Chereads / Hembusan Hasrat / Chapter 42 - Satu Klimaks, Seribu Kata

Chapter 42 - Satu Klimaks, Seribu Kata

"Kalau nanti kamu hamil, Arisa... Ya tentu saja, aku pasti akan bertanggung jawab!"

Arisa langsung tersenyum sumringah mendengar perkataan Ranata. Dikecupnya kembali bibir Ranata yang berada begitu dekat dengan bibirnya dan dia lingkarkan kedua tangannya ke belakang, memeluk leher Ranata. Arisa dan Ranata berciuman dengan sangat mesra dan saling bertatapan dengan penuh cinta.

Ranata membaringkan tubuh Arisa ke atas ranjang lalu mulai menggenjot penisnya yang masih berada di dalam vagina Arisa. Tubuh Arisa yang tertindih di bawah tubuh Ranata menerima setiap genjotan dengan penuh suka cita dan tangannya yang menyilang melingkari bagian belakang leher Ranata memeluk sang lelaki dengan semakin erat. Kedua kaki Arisa yang terbuka pun turut memeluk tubuh Ranata dengan menyilangkannya di atas pinggang pria yang sedang meniduri tubuhnya kini dan menekan pantat Ranata ke bawah sehingga mendorong batang kejantanannya semakin dalam menghujam ke dalam liang cinta Arisa.

Arisa dan Ranata bercumbu dengan penuh nafsu. Gerakan pinggul mereka semakin cepat mendorong dan menarik tongkat kenikmatan Ranata keluar – masuk liang senggama Arisa dan ciuman bibir mereka pun juga menjadi semakin liar. Perasaan klimaks yang tadi tertunda dengan cepat kembali naik hingga sampai ke ubun – ubun. Ranata yang sudah hampir mencapai batasnya dengan segera berseru kepada Arisa,

"Ris..., Aku sudah..., sudah mau keluar...!!!!"

Arisa yang juga sudah berada di puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan segera tumpah membanjiri dirinya memeluk Ranata dengan semakin erat. Kedua kakinya yang menyilang semakin kencang menekan pantat Ranata. Nafas mereka yang saling memburu menderu menghantam wajah mereka satu sama lain. Di sela – sela nafasnya, Arisa masih sempat melengking dengan suara yang menggema mengisi seluruh ruangan.

"Keluarin... Keluarin semua nya..., Di dalam Arisa!!!"

Ranata yang mendengar permintaan Arisa semakin bersemangat memacu pinggulnya semakin cepat dan semakin dalam menghujam vagina Arisa yang telah kebanjiran dan menggedor – gedor pintu rahimnya yang terbuka lebar – lebar siap untuk menerima setiap tetes susu putihnya yang kental dan begitu penuh dengan kenikmatan.

"Iya, semuanya untuk Arisa. Aku akan keluarkan semuanya untuk dirimu!"

Kedua tangan Arisa yang terasa lemas karena sudah terlalu lama mengejang tak sanggup lagi memeluk leher Ranata dan jatuh dengan lunglai membentang di kedua sisi tubuhnya. Kedua kaki Arisa yang menyilang di atas pantat Ranata pun juga ikut melemas dan melonggar. Ranata yang terbebas dari belitan Arisa dengan segera bangkit dan kedua tangannya langsung menahan kedua belah paha Arisa yang putih mulus mengangkang terbuka memperlihatkan selangkangannya yang telah basah kebanjiran.

Dengan sebuah hentakan keras, Ranata melesakkan masuk seluruh bagian batang kejantanannya yang telah membesar di ukuran maksimal hingga tertanam dengan sangat dalam di liang vagina Arisa yang menyempit dengan kencang meremas penis Ranata sekuat tenaga. Seluruh batang kejantanan Ranata telah tertanam hingga ke ujung dasar liang cinta Arisa. Ujung kepala penis Ranata berhasil membobol pintu rahim Arisa dan langsung berciuman dengan bibir rahim Arisa yang sudah begitu haus ingin meminum susu putih kental Ranata dan memerahnya hingga tetes terakhir.

Arisa yang sudah tak sanggup lagi menahan gelombang kenikmatan demi gelombang kenikmatan yang sangat dahsyat menggempur setiap bagian tubuhnya akhirnya mengeluarkan sebuah teriakan klimaks yang dengan penuh nafsu.

"Aaahhhh....!!!! Haaa~!!! Sperma.... Sperma nya Ranata akhirnya keluar semua!!!!"

