Dia berjalan menuju ke arah mejanya, memamerkan sosok tubuhnya yang ramping dengan sikap yang disengaja.
Lu Zhaoyang berbalik menghadap ke dinding, dengan cepat ia merapikan kancing blusnya.
Meminta Xue Yuming untuk bercerai dengan Huo Zhenning adalah hal yang tak mungkin!
Dia sudah terlibat terlalu jauh dan menanggung begitu banyak penderitaan atas penyatuan mereka. Jika bercerai artinya semua segala usaha yang telah ia lakukan di masa lalu menjadi sia-sia?
Tidak peduli apa yang dipikirkan Huo Yunting, dia harus pulang malam ini.
Setelah merapikan dirinya ia segera meninggalkan kantor tanpa melirik sedikitpun ke arah atasannya.
Huo Yunting sudah mengetahui tentang rencana makan malam itu, jadi ia tidak perlu mengkonfirmasi kehadirannya lagi pada Huo.
Karena mereka harus pergi lebih awal, mereka meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir seperti biasanya.
Dalam perjalanan ke bandara, Huo Yunting terus mencuri pandangan ke arahnya. "Apakah lidahmu sudah lebih baik sekarang?"
"Belum sepenuhnya sembuh." Dia segera menjawab. Dia berkata seolah-olah dia sudah sembuh dari lukanya, tapi faktanya ia masih merasakan kesakitan.
"Aha, beruntungnya aku ..." Dia tersenyum dan memiringkan tubuhnya. "Apa yang harus aku lakukan? Aku mulai tidak sabar."
Lu Zhaoyang bergeser menuju ke arah jendela mobil dan menolak secara diam-diam.
"Ayo, sayang, kelinci manisku, tolong izinkan aku masuk ..." Huo Yunting tertawa bercanda dan menggodanya, dan bahkan tertawanya semakin menjadi ketika melihat ekspresi wajah Lu berubah menjadi dingin.
Dia tetap terdiam dan berusaha mengabaikannya, tetapi semakin dia berusaha memundurkan tubuhnya maka tubuh pria ini semakin maju!
"Tidak? Biarkan aku mencobanya lagi - pai madu cantikku, tolong izinkan aku masuk ..."
Lu menutup mulutnya dengan satu tangan, tetapi Huo hanya berhasil menjilati telapak tangannya. Lu Zhaoyang segera menarik tangannya kembali dan mengelapnya dengan tisu.
Kau - kau! Kau tak tahu malu b * engsek!
Huo Yunting tidak merasa tersinggung dengan perkataan Lu ia hanya mengamati reaksinya sambil tersenyum lagi. "Lu Zhaoyang, kamu terlihat makin cantik dan lebih cantik setiap harinya."
"..."
Lu Zhaoyang tetap diam, dan pria itu tetap menjaga dirinya sendiri selama sisa perjalanan menuju ke kediaman Huo.
Ketika mereka melangkah keluar dari mobil, dia memasang senyum ramah yang khas di wajahnya.
Huo Yunting meliriknya sekilas, lalu bergegas masuk ke dalam rumah.
Lu Zhaoyang mengikutinya. Dia sudah bisa mendengar suara canda tawanya sebelum dia melangkah masuk ke dalam rumah.
"Nenek, apakah kamu yakin mau ke luar negeri untuk mengobati penyakitmu? Apa jangan-jangan kau hanya ingin melakukan operasi tarik wajah. Lihat dirimu, menurutku kau terlihat dua puluh tahun lebih muda sekarang. Di rumah sakit mana itu? Aku akan mencobanya jika aku sudah menjadi tua. "
"Monyet kau, seingatku kau masih seorang anak kecil yang periang. Nanti ketika kau sudah setua kakekmu, kau tetap akan terlihat tampan!"
Nenek Huo merupakan sosok seorang wanita keibuan yang hangat dengan kerutan yang hampir memenuhi seluruh kulitnya. Dia tetap menjaga dirinya dengan penuh bermartabat.
Dia menyambut Huo Yunting dengan kasih sayang, ia sangat bahagia bertemu dengan cucunya itu.
"Aku memiliki gen darimu dan kakek tentunya aku sangat mensyukuri hal itu." Huo Yunting melihat ke arah samping badannya ia melirik dengan cepat ke arah Lu Zhaoyang hampir tak terlihat.
Lu Zhaoyang mendekat ke arah nenek Huo dengan anggun dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum. "Selamat siang, nenek, aku Lu Zhaoyang. Panggil saja aku Yang Yang."
Nenek Huo telah mengetahui bahwa putra sulungnya baru saja menikah lagi dengan seorang wanita, yang telah memiliki seorang anak perempuan pada pernikahan sebelumnya. Dia sudah melihat menantu barunya yang terlihat masih muda dan sangat apik.
Anak perempuan itu terlihat mempunyai perilaku yang sama seperti ibunya, seperti layaknya wanita-wanita dari kalangan keluarga terhormat di luar sana.
"Anak yang baik, kita satu keluarga sekarang."
Nenek Huo senang melihat penampilannya dan cara dia membawa dirinya sendiri.
Bagaimanapun, ia masih seperti anak-anak, dan tidak bisa ikut campur dengan urusan orang tuanya.