Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 79 - Demi Masa Depan Saya

Chapter 79 - Demi Masa Depan Saya

"Oh, sepertinya kau sangat menikmati sekali memanggil dirinya dengan sebutan 'ibu'. Jika saja kau pernah melihat kondisi nenek sebelumnya? Kau yakin bisa mengeluarkan omong kosong ini, seperti yang diharapkan dari seorang ratu pelacur. Aku sangat terkesan."

Huo Yunting berbicara tanpa ekspresi dan dengan gayanya yang anggun ia memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya tanpa memandang sedikitpun ke arah Xue Yuming.

Xue Yuming menjadi diam tak berdaya. Dia tidak mengira Huo Yunting akan berperilaku seperti itu di depan Nenek Huo, tapi dia ternyata sangat salah.

Senyum di wajahnya perlahan memudar. Dia menundukkan kepalanya dan terdiam sambil menggenggam erat sumpitnya.

Pria ini sangat membenci dirinya!

Suara Huo Zhenning akhirnya memecah kesunyian. Dia berdiri dengan sangat marah dan menatap ke arahnya. "Jaga kata-katamu! Hormati Bibi Xue, jangan kau bersikap seperti itu?"

"Ini adalah aku. Jika ucapanku dirasakan kurang pantas, jangan kau undang aku untuk datang kembali ke tempat ini." Huo Yunting memandang ayahnya dengan perasaan jijik dan senyum yang angkuh. "Bahkan jika semua orang menyukainya, dia akan selalu menjadi wanita yang tidak punya malu bagiku. Kamu bisa memanggilnya dengan sebutan istrimu, tapi aku tidak akan pernah mau menodai mulutku dengan memanggilnya dengan sebutan 'bibi'."

"Tidak tahu terima kasih! Kau bukan apa-apa bagi kami! Aku tidak perlu persetujuanmu mengenai istriku!"

Nafas Huo Zhenning terengah-engah saat dia mengarahkan tatapan tajam matanya kepada putranya. Tubuhnya sedikit gemetaran.

"Begitukah? Kurasa dia tidak setuju dengan hal itu."

Memang benar, Xue Yuming telah mencoba segala cara yang terbaik untuk dapat memenangkan Huo Yunting dan berupaya keras agar statusnya dapat diakui, sehingga masyarakat umum kelas atas dapat menerimanya sebagai salah satu bagian dari mereka.

Huo Yunting melihat dengan pandangan datar serta penolakan kepada Xue Yuming. "Aku sudah kenyang. Silahkan kau nikmati sisa makananmu."

Dengan kehadiran sang Nenek, Huo Yunting mencoba untuk menahan dirinya dan segera meninggalkan meja makan sebelum kemarahannya dapat meledak lebih lanjut.

Lu Zhaoyang terdiam sepanjang makan malam. Dia sudah merasa cukup berada di dalam situasi sulit yang sedang mereka semua hadapi!

Setelah Huo Yunting pergi, suasana di meja makan berubah suram.

Tidak peduli apa yang dikatakan oleh Xue Yuming, Nenek tua itu tidak berusaha untuk menghiburnya ia hanya menganggukan kepalanya sebagai ucapan tanda terima kasih.

Akhirnya, Xue Yuming menyerah dan tetap melanjutkan makannya dengan tenang.

Makan malam berakhir dengan suasana yang tidak menyenangkan bagi semua orang.

Lu Zhaoyang mengantar Nenek Huo menuju ke kamarnya dan meninggalkan setelah berbicara singkat.

Segera setelah wanita itu pergi, Huo Yunting mendekati kamar Nenek Huo.

"Kau memanggilku, nek? Tolong jangan kuliahi aku, aku tidak mau mendengarnya."

Wanita tua itu menatapnya dengan penuh curiga. "Omong kosong, aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan cucuku yang tampan, siapa yang bilang tentang kuliah? walaupun, aku harus mengatakan bahwa kau sedikit memiliki permasalahan dengan sikapmu!"

"Aku sudah muak dengan perilakunya. Dia selalu memaksaku untuk pulang dan mencoba mencari muka kepadaku, dan aku bahkan tidak ingin berbicara dengannya. Bukankah dia sadis?"

Baginya, tindakan yang ia lakukan pada saat makan malam tersebut masih teramat wajar.

Nenek tua itu tidak bisa banyak turut campur dalam situasi seperti ini. Dia meraih sebuah kotak perhiasan cantik yang berada di sebelahnya dan menyerahkan kepadanya. "Ini untukmu."

Huo Yunting mengamati kotak perhiasan itu. "Nenek, aku adalah seorang cucu laki-laki, bukan seorang cucu perempuan. Jika aku menggunakan perhiasan ini akan merusak kejantananku."

Nenek Huo tertawa terbahak-bahak. "Ini bukan dipakai untukmu! Ini warisan pusaka keluarga kita, untuk diberikan kepada cucu iparku kelak!"

"Oh ..." dengan sifatnya yang ceroboh Huo Yunting menerima kotak perhiasan itu sambil bersenandung. Saat dia membukanya ia menemukan sebuah gelang giok yang dibuat dengan sangat indah. Gelang itu terbuat dari batu giok putih, dan sebuah mahakarya untuk dikenakan.

"Kalau begitu aku akan menerimanya sebagai perwakilan dari cucu iparmu di masa depan." Dilambaikan tangannya yang sedang memegang kotak itu sambil tersenyum.

Related Books

Popular novel hashtag