Pagi ini begitu cerah, cahaya matahari mulai masuk melewati celah-celah jendela kamar. Diluar embun bersinar karena terpaan cahayanya. Begitu tidak adil, seakan mereka menertawakan apa yang aku rasa.
Kemaren aku masih dicintai dengan sepenuh asa, masih bermanja dengan jelmaan jiwa. Tapi hari ini aku bangun dari tidurku yang tak bermakna. mulai menyelusuri waktu tanpa suara.
Kemaren aku masih mencintai hingga aku terluka, bukan hanya kemaren tapi hari ini masih terasa sayatan luka didada. Sedangkan dia menghilang bagaikan kabut dikala siang. Ya aku mencintainya dengan seluruh rasa yang ada. Tapi kini hari yang kulalui terasa sia-sia tanpa dirinya.
Apakah engkau tau? andai rasa ini bisa berubah hanya sekejap saja, kepergianmu merenggut semua asa, meninggalkan jejak luka didalam jiwa.
Aku sangat terluka setelah dia memutuskan untuk pergi. Sekarang bulan April, candaanya tidak terasa lucu lagi. Meski yang kuharapkan memang itu candaan di April mob. Namun ternyata tidak, keputusannya telah bulat, dia pergi membawa janji janji yang belum dia tepati. Hanya aku yang masih menyimpan rasa ini disini.
Aku wanita berumur 24 tahun, tinggiku 162 cm dan berbadan ideal. Aku adalah seorang guru IPA di sebuah SMP dikota B. Penampilanku sederhana namun tetap menarik, berkulit putih bersih dengan wajah enak dilihat. Siswa - siswaku sangat bersemangat ketika belajar denganku. tetapi karena aku terluka hanya wajah murung yang mereka lihat.
Aku baru saja patah hati dengan seorang pria yang sama sekali tak ingin lagi aku sebut namanya, bukan karena benci namun karena semakin aku ingat semakin kerasa kepergiannya.
Dari kemarin aku sudah membulatkan tekatku untuk tidak berpacaran lagi. Aku takut terluka lagi, aku takut jatuh cinta lagi.