Chapter 65: Menipu II
(Di Taman Wanderfall, Pusat Kota)
Mo Shan mengenakan piyama sutra merah mudanya, duduk di sofa. Secangkir kopi hangat tersedia di atas mejanya, tetapi tidak disentuh sama sekali.
Rutinitas paginya adalah menyalakan iPad semacam tablet portabel untuk mendapatkan info mengenai berita terbaru, namun topik utama berita yang muncul di situs Weibo pada hari itu adalah Huo Yunting dan Lu Zhaoyang.
Foto dengan resolusi tinggi memperlihatkan bagaimana Huo Yunting mengenakan kalung pada Lu Zhaoyang dengan senyuman lembut yang terlihat sangat jelas di wajahnya.
Huo Yunting seperti biasa tampak sangat menarik sebagaimana berita-berita yang mempublikasikan tentangnya sebelumnya, tetapi Mo Shan belum pernah melihat senyuman yang begitu lembut di wajahnya, seperti yang baru saja dia lihat di foto itu.
Banyak selebriti dan orang-orang terkenal serta perusahaan-perusahan media yang membicarakan tentang mereka. Terutama kalimat yang menjadi bahan perbincangan semua orang adalah ...
"Kami cukup dekat."
Jika Mo Shan tidak melihat langsung bagaimana mereka saling berinteraksi, dia pasti akan tertipu oleh kalimat yang ambigu itu.
Dia melemparkan iPad-nya ke dinding di seberang ruangan. Layarnya pecah, tetapi masih menyala dengan gambar Huo Yunting dan Lu Zhaoyang berlagak seperti kedua kekasih yang saling menyayangi satu sama lain, seolah-olah mereka menertawakan dirinya yang terlalu percaya diri.
"Anak sama saja dengan ibunya!"
Mo Shan merasa kesal, kemudian meraih ponselnya.
Ketika dia berjalan di tangga menuju kamar atas, ponselnya terhubung.
Mo Shan berkata, "Lakukan sesuatu untukku!"
...
Ketika Lu Zhaoyang tiba di kantor, waktu sudah menunjukkan jam setengah 12 siang. Dia baru saja terbebaskan dari pengamatan Huo Yunting, kemudian dengan segera pergi ke lorong yang sunyi, memastikan tidak ada siapa pun, untuk menelepon ibunya.
Panggilanya terhubung langsung dengan ibunya.
"Yang Yang, apakah kamu baik-baik saja?" Nyonya Xue Yuming bertanya dengan panik.
"Aku baik-baik saja, Bu. Tadi pagi aku harus menghadiri rapat penting, jadi aku menon-aktifkan telepon genggamku. Maaf ibu harus menunggu beberapa waktu sampai aku baru dapat membalas panggilan ibu.
Dia harus berbohong. Bahkan, dia harus sering menggunakan alasan yang sama kepada ibunya akhir-akhir ini.
"Tidak apa-apa. Ibu hanya mengkhawatirkanmu." Dia ragu-ragu sejenak sebelum bertanya, "Apa yang terjadi tadi malam? Jangan bohongi aku, Yang Yang. Jika kamu diperlakukan tidak baik oleh Huo, kamu pulang saja ke rumah!"
"Ada pelelangan tadi malam bu, aku kan hadir sebagai sekretarisnya. Aku bilang padanya kalau kalung liontin itu terlihat sangat bagus, dan akhirnya dia malah membelikannya untukku."
Dia berusaha menjaga nada suaranya terlihat santai. Untungnya, ibunya tidak bisa melihat senyum yang dipaksakan di wajahnya melalui telepon.
"Oh baiklah, Aku lega kalau begitu! Aku baru saja berbicara dengan ayahmu. Kali ini dia tidak akan ikut campur dengan urusan kalian, tetapi aku hanya ingin kau bantu untuk memberitahu Yunting agar dia tahu bagaimana caranya harus bersikap."
"Baiklah, aku akan memberitahunya nanti."
Lu tahu benar bagaimana sifat Huo Yunting, dia sepertinya mungkin berkeinginan untuk membuat keadaan menjadi lebih kacau.
Lu Zhaoyang kembali ke ruangan sekretaris. Dia mendengar suara obrolan ramai di dalam ruangan dan tahu persis apa yang mereka gosipkan.
Lu melangkah masuk dan menatap mereka dengan tatapan menghina. "Haruskah aku membelikan kalian cemilan kacang agar kalian bisa ngemil sambil bergosip?"
"..."
Semua sekretaris menundukkan kepala dan pura-pura sibuk.
Lu kembali ke mejanya, duduk di kursinya dan menyelesaikan beberapa tugas penting, kemudian memilih pergi lebih awal untuk makan siang.
Lu tidak sempat sarapan tadi pagi, jadi dia sangat kelaparan sekarang.
Saat Lu Zhaoyang pergi, ruangan sekretaris ramai kembali. Yu Man'er diam-diam memperhatikan gerak-gerik dan ekspresi Lu, lalu mengerutkan bibirnya.
Di sore harinya, Yu Man'er mengambil waktu istirahatnya untuk mendekati Lu Zhaoyang. Dia menundukkan kepalanya dan berbicara dengan pelan, "Sekretaris Lu, Apakah Anda punya waktu sebentar? Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."