Amelia Sarah, gadis yang telah melamar cinta Lydia Systina.
Tidak cuma cantik, tubuhnya yang begitu indah nan atletis dan otaknya yang cemerlang membuat dirinya menjadi primadona seantero sexolah.
Bukan hanya murid - murid di angkatan mereka, tapi bahkan para kakak kelas XI dan XII pun banyak yang kelepek – kelepek jatuh cinta pada dirinya.
Tentu saja sudah tak terhitung jumlahnya berapa banyak lelaki yang dengan mengenaskan ditolak oleh dirinya.
Bahkan seorang kakak kelas juara lomba Putra SMA pun telah ditolak cintanya oleh Sarah mentah – mentah.
Sejak penolakan lelaki paling potensial itu, deterrance power milik Amelia Sarah pun semakin melonjak dan membuat nya menjadi seorang wanita yang terasa begitu jauh di mata dan hati para lelaki seantero sekolah.
Saat ini, Amelia Sarah bagaikan bunga yang indah yang tumbuh di atas puncak bukit yang terjal.
Indah untuk dilihat dan dinikmati, tapi untuk memilikinya maka perlu perjuangan keras bagaikan seorang kultivator yang mencoba melawan kehendak surga.
Eh, tapi ternyata tanpa disangka – sangka, rupanya dia itu lesbian toh....
Pantesan aja gak ada satu pun laki – laki yang masuk di matanya, apalagi bisa mengetuk pintu hatinya.
Jiahhh, ternyata di matanya cuma ada cewek, cewek, dan cewek!
Wiradhi yang mendengar hal ini pun tak ayal lagi mengendus sebuah kesempatan emas untuk menambahkan satu lagi wanita berkualitas ke dalam sarang cintanya.
(Catatan Penulis: Emang Djibangan, eh, Badjingan karakter utama kita di volume ini yah :p Dia anggap wanita tuh barang koleksi apa. Tapi justru karena benar – benar dianggap sebagai miliknya yang paling berharga itu lah makanya dia selalu merawat dan memperlakukan wanita peliharaannya dengan sebaik – baiknya sampai sang wanita pun tidak ada sedikit pun keinginan untuk lepas dan terbebas darinya)
Akhirnya Wiradhi pun menyusun sebuah siasat yang tentu saja disetujui dan dijalankan dengan penuh kepatuhan oleh Lydia wanita peliharaan kesayangannya tersebut.
Rencana yang sangat mudah dan sederhana sebenarnya.
Wiradhi menyuruh Lydia untuk menerima lamaran cinta Sarah dan menjadi pacarnya.
Setelah itu, Lydia dengan tingkah manis dan manja nya perlahan – lahan akan mempreteli dan membongkar semua informasi yang bisa di dapat dari Sarah.
Dengan dalih "aku ingin tahu segalanya tentang kekasih yang aku cintai", tidak begitu sulit bagi Lydia dengan mulut nya yang semanis madu itu untuk merayu Sarah yang sudah terjebak dalam jeratan cinta binatang binal berkulit gadis manis peliharaan sang lelaki itu.
Segala info sudah di dapatkan oleh Lydia langsung dari mulut Sarah sendiri.
Mulai dari hal – hal umum seperti dimana dia tinggal, berapa nomor telepon rumah dan hapenya, bagaimana latar belakang keluarganya, hingga hal – hal mendetail seperti catatan pendidikannya, riwayat kesehatannya, bahkan siklus menstruasi Sarah pun semuanya tak luput masuk ke dalam catatan Wiradhi.
Amelia Sarah benar – benar ditelanjangi secara informatif oleh rayuan mulut manis Lydia.
Tidak ada satu pun hal tentang Sarah yang tidak diketahui oleh Wiradhi dan Lydia.
Dan setiap kali Sarah mengajak Lydia untuk kencan, Wiradhi pun dengan penuh hati – hati selalu turut serta mengikuti mereka sambil bersembunyi dan memotret setiap momen panas di antara kedua gadis cantik tersebut.
Dari adegan pelukan, ciuman, sampai ketika Sarah mencoba mencumbui Lydia di kamarnya sendiri, semua nya telah diabadikan dengan sempurna ke dalam lembaran – lembaran foto.
Hal yang terjadi selanjutnya?
Silahkan baca lagi dari 32 Chapter sebelumnya, bagaimana Sarah yang dengan penuh ketidak berdayaan telah dipermainkan sepuas hati oleh Wiradhi sampai sang siswi unggulan idola seluruh sekolahan ini berubah menjadi budak hasrat nafsu sang lelaki beserta peliharaannya.
.
.
.
.
"AAkkkkhhh aahhhh ahhhh.... Tuan.... ini rasanya enak banget....!"
Dengan penuh suka cita, Amelia Sarah menggiling selangkangannya beradu dengan milik Wiradhi Prakosa.
Hingga akhirnya nikmatnya klimaks pun mengguyur sekujur tubuh dan segenap jiwanya, mengirimkan erangan nakal yang menggema memenuhi seisi ruangan sebelum sang gadis idola seantero sexolah ini pun menumbangkan tubuh indahnya jatuh tak berdaya di atas kasur empuk milik sang lelaki.
"Ahhhh....! Giliranku donk sekarang.... Master.... Aaahhh.... silahkan pakai tubuhku ini sesuka hatimu..."
Lydia Systina dengan ekspresi air muka yang begitu mesum mewarnai paras manis wajahnya yang biasanya terlihat begitu polos, mengangkangkan selangkangannya lebar – lebar dan membuka kakinya ke samping sambil menyodorkan lubang cintanya yang sudah berkedut – kedut dan basah becek mengeluarkan cairan cinta ke arah tombak Wiradhi.
Tak makan waktu terlalu lama hingga pekikan binal yang bagaikan raungan seekor binatang jalang menggema mengisi seluruh ruangan.
Begitu lah hari – hari yang dilalui bersama oleh Wiradhi Prakosa Sang Pemerkosa, Lydia Systina Si Peliharaan dan Amelia Sarah Si Budak Nafsu tersebut berjalan, begitu penuh dengan kobaran hasrat nafsu yang membakar tubuh belia dan jiwa muda ketiga insan tersebut dalam siraman kenikmatan duniawi yang tiada taranya.
....