Dua hari sudah berlalu, namun sang istri belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, bahkan pendarahannyapun timbul kembali sehingga mengakibatkan ia kehilangan sang janin. Tim dokterpun sudah mengupayakan hal terbaiknya dan terpaksa harus dilakukan tindakan kuretase.
"Maafkan kami Pak, kami sudah mengupayakan yang terbaik kepada pasien, namun kondisi istri Bapak tidak mampu mempertahankan janinnya, jadi terpaksa kami melakukan tindakan kuretase"
Penjelasan sang dokter kepada Pak Farzan sebelum memasuki ruang tindakan. Pak Farzan hanya mengangguk menanggapi penjelasan dokter, ia berusaha tegar dan ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupnya saat ini, dalam hati ia bergumam "Tuhan, beri saya keikhlasan menerima takdir hidup yang telah Engkau tuliskan terhadapku dan istriku". Lamunan Pak Farzan di buyarkan oleh ketukan dari luar ruangannya,
"iya masuk"
"Siang Pak"
"Siang"
"Ini berkas yang Bapak minta tadi"
Seorang karyawan menyodorkan setumpuk map kepada Pak Farzan.
"Terimakasih"
"Iya sama sama Pak, kalau tidak ada hal lain yang Bapak perlukan, saya permisi"
Pak Farzan hanya menimpali dengan anggukan kepala saja, lalu karyawan tersebut melenggang pergi meninggalkan ruang kantornya, melihat jam diatas meja kerjanya yang menunjukkan jam makan siang, ia bergegas ke parkiran kantor dan mengendarai mobilnya menuju Rumah Sakit, karena ia telah berjanji untuk menjemput istrinya yang sudah di perbolehkan dokter untuk pulang, dan hanya perlu rawat jalan untuk memantau perkembangannya. Saat memasuki Rumah Sakit Pak Farzan tanpa sengaja menabrak seseorang
"Maaf maaf saya tidak sengaja" ucap Pak Farzan sambil menunduk untuk mengambil kunci mobilnya yang jatuh saat bertabrakan
"Iya tidak apa apa" timpal Pak Nasir
"Eeeh Pak Farzan" sapa orang yg bertabrakan dengannya tadi saat ia bangkit
"Oh Pak Nasir, maaf tadi saya tidak sengaja menabrak Bapak karena lagi buru buru,
"Tidak apa apa Pak, saya juga minta maaf karena tadi tidak liat jalan" Penjelasan Pak Nasir
"Ngomong ngomong Bapak ngapain disini, apa ada yang sakit?" tanya Pak Farzan
"Tidak ada yang sakit kok Pak, saya lagi nungguin istri yang sedang lahiran, Bapak sendiri lagi apa disini?" tanya balik Pak Nasir
"Saya lagi ingin menjemput istri saya." Timpal Pak Farzan
"Lho ibu lagi skait apa Pak?" tampak Pak Farzan bingung untuk menanggapi pertanyaan tetangganya tersebut
"Emmm, ini Pak kemarin sempat jatuh dari tangga"
Pak Nasir hanya meng Oh saja atas penjelasan Pak Farzan
"Kalau begitu saya permisi Pak, kasian istri saya sudah nunggu" ucap Pak Farzan.
Sesampainya di ruang raflesia II yang merupakan ruangan sang istri, ia masuk dan mencium kening sang istri.
"Sudah beres semua Ma? apa sudah bisa pulang sekarang, Papah sudah urus semua administrasinya" ucap sang suami
"Iya Pah, sudah beres semua" jawab Bu Farzan, dalam beberapa hari saat di rawat di Rumah Sakit ia merasa ada yang berubah dalam sikap suaminya, suami yang dulu lembut dan penuh kasih terhadapnya kini terasa dingin.
"Pah"
"Ada yang ingin mama obrolkan sama Papah"
"iya bicara saja" jawab Pak Farzan sambil tangannya sibuk membereskan barang istrinya yang selama ini dirawat di rumah sakit.