Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai.
Semua pantyhose yang ada di taruh di atas tubuhku.
Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut.
Angela mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku.
Getaran- getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku.
Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking.
Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku.
"Stocking kondom." seru Angela dengan senyumnya yang manja.
Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti sebuah kondom.
Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking.
Rasanya beda dengan biasanya.
Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam mulutnya yang seksi.
Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan.
Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat.
Aku terus mengerang nikmat.
Kuarahkan Angela pada posisi doggy style.
Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya.
Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang berarti.
Namun, tetap saja terasa berbeda.
Aku tidak dapat menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom stocking agar tidak lepas.
Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini.
Badannya bergetar hebat dan otot- otot vaginanya menjepit erat kejantananku.
Kutarik keluar penisku dan stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.
Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu.
Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya.
Angela memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya.
Angela mengulum telinga dan leher bagian kiriku yang sensitif.
Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun.
Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri.
Lama-lama makin cepat.
Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya.
Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.
Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya.
Ku tarik dan kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas.
Angela mendesah tiada hentinya.
Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.
"Oh..., Adhi.." kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat.
Bunyi 'plak-plak' terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu.
Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat.
"Ko.. Adhi.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya.."
"Nanti kalau hamil bagaimana?"
"Lagi masa.. tidak subur.."
Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya.
Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.
"Adhi.. Aku sudah.. nggak tahan lagi.."
"Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi.."
Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama.
Beberapa saat kemudian,
"Adhi.. Argh.."
"Angela.."
Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama.
Pinggulku terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya dalam-dalam.
Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami.
Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik orgasmenya yang dahsyat.
Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya.
Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi.
Angela pun merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.
Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku.
Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya.
Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan kepalanya.
"Angela.. Kamu benar- benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini.." pujiku.
"Adhi yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling hebat.."
Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang.
Tidak lama kemudian kami pun masuk ke kamar mandi bersama-sama.
Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan.
Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun.
Ia pun melakukan hal yang sama.
Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah.
Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun.
Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual.
Tidak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.
"Adhi.." seru Angela dengan nada yang takjub.
"Masa Adhi terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Adhi pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?"
Angeka membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun.
"Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?"
"Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya."
Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku.
Tanganku meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun.
Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya terjadi.
Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke vaginanya.
Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah.
Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.
Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis.
Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat.
Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas.
Dengan kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke ujungnya.
bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama.
Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat.
Seperti yang telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya.
Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.
Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu.
Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar.
Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.
End Of Angela Arc