Chereads / Hembusan Hasrat / Chapter 5 - Angela-Adhi 5

Chapter 5 - Angela-Adhi 5

Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu birahi kami.

Akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk menonton film di bioskop.

Tapi ternyata cara ini tidak banyak membantu.

Film yang kami tonton tidak kami gubris sama sekali.

Malahan selama hampir satu setengah jam kami asyik bercumbu ria dengan liar satu sama lain.

Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami.

Jari - jemari mungil milik Angela dengan lihainya berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain- main dengan penisku.

Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang- kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku.

Benar-benar kenikmatan tiada tara.

Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk kami berdua yang tidak memungkinkan.

Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri.

Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan.

Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami.

Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi.

Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat.

Barang- barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai.

Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat.

Aku tidak tahu darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung bangkit birahinya ketika melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan kobaran hasrat dan nafsu.

Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang.

Posisi kami tepat di depan kaca tersebut.

Aku pun melihat siluet bayangan kami berdua yang sedang bercumbu.

Benar-benar pemandangan yang sangat erotis dan indah.

Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu.

Lidahku dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela.

Lidah bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya.

Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua.

Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu.

Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat.

Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku.

Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan kiriku meremas- remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

"Kohh.. Adhi.."

Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.

"Aku punya sesuatu untuk Adhi."

"Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya. "Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang."

Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta.

Penisku mencuat bagaikan tiang bendera.

Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku.

Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah.

Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap seluruh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

Kubelai rambut dan kepalanya.

"Angela..."

Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku.

Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.

"Kak Adhi cukup duduk saja di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku."

Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku.

"Bagaimana Kak Adhi...?" Angela sambil menjulurkan lidahnya dengan nakal dan menjilati rahang dan kupingku.

"Enak banget." jawabku.

Dia tersenyum nakal dan genit.

Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam.

Angela mengambil barang- barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku.

Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya.

Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku.

Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya.

Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus- elus betisnya yang ramping dan padat.

Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan.

Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.

"Apa Kak Adhi suka?"

Aku hanya dapat mengagguk.

Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya.

Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya.

Dia sengaja merangsangku.

Dengan perlahan-lahan dan penuh keanggunan jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang terletak di tengah- tengah betisnya.

Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya.

Ujung kakinya ia kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya.

Ujung kakinya di daratkan di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat- mijat kecil tumit dan telapak kakinya.

Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal.

Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki kirinya.

Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis Angela.

Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang.

Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang- kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan.

Itulah rencana balas dendam ku karena Angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku merasa demikian terangsang.

Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan.

Ketika pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan cintanya yang telah membuatku begitu ketagihan, dan mekar dengan indah.

Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya.

Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya.

Setelah itu Angela melemparkannya ke ranjang di sebelahku.

Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas.

Angela kembali duduk di ujung bangku.

Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut.

Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu.

Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya.

Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.

Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga.

Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku.

Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku mengalir.

Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku.

Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV.

Warna hitam pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang.

Dua pasang, tiga pasang...

Yang ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus sekali.

Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat.

Penis dan selangkanganku sudah basah total.

Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadari hatiku.

Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu.

Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya telah meninggalkan bercak basah pada bagian selangkangannya.