Suasana rumah keluarga besar Prof. Abdullah nampak ramai hari itu dengan banyak mobil terparkir rapi di halaman rumah nya yang luas.
Prof. Abdullah menyambut tamu-tamu specialnya dengan wajah yang berseri dan bahagia. Hari ini adalah hari yang special bagi keluarga nya, karena puteri keduanya akan melangsungkan acara pertunangan.
"Wah, wah, wah, profesor, selamat akhirnya sebentar lagi anda akan punya menantu lagi. Kami keluarga besar ikut senang mendengar berita ini." Farhan_rekan sesama dosennya_memberikan ucapan selamat penuh ketulusan.
Prof. Abdullah tersenyum senang dan mengganguk. "Ya, terimakasih untuk doa mu kawan. Doakan pernikahan puteri ku bulan depan berjalan lancar." ucap Prof. Abdullah meminta doa.
"Doa terbaik untuk puteri mu, oiya, jika aku boleh tahu, siapa gerangan pemuda beruntung yang akhirnya kau pilih menjadi menantu mu, Ab?" Farhan bertanya penasaran, membuat senyuman bangga muncul diwajah paruh baya Prof. Abdullah.
"Dia adalah anak pertama dari keluarga Haji Hamzah, seorang pembisnis sukses dari Palembang. Ia memiliki putera namanya Alif Abdillah, seorang dokter juga seperti kita, Far." terang Prof. Abdullah dengan bangga menceritakan latar belakang calon menantu nya itu. Farhan bercedak kagum, sahabat karib nya itu memang tak pernah main-main dalam mencarikan jodoh untuk puteri-puterinya.
"Hebat memang, kau ini luar biasa. Selalu sukses menemukan calon imam buat puteri-puteri mu. Kemarin kau pilihkan Anisa anak pertama mu seorang pengusaha, kini kau pilihkan seorang dokter untuk puteri mu Asyifa." Puji Farhan.
Prof. Abdullah tertawa, dirangkulnya sahabat karib nya itu dan membawa nya memasuki area dalam rumah yang sudah ramai dipenuhi tamu.
"Aku hanya ingin yang terbaik untuk puteri-puteri ku, Han. Aku hanya tidak ingin puteri-puteri terkasih ku jatuh ke tangan yang salah." jelas Prof. Abdullah bijak, Farhan menggaguk membenarkan ucapan sahabatnya itu.
"Lalu, apa Asyifa menerima perjodohan ini, Ab? Setahuku puteri mu yang satu itu sedikit keras kepala dan tidak suka terlalu dikekang." Farhan memang benar-benar tahu betul tentang keluarga Prof. Abdullah, dan itu membuat Prof. Abdullah merasa senang memiliki sahabat seperti Farhan.
"Dia tentu saja menentang, tapi aku tahu betul pula bahwa sepembangkang apapun puteri ku, Ia tetap puteri yang penurut." kelakar Prof Abdullah dengan tawa nya yang membuat Farhan mau tak mau ikut tertawa.
"Lalu, dimana dia sekarang, Ab? Aku ingin bertemu dengan dia dan mengucapkan selamat pada nya." pinta Farhan.
"Dia ada didekat stage, ayo kita kesana dan temui dia. Aku yakin Asyifa akan kaget saat melihat paman kesayangannya ini datang jauh-jauh dari Makasar hanya untuk melihat dia dilamar orang." Farhan tertawa mendengar kelakar Prof Abdullah. Keduanya lalu berjalan bersisihan menyibak keramaian tamu undangan menuju tempat berkumpulnya keluarga besar Prof. Abdullah, mencari keberadaan puteri bungsu mereka, Asyifa Khansa.
🍒