Chereads / Hembusan Hasrat / Chapter 87 - Kilas Balik: Bagaimana Melatih Peliharaanmu 

Chapter 87 - Kilas Balik: Bagaimana Melatih Peliharaanmu 

Banyak sekali jumlah sperma yang berhasil dimuntahkan oleh Wiradhi langsung ke dalam rahim Lydia.

Wiradhi dan Lydia pun terkulai lemas saling berpelukan di atas ranjang setelah gelombang dahsyat yang telah menenggelamkan tubuh dan jiwa mereka berlalu.

Lydia yang merasakan cairan hangat dan kental yang telah masuk dan merembes menembus masuk ke dalam bagian terdalam dari area paling pribadinya memeluk sang lelaki semakin erat dan mendekapkan dirinya semakin dalam di pelukan Wiradhi.

Sang gadis meneteskan air mata kebahagiaan yang mengalir keluar dari kedua matanya sambil memeluk erat sang lelaki di tengah keringat yang mengucur deras membasahi tubuh bugil mereka berdua yang saling menempel satu sama lain di atas kasur yang kini telah ikut basah kuyup.

"Lydia... Tadi itu rasanya enak banget, sayang... Aku suka banget sama kamu..." kata Wiradhi sambil mencium lembut pipi dan kening sang gadis.

"Iya Wir..., itu tadi enaak bangettt.... Walaupun awalnya agak sakit dan perih.... Tapi habis itu rasanya nikmaattt sekaalliii....." balas Lydia sambil memejamkan matanya, menikmati tetes – tetes terakhir setiap kenikmatan yang tersisa sambil semakin mendekap sang lelaki erat - erat.

Setelah sekitar sepuluh menit waktu berselang, kedua insan di bawah umur yang baru saja melakukan adegan dewasa yang hanya pantas untuk ditonton oleh orang yang berumur delapan tahun lebih tua daripada mereka berdua ini pun saling melepas rangkulan mereka setelah puas menikmati sisa – sisa pancaran kenikmatan dari hasil klimaks luar biasa yang mereka raih bersama – sama.

Wiradhi dengan perlahan menarik dan mencabut keluar tombak kelelakiannya yang masih tertancap begitu dalam di liang cinta sang gadis.

Dengan penuh cinta, sang lelaki pun mengecup kedua buah dada sang gadis dan menghisap kedua puting di ujungnya yang masih mengeras seperti permen.

Lumuran darah keperawanan sang gadis yang mengalir keluar dari tengah – tengah selangkangannya tampak sudah merembes membasahi kasur tempat tubuh bugil mereka terbaring.

Wiradhi dengan penuh nafsu mengecup dan menciumi sekujur tubuh telanjang sang gadis yang masih basah bersimbah keringat.

Tubuh bugil nan mungil milik Lydia yang mengeluarkan aroma semerbak khas seorang gadis tak ayal membuat sang lelaki kembali terangsang.

Dengan tombak perkasa yang kembali tegak berdiri, dengan perlahan Wiradhi pun membalik tubuh Lydia dan membuat sang gadis yang telah kembali mendesah dan mengerang tak berdaya melawan nikmat yang melanda sekujur tubuhnya terguling menungging di atas ranjang.

Dengan mantap, Wiradhi memegang kedua belah pantat putih dan mulus milik Lydia yang bagaikan sepasang bakpao putih hangat, begitu menggoda untuk disantap oleh sang lelaki.

Tanpa ba bi bu be bo lagi, sang lelaki pun dengan rakus mengecup dan menciumi kedua bulir pantat Lydia sambil meremas – remas dan menguleni kedua belah pantat sang gadis dengan kedua tangannya.

Tombak perkasa milik sang lelaki yang sudah begitu keras pun dengan perlahan diarahkannya ke lubang pantat sang gadis yang kini sedang berkedut – kedut seperti anak burung yang membuka mulutnya ingin minta diberi makan oleh sang induk.

Wiradhi dengan menggunakan kedua jempolnya pun dengan perlahan membuka dan melebarkan lubang pantat Lydia ke samping.

