off, ok? Now tell me. kamu mau apa ke kamar saya?"
"Saya mau ajak kamu makan malam."
"kamu serius? selarut ini?"
"Ya saya serius. Saya bisa gila kalau saya sendirian di kamar. Dan saya benar-benar kelaparan."
"Tapi ini sudah larut. Semua tempat makan di luar pasti sudah tutup."
"Setidaknya mereka punya Cafe di sini. Pasti mereka punya snack... dan beer?"
"Fine, let me check it first. Semoga mereka belum tutup jadi kita bisa makan di sana."
"Kalau tutup, minta mereka antarkan makanannya ke kamar saja."
"Oke, saya akan minta mereka mengantar makanan ke kamar kamu."
"Then let me do it." merebut gagang telepon dari tangan Clara.
"Yes, saya mau tanya apakah Cafe kalian masih buka? Oh, oke.then bisakan kalian mengantarkan makanan ke kamar saya? Bagus, saya pesan double cheese burger, fries and 2 cup of beer?"
"Right, bring it to this room ya? Thank you." Daniel mengakhiri pembicaraannya dengan pegawai hotel."
"Why my room?"
"Temani saya. Please?"
"Fine. To tired to argue."
"Still thinking 'bout what your Mom said?"
"Yes, obviously."
"Boleh saya tau apa yang ia katakan?"
"Dia bertanya apakah saya sudah memiliki pasangan. lalu berkata saya harus melanjutkan hidup saya, mencari pasangan, mengenalkannya kepada mereka kemudian menikah karna saya tidak muda lagi jadi saya harus segera menikah dan memiliki keluarga sendiri."
"Want some solution?"
"What?"
Tok tok tok.
"Room Service."
Suara pelayan hotel dari ambang pintu menghentikan Daniel menjawab pertanyaan Clara.
Daniel tersenyum kecil lalu berkata "Boleh tolong persilahkan pelayan itu mengantarkan pesanan saya dulu? saya sangat lapar.".
Setelah pesanan Daniel diletakkan diatas meja hias dekat tempat tidur Clara, dan setelah karyawan hotel tersebut keluar kamar Clara, Clara bertanya "Jadi apa solusinya?"
"Bisa kta nikmati makanan ini dulu sebelum semuanya menjadi dingin?"
"Fine but not the beer."
"Why??"
"You know i can't handle it."
"oh, come on.. it just beer. Beside, i'll do nothing to you."
"Right, what i know you are a gentleman after all."
Setelah beberapa teguk beer diiringi obrolan serta tawa ringan keduanya dan sebelum alkohol mengambil alih kesadarannya, Clara kembali bertanya solusi yang ditawarkan Daniel untuknya.
Jawab Daniel "Tell your Mom, that we are dating."
"No..No..No.. Hell no. Big NO!" Jawab Clara menjauh dari Daniel menuju tempat tidurnya.
"It's fake."
"i wont use you."
"You are not. This is just me who willing to do it." Jelas Daniel mendekati Clara.
"Tell me, Clara. Why not? kamu takut saya semakin berharap sama kamu dan itu akan menyakiti saya?" tanya Daniel sambil duduk di sebelah Clara.
Clara menjawabnya dengan anggukkan kecil sambil menunduk tak mampu memandang Daniel.
Daniel tersenyum kecil. Sembari membetulkan posisi duduknya agar dapat duduk lebih dekat dengan Clara. Lalu ia memeluk Clara sambil bertanya "Could you tell me why? kenapa kamu seolah-olah menutup diri dari segala hal yang berhubungan dengan cinta? Did he hurt you so bad?"
"He left me. No words, No explanation. Since that day i dont know his whereabout. i had try to find him but i got nothing." Jawab Clara masih tertunduk.
Daniel mengangkat wajah Clara agar ia dapat melihat matanya, lalu berkata "I wont hurt you like him. I promise you."
Daniel mencium ringan bibir Clara lalu kembali menatap wajah Clara, tak ada penolakan darinya. Daniel kembali mencium lembut bibir Clara dan ia membalas ciuman lembut Daniel yang semakin memanas.