"Potong upahmu? Bukankah itu berarti aku harus memotong upahku juga?" Dia membuka pintu kamar mandi lagi, dan wanita itu dengan segala kecantikannya dan dengan gerak gerik tubuhnya yang menawan membuatnya merasa tertantang. Dengan segera ia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu, "kita harus menyelamatkan Bumi, menyelamatkan pepohonan, menyelamatkan air, dan semuanya itu dimulai dari kita, kau dan aku. Jadi aku sarankan kita harus mandi bersama."
Dengan alasan yang kuat yang ia buat seperti itu — Lu tidak bisa membantahnya.
(Pagi selanjutnya)
Lu tetap tertidur lelap ketika Huo Yunting mematikan alarm jam yang membisingkan itu sebelum ia segera bangun. Dia merangkak ke arahnya dan berbisik tepat di telinganya seperti seorang malaikat pencabut nyawa yang bersiap menghirup kegembiraan paginya, "Kau tidak akan pergi kan?"
Dia merintih, mengerutkan kening, sambil mengibaskan tangannya, "Mhmm ... Tidak pergi." Dia membalikkan badannya serta menarik selimutnya kembali.
"Ada masalah dengan urusan pribadimu?"
Dia tahu Lu adalah orang yang sangat masuk akal ia tidak akan mencampur adukkan suatu masalah ke ranah pribadi, jadi ungkapan khusus yang diucapkannya semalam menjadi perhatiannya.
"Bisa saja ini dibilang urusan * pribadi * karena suatu dan lain hal." Dia berbalik sambil memelototinya dengan tampang yang sengit dan matanya yang berubah menjadi merah seolah-olah ia sedang dirasuki oleh setan.
Huo Yunting, sebenarnya tahu dan mengerti alasan mengapa wanita ini tidak berniat sedikitpun menceritakan masalah pribadinya, akhirnya ia hanya mencuri sebuah ciuman pagi dan dengan cepat ia segera melarikan diri dari ruangan tersebut.
Kembali di Thunderbolt Corp, terlihat ia sedang merenung di singgasananya. Diputarnya tempat tersebut dan tak lama ia pun menyandarkan dirinya. Menerobos pandangannya ke arah jendela, sambil meletakkan pipinya di atas gumpalan jari-jari tangannya dengan pikiran yang mengembara, seketika Huo Li masuk dengan suara yang mengagetkannya, "Oh, Kakak Huo!" Dengan gembira dia mulai berkata, "Punggungmu, hari ini mereka terlihat sangat luas! Hanya dalam waktu dua hari Kakakku Huo telah berubah menjadi lebih tua!"
Huo Yunting kembali merentangkan kursinya ke depan, "Coba kau periksa Lu, " sahutnya dengan mata mentipit.
Huo Li menjadi sangat kebingungan.
Bukankah Lu baik-baik saja menjalani kesehariannya? Kenapa saya harus "memeriksanya"?
"Ada komentar?" Tanya Huo Yunting mengancam.
"Tidak! Maksud saya adalah - Hanya Lu Zhaoyang kan, bukankah percuma jika Anda menugaskan saya hanya untuk mengawasinya?"
Maksudku, keahlian dalam mengintai tidak dimaksudkan untuk mengintip wanita ...
Ini adalah diskrimi—
Huo Yunting menghentak-hentakkan jariya di tepian meja sambil bergegas menuju ke arah jendela di belakang. Dia menatap Huo Li dengan perasaan diam menahan marah — itu sebuah tanda peringatan!
"Y-ya Tuan! akan saya lakukan segera Tuan!" Dan Huo Li segera berlari menjauh, meskipun setelah itu ia berhenti beberapa langkah, "Ngomong-ngomong, kakak Huo, Tuan, Ms. Mo mengunjungi Thunderbolt lagi setelah kalian pergi. Dia bilang kau berutang kencan makan malam, jadi aku hanya memberitahunya Anda berada di Kyoto. Apakah, Anda ingin melakukannya malam ini? "
"Pergi kau ke neraka!" Dia sedang tidak memiliki mood untuk menanggapi lelucon ini.
"Ya, Tuan, aku akan pergi secepatnya."
Huo Li segera bergegas.
Satu hal yang pasti.
Lu Zhaoyang sudah menjadi sesuatu hal yang sangat penting yang telah tumbuh di hati Huo Yunting.
——
Sementara itu, Lu Zhaoyang, dalam balutan gaun putih –dan tas hitam bewarna gelap, sedang berjalan-jalan di Universitas C.
Lingkungan di sekitarnya dipenuhi dengan nostalgia, yang membuat dirinya tidak berdaya jika mengingat masa lalunya, dengan pria itu.
Dia adalah cinta pertamanya, seorang pria yang amat mencintainya dan bahkan menghargainya.
Orang itu pergi tanpa sama sekali memberinya peringatan.
Dia ada di sana menghirup sisa-sisa ingatannya dan melihat bagian terakhir dari bayangannya yang menghantuinya di halaman kampus.
Aku di sini, Chen, di tempat kita bertemu dan bersenang-senang.
Hari ini adalah hari peringatan kematianmu.
Akan terasa lebih bahagia jika kau masih berada di sini bersamaku ...
Dia memilih toko minuman teh bubble dan memesan rasa asli untuk ia bawa pulang. Setelah ia mengambil teh tersebut tak lupa ia pun berkeliling ke beberapa toko yang berada di dekatnya.
Kita sudah pernah kesini. Aku masih ingat betapa kau begitu sabar mengunjungiku dan mengajakku untuk berjalan di area ini.
Akupun masih teringat betapa lembutnya kau membelai helai rambutku, sambil berkata, "Yang, waktuku tak pernah selalu cukup untuk bisa selalu bersamamu. Dan aku ingin selalu memaksimalkan semua waktu yang kita miliki bersama. kau ingin pergi kemana sayang? Aku akan mengantarmu ke sana. "
Aku menjawabnya sambil bercanda, "Ke dalam hatimu."
"Kalau begitu, kamu akan terjebak, selamanya di dalam hatiku."
Aku masih bisa merasakan hangatnya pelukanmu, lembutnya suaramu, sampai sekarang.