Suara kepala sekolah yang sedang berpidato di depan para murid di lapangan sekolah itu tak dihiraukannya. Gadis itu malah mendongak menatap langit biru. Mencari sesuatu yang tak pernah bisa digapainya.
"Eh, cowok itu ganteng banget yah!"
"Sst! Jangan keras-keras! Nanti dia dengar!"
Gadis itu mendengus ketika mendengar murid-murid perempuan di sebelahnya bergosip. Matanya mencari-cari pemandangan yang bisa menghiburnya. Namun yang ada hanyalah segerumbulan manusia yang sedang melaksanakan upacara penerimaan siswa baru.
—Dia menghela nafas. Sungguh hari yang membosankan.
"Dan! Kakak gue lagi kelai sama anak pemasaran. Yuk bantuin!"
Beberapa anak laki-laki yang berbaris di depannya tiba-tiba membubarkan diri. Gadis itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Pelan-pelan digulirkan matanya ke salah satu orang yang menuju ke arahnya. Dan perasaan hangat tiba-tiba menyerbunya. Jutaan kupu-kupu langsung memenuhi perut dan rongga dadanya ketika mata pemuda itu juga menatapnya.
Dia memandang pemuda itu kagum. Matanya yang hitam bak angkasa bisa menyedot seluruh perhatian para gadis yang melihatnya.
Sang pemuda melempar senyum pada sang gadis. Matanya yang setajam elang langsung berubah menjadi sayu. Kemudian pemuda itu mengikuti langkah teman-temannya. Melewati si gadis yang membeku di tempat.
"Dani! Elo lelet amat sih?! Buruan!"
"Bah, sabar nah..."
Pertama kali dalam hidupnya. Ia mendengar nama pemuda itu. Nama yang akan selalu di ingatnya.
'Jadi... namanya Dani... Da... Dani...'