Perlahan tapi pasti, tangan Ranata mulai bergerak – gerak mengusapi bibir vagina Arisa. Arisa yang dikejutkan dengan sensasi nikmat yang tiba – tiba diberikan oleh Ranata langsung ke daerah pribadinya secara refleks menyentakkan pinggul dan pantatnya ke atas, sambil memejamkan mata dan melepaskan bibirnya dari ciuman Ranata untuk mengeluarkan desahan panjang penuh nikmat. Nafas Arisa yang berbau manis langsung menderu menghantam wajah Ranata yang menghirup aroma nafsu yang keluar dari mulut gadis blasteran tersebut.
"Aahhhh.... Iyaaa..... Enak banget.... Ummmh....."
Ranata terus mengusap – usap vagina Arisa yang menjadi semakin becek dengan semua cairan cinta yang dikeluarkan oleh dirinya. Cairan bening yang lengket dengan aroma khas tersebut mengalir membanjiri pahanya dan beberapa jatuh menetes dari celah – celah jari Ranata hingga mengenai ujung kepala penisnya yang sudah berdiri siap menancap di liang kewanitaan Arisa yang tepat berada di atasnya. Pinggul dan vagina Arisa terus berkedut – kedut mengikuti irama kenikmatan yang diberikan oleh jari – jari Ranata dan pantatnya tak berhenti bergetar dan bergoyang dengan begitu erotis.
Nia yang menyaksikan setiap gerakan tubuh Arisa yang begitu menikmati permainan jari Ranata di daerah pribadinya perlahan mulai menggerakkan tangannya mengusapi payudara, puting susu dan bibir kemaluannya.... Tubuhnya perlahan kian memanas terbakar oleh api nafsu yang melanda dirinya. Tanpa sadar kedua tangannya bergerak secara otomatis berusaha untuk memuaskan dirinya sendiri yang masih terduduk di lantai telanjang bugil sambil menonton percumbuan Arisa dan Ranata di atas ranjang.
"Aaakkk ... ahhhh~!"
Tubuh Arisa bergetar hebat dan dilingkarkannya kedua tangannya yang masih bersandar di dada Ranata berpindah memeluk lehernya. Wajah Arisa begitu dekat dengan wajah Ranata hingga ujung hidung mereka bertemu. Nafas yang keluar dari mulut dan hidung mereka bercampur menjadi satu.
Cairan yang mengalir semakin deras dari vagina Arisa menjadi bukti otentik akan orgasme yang baru saja dialami oleh dirinya. Batang kejantanan Ranata yang tepat berada di bawah liang kewanitaan Arisa telah basah kuyup dari ujung hingga ke pangkalnya berkat siraman air hangat yang mengucur dari vagina Arisa.
Dengan sebuah desahan panjang, perlahan Arisa membuka pelupuk matanya yang masih bergetar dalam kenikamatan dan dipandanginya Ranata dengan tatapan penuh cinta. Mata mereka saling bertemu menghubungkan hati dan perasaan di antara Arisa dan Ranata. Ranata tersenyum dan dikecupnya bibir Arisa dan memberi gadis itu sebuah ciuman yang sangat dalam. Arisa yang begitu menikmati ciuman dan permainan tangan Ranata bercampur dengan kenikmatan orgasme yang dialaminya perlahan kembali memejamkan matanya sambil memeluk tubuh Ranata semakin erat.
Tiba – tiba Nia melepaskan pelukannya dari leher Ranata dan menghentikan ciumannya dengan Ranata. Orgasmenya yang telah usai memberinya kesempatan untuk berpikir kembali. Ditatapnya mata Ranata sambil tersenyum manis dan berkata,
"Ah..., iya.... Aku baru ingat..."
Lalu perlahan Arisa merayap turun menyusuri dada dan perut Ranata, hingga kemudian wajahnya yang manis telah sampai tepat berhadapan dengan garuda di selangkangan Ranata.
Tubuh Arisa yang semakin mundur ke belakang membuat tangan Ranata tak sanggup menjangkau pantatnya yang ranum sehingga dia pun melepaskan tangannya dan menghentikan permainan jarinya.
Arisa tersenyum menatap adik kecil Ranata yang telah tumbuh menjadi besar.
"Benar juga..., ciuman pertamaku kan' sudah kuberikan kepada yang satu ini."
(Baca lagi chapter awal Volume 3, Demi Obat Cinta)
Dengan lembut Arisa memegangi batang kejantanan Ranata dengan kedua tangannya. Dengan hati – hati, perlahan kedua tangan Arisa mulai mengocok penis Ranata yang telah menjadi basah dan licin karena telah dilumasi oleh cairan yang baru saja keluar dari vaginanya.
Arisa mendekatkan wajahnya yang cantik dan nafasnya yang panas semakin merangsang kejantanan Ranata.
"Aaaiiyahhh.... sudah besar dan panas pula.... Ehehe hehe~"
Dengan senyuman nakalnya yang khas, Arisa memberikan sebuah ciuman kepada ujung kepala penis Ranata sebelum mulai mengulum seluruh batang kejantanannya keluar – masuk rongga mulutnya yang hangat dan basah. Kedua tangan Arisa tak berhenti mengocok pangkal penis Ranata dan terkadang dimainkannya kedua bulir buah zakar Ranata. Mulut dan lidah Arisa yang mengulum, menjilat, menghisap dan menelan batang kejantanan Ranata hingga masuk ke kerongkongan Arisa memberikan sensasi nikmat yang luar biasa kepada Ranata. Hampir saja Ranata tak sanggup menahan hasrat untuk segera meledak di dalam mulut Arisa dan membanjiri kerongkongannya dengan madu putihnya.
