Sepulang sekolah, sesampainya di rumah Arisa....
Begitu Arisa , Nia dan Ranata sudah masuk ke dalam ruangan kamar pribadinya, tanpa basa – basi lagi Arisa langsung melucuti pakaiannya sendiri dan melompat menerkam Ranata. Didorongnya sang lelaki yang terkejut dengan aksinya itu hingga jatuh terbaring di atas ranjang. Dengan tubuh bugilnya yang begitu indah putih dan mulus, tanpa menyembunyikan bagian apa pun dari tubuhnya, dia tunggangi Ranata dalam posisi sixty nine dan langsung membuka retsleting celananya. Vaginanya yang sudah basah dengan aroma semerbak yang merangsang nafsu disodorkannya kepada sang lelaki, menenggelamkan wajahnya yang tertimbun di bawah selangkangan Arisa.
Ranata begitu terkejut dengan perkembangan situasi yang begitu tiba – tiba ini. Belum sempat mulutnya berkata – kata, tiba – tiba dia sudah disumpal oleh vagina Arisa yang menindih. wajahnya dan menutup mulutnya.
"Uhmmm..., Ummhh..., Ummhhh...? (Tunggu, kamu mau ngapain)"
Bibir Ranata yang bergerak – gerak mencoba berbicara tak ayal lagi bregesek – gesekan dan merangsang bibir vagina Arisa yang menyumpal mulut Ranata. Arisa yang begitu menikmati pergerakan mulut Ranata secara otomatis langung menekankan pinggulnya dan bergerak bergoyang menggesek – gesekkan vaginanya ke wajah Ranata, tepatnya ke bagian mulutnya.
"Selamat makan, Ran~"
Dengan senyum nakalnya yang khas tersungging di bibirnya, Arisa telah berhasil menangkap garuda di selangkangan Ranata dalam gemgaman tanganya. Ditatapnya batang kejantanan lelaki yang begitu dicintainya ini dengan tatapan mata penuh nafsu sebelum dia mulai mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan tongkat pusaka sang lelaki.
Setiap hembusan nafasnya yang panas menerpa penis Ranata membuat instrumen tersebut berkedut – kedut seolah meronta – ronta ingin lepas dari genggaman tangan Arisa. Arisa yang merasa sangat senang karena mengetahui kalau dirinya begitu merangsang bagi sang lelaki menciumi ujung kepala sang garuda dengan penuh cinta. Diciumnya ujung kepala sang garuda dengan sangat khusuk dan dalam hingga benang perak yang terbuat dari air liurnya yang mengental dapat terlihat menhubungkan ujung penis Ranata dengan ujung lidah Arisa di dalam mulutnya bahkan setelah Arisa melepaskan ciumannya.
Ranata yang merasa begitu terangsang di bagian atas dan bawah tubuhnya tak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya dan memutuskan untuk menyerah saja dalam permainan cinta Arisa dan mengikuti kemana sang wanita yang dia cintai ini akan membawa dirinya mengarungi samudra luas hasrat nafsu yang penuh gelombang.
Arisa mulai memberikan ciuman dan kuluman pada penis Ranata sambil menindihi tubuh sang lelaki dalam posisi sixty – nine. Oral sex yang dia berikan begitu merangsang dan Ranata yang tidak mau kalah oleh sang gadis langsung menyibakkan liang kenikmatan Arisa dengan membuka kedua bibir vagina Arisa lebar – lebar menggunakan kedua tangannya. Lubang kenikmatan Arisa yang telah begitu basah berkedut – kedut menerima hembusan nafas Ranata yang langung menyentuh bagian sensitif Arisa yang terbuka menganga lebar - lebar. Ranata menciumi klitoris Arisa yang telah mengeras dan menonjol keluar dari daerah persembunyiannya sehingga membuat tubuh Arisa langsung menggelinjang merapatkan selangkangannya menghimpit wajah Ranata dengan kedua pahanya yang putih dan mulus. Punggung Arisa langsung membusur ke atas dalam kenikmatan dan oral yang dilakukanya dengan penuh gairah sedari tadi terhenti sejenak ketika wajah cantiknya terangkat ke ataa dan raungan sensual penuh kenikmatan keluar dari mulutnya.
Ranata langsung saja melahap vagina Arisa yang telah terbuka lebar siap menanti kedatangannya dan dimasukkan lidahnya yang langsung bergoyang menari - nari dalam liang vagina Arisa yang ketat, kencang, hangat, dan basah. Lidah Ranata dengan penuh semangat tak henti – hentinya menjilat, menyodok, dan mengaduk – aduk lubang kenikmatan Arisa yang membuat tubuh indahnya tak bisa berhenti bergolak dan menggelinjang di atas tubuh Ranata sambil meraung - raung dengan penuh kenikmatan....