Lydia hanya terdiam saja mendengarkan rayuan manis Wiradhi, sementara sang lelaki sendiri, yang menganggap hal tersebut sebagai pertanda bahwa sang gadis telah setuju itu pun mulai menjulurkan lidahnya dengan perlahan tapi pasti untuk meraih bagian tengah selangkangan sang gadis.
Kembang perawannya nya yang masih menguncup tampak merona dengan warna merah muda yang begitu menggoda.
Dengan jari – jemarinya yang nakal, Wiradhi dengan perlahan memijat lembut kedua belah bibir yang berada di tengah – tengah selangkangan sang gadis.
Kedua gerbang yang terlihat begitu rapat tersebut perlahan mulai menjadi lembut dan rileks, melonggar karena kenikmatan yang diberikan oleh pijatan lembut jari – jemari Wiradhi.
Dengan perlahan, Wiradhi pun menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya untuk memisahkan kedua belah bibir yang sedari tadi masih menutup dengan rapat untuk menyembunyikan sebuah lubang kecil yang hanya muat untuk dimasuki oleh satu jari kelingkingnya saja.
Dengan perlahan, Wiradhi menyibakkan area pribadi milik sang gadis dengan jari – jarinya, memamerkan lubang sempit nan basah yang berwarna merah muda yang terlihat begitu menggoda dengan aroma yang begitu nikmat memabukkan menyeruak keluar dari dalamnya.
Nafas panas sang lelaki yang berhembus masuk ke dalam liang cinta sang gadis yang telah tersingkap dengan selebar – lebarnya tersebut membuat seluruh tubuh Lydia kian memanas dan bergetar penuh antisipasi pada apa yang akan selanjutnnya dilakukan oleh sang lelaki.
Lidah Wiradhi yang awalnya hanya menjilati kelopak bibir vagina sang gadis dengan perlahan kini masuk sedikit demi sedikit ke dalam lubang hangat nan basah dan lembab yang tersembunyi di baliknya
Dengan penuh hasrat, Wiradhi menjilati dan menyepong dengan lembut mulut vagina perawan sang gadis yang tak ayal membuat tubuh telanjang yang masih terbaring lemas di atas ranjang semakin memanas dan mengejang ngangkang di atas kasur sambil bergetar – getar dengan penuh kenikmatan.
"Ahhhh... Ahhh... Huuuff... Wiradhi... Dirimu ngapain sih..., hhhuuuu huuu huufff... Disitu... disitu kan kotor... jangan... jangaaannn... Ahhhh... Ahhh... Huuuff... hhhuuuu huuu...." kata Lydia dengan terbata – bata akibat nafasnya yang putus -putus sambil menahan sensasi kenikmatan yang diberikan oleh lidah panas sang lelaki di liang cintanya yang hangat, sempit, basah dan lembab itu.
Sang lelaki terus menjilati seisi lubang perawan milik sang gadis sambil sesekali membawa lidahnya keluar dan menghisap - hisap klitoris Lydia yang sudah keluar dari persembunyiannya bagaikan mutiara merah muda kecil di tengah lembah keindahan.
"Aaaahhhhhh... Eeennnaaak..., Ini enaak banget, Wira...Aahhh... aku tak pernah tahu kalau yang seperti ini rasanya begitu nikmat begini... Wiraa.... Wiradhi... Oohhhh..." Kata Lydia yang mengerang semakin menjadi – jadi sambil menikmati setiap permainan lidah sang lelaki di dalam liang cintanya.
Tangannya sang gadis yang tadinya masih begitu lunglai terkulai di samping tubuhnya kini telah dengan mantap memegangi kepala sang lelaki dan ditekan - tekannya ke bawah hingga bibir Wiradhi terus menempel tak bisa lepas dari selakangan Lydia.
Lubang cinta sang gadis yang begitu sempit itu pun dengan penuh suka cita berkedut – kedut penuh nikmat menjepit lidah Wiradhi yang memberontak dengan liar berusaha mengacak – acak seisi liang perawan sang gadis.
"Uuhhhh... Yeaaahh, Terus Wir... Terusss... Ahh... Betapa nikmatnya... Ohh... Uhh aaggrrhh.. Uhh... ahhh aahhh aaahhhh....!" Erangan dan desahan panas Lydia pun menjadi semakin menjadi – jadi, nadanya terdengar semakin nakal dan semakin hot seiring dengan berjalannya nafsu.
Bibir mungil Lydia yang terbuka dengan lebar sembari mengeluarkan kata – kata yang mengumbar nafsu lelaki dari mulutnya terlihat begitu kontras dengan wajah manis nan polos miliknya.
Dipadu dengan tubuh bugil sang gadis yang juga begitu polos tanpa tertutup oleh sehelai benang pun, maka tentu saja hal ini membuat Wiradhi semakin bersemangat untuk mempermainkan lidahnya di dalam lubang perawan milik Lydia.
Bahkan kini mulutnya telah sepenuhnya melahap kembang cinta sang gadis, kedua belah kelopak bibir kewanitaannya berciuman dengan intens sementara lidah panas sang lelaki menari – nari di dalam lubang perawan sang gadis yang menjepitnya dengan segenap otot – otot yang berada di sepanjang dindind liang cinta nya.
Tubuh Lydia semakin panas bergetar dihantam oleh gelombang demi gelombang kenikmatan.
Pinggul ramping sang gadis pun turut serta bergejolak dengan hebat naik dan turun mengikuti intensitas permainan lidah sang lelaki di dalam lubang perawannya.
Selama lebih dari tujuh menit Lydia merasakan sensasi luar biasa tersebut hingga pada akhirnya tubuh mungilnya kembali mengejang dengan hebat dan matanya yang bundar terbuka lebar sambil membelalak.
"AAAARRGGGHHHH, AAAAAAAGGGGG AAAAAAAGGGGGHHHH UHH..." klimaks luar biasa yang mengalahkan orgasme – orgasme sebelumnya yang pernah di rasakan selama hidup sang gadis membuat bibir mungilnya membuka selebar mungkin mengeluarkan teriakan lirih yang keluar dari mulutnya yang telah hampir kehabisan nafas.
Lydia kembali terbaring lemas berkedut – kedut di atas ranjang Wiradhi sementara sang lelaki melepaskan mulutnya yang sedari tadi telah dengan puas melahap seluruh bagian lubang perawan sang gadis dari luar dan dalam.
Cairan bening keputih-putihan yang keluar dari lubang perawan milik sang gadis kemudian diambil oleh sang lelaki dan dipakainya untuk melumasi misil iskandar dirinya yang telah berdiri dengan tegak penuh nafsu melihat pemandangan indah di hadapan dirinya kini....