Lydia yang terkejut karena lubang pantatnya dipermainkan pun menoleh ke arah Wiradhi dan membelalakkan matanya ketika dia melihat dan merasakan kalau batang tombak sang lelaki yang keras dan panas itu kini telah membidikkan ujungnya ke bibir pantat sang gadis.

"Wira... tunggu..., itu bukan lubang yangg... AAaaahhhh....!!!!" Lydia yang berkata – kata dengan terbata – bata ingin mencegah Wiradhi melakukan anal sex pada dirinya hanya bisa berteriak penuh kenikmatan ketika tombak panas nan keras milik sang lelaki kini telah melesak masuk ke dalam pantatnya dan kini sudah melesak masuk menjebol hingga ke dalam perutnya.

Wiradhi mengelus dan mengusap perut mulus Lydia yang kini telah menampakkan sebuah tonjolan kecil di area bawah pusarnya.

Sekujur tubuh Lydia pun langsung bergetar penuh nikmat tatkala tangan Wiradhi dengan nakal mengusap – usap perutnya yang telah dijebol oleh tombak Wiradhi di dalamnya.

Sensasi kenikmatan dari luar dan dalam itu membuat Lydia kembali melayang hingga ke langit ke sembilan dan sang gadis pun kembali mengalami klimaks luar biasa yang membuat sekujur tubuhnya mengejang sementara lubang pantatnya semakin kuat mencengkeram dan meremas tombak sang lelaki.

"Wah, wah, wah, mantap sekali kamu Lyd..., baik vagina maupun pantat, sama – sama enaknya. He he he..." sambil tertawa nakal, Wiradhi pun mulai menggerakkan tombaknya maju dan mundur menjebol dan mengacak – acak seisi perut sang gadis.

Tak berapa lama mereka berdua pun kembali mengalami klimaks yang begitu luarrrr biasa, tidak kalah dari klimaks yang baru saja mereka alami bersama tadi ketika sang lelaki muncrat ke dalam rahim sang gadis.

Tak berhenti sampai disitu, kedua insan di bawah umur ini pun dengan penuh nafsu melanjutkan kembali permainan binal mereka.

Vaginal, anal dan oral, seluruh keperawanan dari tiga lubang keramat sang gadis semuanya pun telah direnggut tanpa ampun oleh sang lelaki pada sore hari itu juga.

....

Matahari telah hampir terbenam ketika kedua insan di bawah umur itu terkulai lemas di atas ranjang setelah puas saling mengeksplorasi dan mengeksploitasi tubuh masing – masing.

Wiradhi menutup pakaiannya kembali dan Lydia pun melakukan hal yang sama.

Dibawanya tubuh sang gadis dalam posisi gendongan seorang putri ke atas sofa yang berada di ruang tamu nya dan dia rebahkan tubuh mungil nan sintal Lydia ke dalam pelukannya.

Lydia memeluk Wiradhi dengan manja dan sang lelaki pun membiarkan dirinya beristirahat sebentar di atas sofa.

"Wiradhi..., jangan pernah ninggalin aku ya.... Aku akan lakukan apa pun demi kamu...." entah karena apa, tiba – tiba saja gadis kecil yang dengan manja berdiam di dalam pelukan sang lelaki ini menatap mata Wiradhi dalam – dalam dengan penuh kemantapan.

Wiradhi pun tersenyum padanya dan membalas dengan penuh percaya diri, "Oh tentu saja, Lydia sayangku..., aku gak bakal mungkin bisa meninggalkan gadis manis seperti dirimu, sayang... Selama kamu tetap setia padaku, aku pun akan menjagamu terus di sisiku."

"Iya..., baik...." Lydia membalas dengan manja menikmati belaian tangan Wiradhi di rambutnya, bagaikan seekor peliharaan yang sedang dielus oleh sang majikan.

Wiradhi pun memberikan kecupan manis penuh cinta di bibir Lydia, yang dibalas dengan penuh suka cita oleh sang gadis.