Huo Yunting bergegas meraih wanita yang sedang berada di bawah air panas itu, ketika dia menyerbu mulutnya yang terbuka dengan bibirnya.
Napasnya menahannya, ia hanya tertegun memandang kelakuan pria ini. Dan ia sangat membenci suasana dimana ia harus mencoba membebaskan dirinya dalam pelukannya, dengan cara memukul dan meninjunya dengan kuat.
Huo Yunting melepaskan bibirnya, "Lu Zhao Yang!" Pria ini menatapnya dengan perasaan yang teramat, marah, saat dia menyebut namanya dengan lengkap.
Lu Zhaoyang tidak bergeming oleh ancamannya. ini adalah hari dimana mantan kekasihnya meninggal, tidak mungkin dia bisa melakukan hubungan seksual dengan pria lain!
Aku tidak bisa melakukannya! Aku tidak bisa!
"Kenapa tidak bisa hari ini?" Dia memohon sambil meliriknya melalui celah-celah uap yang keluar. Dia mungkin tidak bisa melihat tubuh pria ini dengan jelas tapi dia bisa merasakan kemarahan dari matanya.
"Apa maksudmu 'jangan hari ini'? Kenapa?" Dia tidak bisa menjawabnya, karena jika ia berkata jujur maka hal itu akan membuat dirinya bertambah marah.
"Ayo, satu hari saja, mau yah sayang?" Lu sedikit terisak dan matanya menggenang, tidak jelas apakah itu adalah air yang jatuh dari pancuran atau air matanya yang jatuh berlinang.
Huo Yunting mengoloknya dan seketika dia menekan tubuh wanita ini kearah dinding dan tangan yang satunya ia gunakan untuk melepas ikat pinggangnya.
Itu peringatan bahaya bagi Lu. Tubuhnya gemetar sangat ketakutan.
Dia mulai tenggelam ke dalam dirinya ketika setiap inci dari bagian kulitnya mulai ia telusuri dengan buas. Pria ini telah kehilangan kendali, seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya. Lu berusaha untuk berontak, dengan mengerahkan segenap tenaganya ia berusaha keras untuk mendorong pria ini!
Huo Yunting tejatuh, ia mulai kehilangan keseimbangan, dan segera menyelinap pergi. Punggungnya jatuh di atas ubin putih kamar mandi. Menimbulkan bunyi suara yang teramat keras, dan mempengaruhi suasana kamar mandi pada saat itu. Matanya bergetar ketika ia melihat lapisan berwana merah tua tergores di dahinya.
Dia mendesis, saat dia menyentuh cairan hangat yang mengalir dari kepalanya. Merah, ini semua akibat kecerobohannya.
Bibirnya mengeluarkan darah saat ia mengerutkannya, namun ia segera menghisapnya, " terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan orang lain."
"Aku ... aku ..." Lu sudah kehabisan kata-kata ketika ia melihat dirinya mengeluarkan darah, "Tunggu sebentar!"
Dia meraih handuk yang berada di atas rak kemudian berlari keluar untuk mengambil ponselnya. Pada awalnya ia memutar nomor yang salah berkali-kali karena sidik jarinya yang basah membuat layar ponselnya tak dapat terbuka. Ketika terdengar nada telepon masuk, ia segera berteriak "H-Huo Li!", "Bawakan kotak P3K ke sini, sekarang juga!"
Mungkin keberadaan Huo Li bisa dibilang seperti seorang peri kecil yang selalu berada di seputaran Huo Yunting persis seperti seorang leprechaun, namun dirinya pun layak disebut sebagai dokter. Fungsinya bukan hanya sebagai seorang mata-mata, asisten pribadi tapi ia adalah seorang dokter untuk presiden direktur.
Dia segera menutup telepon dan melemparkannya ke atas tempat tidur sebelum ia berlari kembali ke arah kamar mandi. Keran air masih menyala saat ia meninggalkan ruangan tersebut dan ia segera pergi untuk menutupnya. Posisi Huo Yunting masih berada di sudut pancuran, sambil menyalakan rokoknya.
Aroma nikotin telah menyelimuti ruangan tersebut. Dia tidak bisa membedakan antara asap atau uap yang tertinggal di kamar mandi. Entah kenapa, tubuhnya menggigil ketakutan setelah ia melihat keadaan pria ini.
Dia pasti marah! Oh tidak…
Dia berjalan jingkat ke arahnya dan mengamatinya dengan sangat hati-hati. Sepertinya luka itu lumayan parah karena darah masih saja terus mengalir keluar dari dahinya. Tentu saja pemandangan ini akan sangat menyayat hatinya jika luka tersebut menodai wajahnya yang polos.
Dia mendekat dan mencoba mengangkat lengannya, "Maafkan aku ... sekarang kita ganti baju dulu yah. Sebentar lagi Huo Li akan datang."
Huo Yunting menepis genggamannya, dan segera menjauhkaan pandangan dari wanita itu. Dia mematikan rokoknya ke dinding kamar mandi dan berjalan seperti biasa.
Lu Zhaoyang masih berada di sudut pojok ruangan tersebut dan menemukan noda darah lebih banyak lagi di lantai.
Ketika Huo Li tiba dengan membunyikan klaksonnya, mereka sudah berada di ruang tamu.
Huo sedang beristirahat di sofa dengan kepala terangkat ketika Huo Li membersihkan lukanya, sementara Lu duduk di seberang meja, memandangi mereka dengan tangan gelisah sambil memutar-mutar roknya.
Seharusnya tidak — menimbulkan bekas luka, bukan? Dengan semua terobosan teknologi yang ada saat ini — bukan?
Huo Li dengan sangat terampil mulai membalut luka itu, "Ya ampun, Kakak Huo, kau terlalu liar. Lain kali kau harus sedikit lebih tenang, pacarmu tidak akan kaburlah!" Dia mencoba menggodanya.
"Kamu sudah selesai?" Huo Yunting membalas cemberut.
"Sudah Tuan!" Huo Li segera mempercepat gerakannya dan segera mengantisipasi keadaan.
Dia HARUS segera pergi atau berikutnya akan terjadi!