Pertahanan Ranata langsung jebol bersamaan dengan runtuhnya pertahanan Arisa dan klimaks yang telah lama terbendung langsung pecah membanjir, menenggelamkan kedua insan yang sedang di mabuk cinta ini ke dalam sebuah kenikmatan yang begitu panjang dan dalam. Susu putih Ranata yang kental dan penuh dengan kenikmatan langsung mengucur deras ditembakkan langsung oleh penis Ranata menembus pintu rahimnya dan masuk menerjang ke dalam kamar bayi Arisa, memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa ke pada sang gadis yang membuat dinding vaginanya yang liat menjadi semakin giat berkontraksi untuk memerah setiap tetes susu putih Ranata dari batang kejantanannya.

"Hebat...!!! Hebat sekali...!!!! Enak banget rasanya, RAnnn....!!! Spermaa.... Spermanya Ranata mengisi penuh seluruh rahimku..!!!!"

Dengan sebuah lengkingan panjang di tengah nafas yang memburu, tubuh Arisa langsung menggelinjang hebat dan membusur ke atas, membusungkan dada serta perutnya yang mengejang dalam sapuan ombak kenikmatan yang menggempur dirinya. Kepala dan leher Arisa tertolak ke belakang, membenamkannya semakin dalam menekan kasur, terbenam dalam gelombang hasrat yang membanjiri dirinya. Pantat dan pinggulnya yang bertumpu pada paha Ranata bergetar hebat, dan selangkangan mereka yang saling berciuman seolah – olah saling menghisap satu sama lain dan saling menempel dengan ketatnya. Cairan cinta Arisa dengan meluap - luap keluar membanjiri selangkangan mereka berdua dan turun ke bawah membasahi paha Ranata yang menahan pantat Arisa hingga merembes ke atas sprei kasur. Wajah Arisa menunjukkan ekspresi yang penuh dengan kenikmatan yang dapat dilihat dengan jelas dari kedua matanya yang terpejam dan mulutnya yang menganga terbuka lebar, mengeluarkan lengkingan – lengkingan liar yang penuh akan hasrat birahi yang telah mencapai puncaknya.

"Keluar...!!!! Keluarrr...!!!! Keluar!!!! Aku muncratt...!!!! Aaakkkhhhh!!!! Haaa....!!!! Ahhhhhh~!!!! Enak banget , Raaannnn....!!!! Ranataaa.....!!!!

Arisa meracau dengan penuh nafsu setengah tersadar diombang – ambingkan oleh ombak – ombak kenikmatan yang menghantam tubuhnya. Sesekali dipanggil – panggilnya nama sang lelaki pujaan hatinya dengan mata yang terpejam dan tubuh yang terus bergetar penuh kenikmatan. Tubuh Ranata yang juga digempur oleh kenikmatan luar biasa yang mereka dapatkan pun juga ikut tumbang menindihi tubuh Arisa yang terbaring tak berdaya ditelan oleh gelombang kenikmatan di atas kasur. Penis Ranata yang masih tertanam di dalam liang cinta Arisa pun akhirnya terdorong lebih dalam lagi melesak masuk menerjang rahim Arisa dan mengirimkan gelombang orgasme yang kembali menggempur tubuh mereka berdua.

Erupsi hebat dari penis Ranata yang begitu dahsyat menyerbu menerjang ke dalam rahim dan vagina Arisa menyemburkan lahar putih panas yang meluap – luap hingga vagina Arisa yang sempit tak sanggup lagi menampung semuanya. Cairan cinta bercampur dengan madu putih Ranata dengan segera muncrat tumpah keluar disemprotkan oleh tekanan otot – otot vagina Arisa yang berkontraksi dengan kuat.

Cukup lama Arisa dan Ranata bergumul terombang – ambing dalam gelombang puncak kenikmatan yang telah mereka dapatkan bersama – sama.... Setelah puas menikmati setiap kontraksi dan kedutan di organ – organ kelamin mereka yang perlahan mereda, penis dan vagina mereka yang saling bergumul dalam kenikmatan yang intim mulai memisahkan diri mereka masing – masing.

Ranata perlahan mencabut batang kejantanannya dari liang cinta Arisa, sambil menikmati setiap pijatan dan tekanan dari otot – otot di sepanjang jalur vagina Arisa yang mencengkram penisnya dengan sangat kuat seolah tak ingin melepaskan instrumen yang telah memberinya kenikmatan yang luar biasa.

Tubuh mereka berdua yang masih lemah lunglai setelah digempur habis – habisan oleh gelombang demi gelombang kenikmatan saling berpelukan dengan lembut di atas ranjang. Nafas mereka yang tersengal – sengal menyatu dalam sebuah irama yang harmonis. Dengan penuh kasih sayang, Ranata membelai halus rambut Arisa sambil meniduri dan memeluk tubuhnya yang lembut. Dilihat dan diperhatikannya ekspresi wajah sang gadis yang masih memejamkan matanya dengan penuh kedamaian, seolah sudah menemukan apa yang telah dicari oleh dirinya selama ini dalam pelukan cinta dari lelaki yang masih meniduri tubuh lembutnya hingga saat ini....