Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 68 - Aku Tidak Peduli Jika Dia Harus Mati!

Chapter 68 - Aku Tidak Peduli Jika Dia Harus Mati!

"Dasar keras kepala! Hey boneka cantik, rasa ini akan membuatmu merasa terbang tinggi seperti layang-layang, tidak semua orang bisa merasakannya!"

Tiba-tiba, dia meraih rahang bawah wanita ini dan memaksa mulutnya untuk dibuka.

Dia sudah menutup rapat giginya dengan keras, tetapi pria itu terlalu kuat. Dia menyaksikan sendiri bagaimana cara pria ini memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya.

Sebelum dia bisa mengeluarkan benda asing itu, laki-laki itu menampar mulutnya, dan akhirnya benda itu berhasil tertelan olehnya.

Lu Zhaoyang menatapnya dengan hati-hati, seluruh tubuhnya terasa tegang.

"Haha! Mari kita lihat seberapa lama kau bisa melawannya!"

Lima menit kemudian, wajahnya perlahan lahan mulai berubah menjadi merah. Mereka menikmati perubahan yang terjadi pada dirinya ketika mereka mulai sibuk melepaskan sabuk mereka satu persatu.

Seluruh pria dalam ruangan itu telah dalam keadaan bersiap-siap, celana yang mereka kenakan telah melorot sampai ke batas pinggang mereka. 

"Dosis yang kami berikan sangat kuat. Kau tidak bisa melawannya selamanya, jadi kau menyerah saja!"

"Apa kau sekarang sudah tidak merasakan apapun? Hanya bisa mengeluarkan air mata 'kakak', dan aku akan datang untuk memberikanmu kepuasan!" Pria itu menatap ke arahnya sambil memainkan sabuk ikat pinggangnya.

Pil itu sangat mujarab. Hawa Panas mulai menyebar cepat ke seluruh tubuh Lu Zhaoyang mulai dari kaki hingga ke setiap sel darah didalam tubuhnya. Dia juga merasa lebih lemah dan lebih lemah.

Dia menggigit bibirnya untuk menahan air mata, tetapi tidak ada satu hal pun yang bisa ia lakukan untuk menghindari semua perlakuan ini.

Punggungnya sudah merapat ke tembok. Tidak ada lagi jalan keluar baginya.

Tangannya diikat ke belakang, tidak ada cara yang lain baginya untuk melepaskan tali tersebut.

Tiba-tiba, lidahnya merasakan sesuatu yang panas dan asin. Apakah cairan asin itu keluar dari bibir atau lidahnya? Dia sendiri pun tidak tahu pasti. Hanya rasa sakit yang bisa membantunya tetap bertahan untuk tetap terjaga.

"Kenapa kau diam saja?" Melihat darah menetes keluar dari mulutnya semakin membuat pria tersebut terangsang. Pemimpin gerombolan tersebut melemparkan sabuknya ke samping sambil tertawa. "Aku datang! ke sini, sayang!"

Jangan Jangan!

Menjauhlah! Dia terus saja berdoa dan terus berdoa di dalam hatinya, memejamkan matanya dan tidak bisa menerima takdir yang sedang dialaminya.

Dia menggelengkan kepalanya dengan perasaan putus asa ketika mendengar bunyi suara resleting dibuka, dan tahu bahwa pria itu telah melepaskan celananya. Hatinya tenggelam tanpa harapan.

Andai saja kau ada di sini, Chen ...

"Ah!!"

Teriakan itu mengejutkannya. Dia membuka matanya dengan lemah.

Apakah itu dia ?!

Tiba tiba Huo Yunting muncul entah dari mana dan langsung memberikan tendangan ke arah pria yang hanya menggunakan celana boxer tersebut. Kemudian ia berteriak kesakitan.

Huo Yunting kemudian memperhatikan darah yang keluar dari sudut mulutnya dan rona merah yang tidak wajar tersirat wajahnya. Secepat itu juga jari-jarinya mengepal membentuk sebuah tinjuan!

"Huo Li, bawa dia, aku tidak peduli jika nantinya dia akan mati!"

"Serahkan padaku!"

Huo Li membawa pistol dan pisau militer tajam di tangannya saat dia dengan santai mendekati pria yang sudah tersungkur di lantai kemudian ia berikan tendangan berikutnya.

Pria itu berteriak kesakitan seperti binatang. "Oucchhh !! Ahhh !! Siapa, siapa itu ?!"

Dia mencoba merangkak untuk berdiri dan berbalik ke arah Huo Yunting untuk memberikan perlawanan.

Namun, ketika dia berbalik, sebuah pistol telah ditodongkan tepat ke arah barang miliknya yang paling berharga.

Tangannya segera segera bergerak untuk menutupinya. "Jangan, tolong, kakak! Maafkan aku!"

Huo Li tersenyum dingin sambil menarik pelatuknya. Door! Pelurunya langsung melesat menembus masuk kedalam!

Darah menyembur deras seperti aliran air sungai ...

Huo Yunting mengabaikan kekacauan itu dan bergegas menuju ke arah Lu Zhaoyang.

Untuk beberapa alasan, kehadirannya sangat masuk akal.

Dia tahu bahwa pria ini akan menyelamatkannya. Pria egois seperti dirinya tidak akan pernah membiarkan siapa pun mempermalukannya kecuali dirinya sendiri.