Penisnya yang besar dan keras terasa semakin panas dan mulai berkedut – kedut di dalam mulut Arisa.
Arisa yang juga ikut merasakan kenikmatan dalam mengulum penis lelaki idaman hatinya menjadi semakin bersemangat dan kuluman yang diberikan oleh dirinya menjadi semakin intens dan bervariasi. Terkadang dia sodokkan kepalanya hingga penis Ranata keluar masuk menyodok setiap bagian mulutnya. Terkadang dia keluarkan penis Ranata dari dalam mulutnya lalu memberikan kecupan bertubi – tubi dengan bibirnya dari pangkal hingga ke ujung. Lalu setelah itu dikocoknya penis Ranata dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memainkan buah zakar yang tersimpan dalam kantong harta karun Ranata. Kemudian dijilatinya setiap bagian penis Ranata dengan lidahnya dan dia hisap – hisap kedua buah zakarnya secara bergiliran, lalu kembali mengecup dan menghisapi setiap bagian penis Ranata dari pangkal lalu naik hingga ke ujung.
Dengan penuh ketelatenan, Arisa menerapkan setiap ilmu yang pernah dipelajarinya dan dengan lihai berusaha sepenuh hati memuaskan penis pujaan hatinya dengan segala keahlian yang dimiliki olehnya. Ranata yang melihat ketulusan Arisa perlahan membelai rambutnya dengan lembut penuh cinta. Arisa memejamkan matanya menikmati belaian Ranata sambil terus memberikan pelayanan maksimal untuk memuaskan sang lelaki.
Penis Ranata kini sudah berada di ukuran maksimal dan sudah siap meledak kapan saja. Ranata pun tahu kalau dia tak akan sanggup lagi menahan klimaks yang sudah berada di ujung tanduk. Kedua tangannya mulai mencengkram kepala Arisa dan dia dorong pinggulnya sehingga penis yang sedang berada dalam kuluman Arisa langsung melesak masuk hingga ke dalam kerongkongannya. Tahu lah Arisa bahwa Ranata sudah tak sanggup menahan klimaksnya lagi.
Dihisapnya kuat – kuat penis Ranata yang dengan segera memuncratkan susu putih nya yang kental yang langsung masuk ke dalam kerongkongan Arisa. Dihisap dan diminumnya setiap tetes madu putih Ranata yang langsung mengalir masuk ke dalam perutnya. Dengan nafas yang tertahan, Arisa termabukkan dalam kenikmatan nafsu yang diberikan oleh susu putih kental Ranata yang memuaskan dahaga nafsu yang menyiksa dirinya selama ini.
Ranata pun begitu menikmati kepuasan seksual yang diberikan oleh Arisa. Ini kedua kalinya dia memuncratkan madu putihnya di dalam mulut manis sang gadis. Betapa nikmat sensasi panas dan basah di dalam rongga mulut Arisa. Apalagi bercampur dengan desahan nafas yang menghembus membelai batang kejantanannya ditambah dengan kocokan tangan Arisa yang begitu lihai. Dipadukan dengan gerakan – gerakan sensual lidah Arisa yang melengkapi permainan cinta mereka, kenikmatan yang dirasakan oleh Ranata terasa begitu sempurna tanpa kurang suatu apa pun. Arisa pun sangat menikmati memberikan pelayanan yang kepada lelaki pujaan hatinya ini. Apalagi sang lelaki juga memberinya belaian penuh kasih sayang di tengah – tengah pelayanan yang dia berikan, membuatnya merasa begitu bahagia dan bersemangat untuk memuaskan hati sang lelaki. Tanpa sadar, Arisa juga mengalami klimaks bersamaan dengan Ranata dan lubang kewanitaannya menjadi semakin basah kuyup dan tubuhnya yang terasa panas kembali bergetar dengan penuh nikmat.
Perlahan Arisa dan Ranata kembali dari puncak kenikmatan yang baru saja dialaminya. Ranata melonggarkan cengkeraman tangannya dari belakang kepala Arisa dan kembali membelai rambutnya dengan penuh kelembutan. Arisa mengeluarkan batang penis Ranata dari dalam mulutnya setelah menghisap habis setiap tetes susu kental yang masih tersimpan di dalam batangnya, kemudian menjilati sisa – sisa sperma yang menempel pada batangnya dan meminum semuanya sambil menikmati belaian penuh cinta dari Ranata. Nafasnya masih terengah – engah ketika dirinya sudah selesai membersihkan setiap bagian dari senjata pusaka Ranata. Perlahan dia membuka matanya kembali dan menengadahkan kepalanya untuk dapat menatap langsung mata Ranata dengan tatapan penuh cinta.
Nafas Arisa kembali menderu dan memanas ketika kedua matanya bertatapan langsung dengan mata Ranata. Ranata terus membelai rambut Arisa dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya bergerak turun membelai pipi kanan Arisa. Arisa tersenyum manis menikmati belaian Ranata di wajah dan rambutnya. Nafsunya kembali berkobar dipacu dengan sisa – sisa efek dari obat cinta yang telah ditelannya. Dijilatinya kembali batang penis Ranata dengan ujung lidahnya meski nafasnya masih ter engah – engah.
Tapi Ranata tiba – tiba langsung menahan dagu Arisa dengan tangan kirinya. Arisa menghentikan jilatan lidahnya dan kembali menatap Ranata dengan penuh hasrat birahi.
"Arisa, apa aku sudah boleh mengambil first time – mu?"
Arisa langsung tersenyum sumringah mendengar permintaan Ranata dan menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.
"Iya!"
Dijawabnya pertanyaan Ranata dengan mantap dan penuh keyakinan.