Di sisi Timur ujung jembatan.
"Kau hanya melumpuhkan satu tadi?" Tanya seseorang yang sedang memerhatikan jembatan.
"Ya, satu yang sedang di pantai. Sepertinya pemula," jawabnya, "hehe, coba-coba merangkak dan mengambil peti bantuan di bawah pengawasanku."
"Haha, lucu. Mungkin dia seorang perempuan." Lelaki itu tersenyum dan bertanya. "Lantas sekarang apa?"
Temannya terdiam lalu berkata, "ayo bereskan satunya lagi. Jika tidak, jika dia diselamatkan, bahkan seorang pemula dapat berubah menjadi bahaya yang tak terdeteksi untuk kita saat menyebrangi jembatan.
...
"Aku...kehilangan poin Kesehatan ku dengan cepat!"
"Guru besar, cepat selamatkan aku! Aku akan mati! Aku akan mati!"
"Apa yang harus kulakukan? Separuh lebih Kesehatanku telah hilang sekarang!"
"Ah! Ah! Ah!"
Liu Zilang bergeming mendengarkan Zhang Xiaotong terus-menerus.
Gadis itu selalu memperlakukannya dengan dingin di rumah. Pemandangan dihadapannya benar-benar pemandangan yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Ketika mendongak, kedua lawan di seberang sepertinya mendekat, mengingat seseorang disini telah dilumpuhkan.
Melihat sebuah peluang, Liu Zilang langsung memasuki mobil dan menginjak pedal gas, segera melaju.
Kedua orang yang mendekat dari seberang mendengar suara deru mesin mobil dan seketika berdiri diam sebelum melepaskan tembakan mereka.
Untungnya, keduanya hanya memiliki kemampuan menembak rata-rata. Tembakan mereka hanya mengenai mobil.
Liu Zilang melihat bahwa mobil itu telah ditembaki hingga mulai mengeluarkan asap. Dia tidak berani untuk mengemudikannya ke sisi peti bantuan. Dia memutuskan, untuk menghentikannya di depan peti bantuan itu.
Dia turun dari mobil dan segera mengitari peti bantuan itu untuk menghampiri Zhang Xiaotong. Dia merunduk dan mulai menghidupkan kembali.
Seseorang yang sedang lumpuh masih dapat sedikit bergerak di tengah prosesnya.
Zhang Xiaotong, ya g berlutut di tanah saat itu, terlihat layaknya anak anjing. Dia bersembunyi di balik peti bantuan, bergerak diantara Liu Zilang yang sedang merunduk dan menyelamatkannya, serta berteriak berulang kali.
"Oh tidak! Seseorang datang! Seseorang datang!"
"Cepat, cepat!"
"Eh? Mereka bersembunyi dibalik lereng itu!"
"Oh tidak! Mereka akan melemparkan granat!"
"..."
Zhang Xiaotong sangat kaget; nada suaranya terdengar panik.
Perlu diketahui bahwa Liu Zilang sedang mencoba membangkitkan kembali seseorang saat itu. Jika dia berhenti dan segera kabur, dia mungkin masih bisa selamat.
Namun, ini adalah kali kedua Zhang Xiatong dilumpuhkan. Bahkan jika granat itu gagal menghabisinya, dia pasti telah mati saat Liu Zilang kembali.
Disamping itu, bahkan jika Liu Zilang kabur, dia tidak memiliki peti bantuan sebagai pelindungnya. Tidak diragukan lagi, dia akan mudah terlihat oleh lawan
Buktinya, bahkan walaupun kemampuan menembak tim lawan tidak seberapa, jelas sekali mereka bukan amatir dari cara mereka memperhatikan detil.
Melihat simbol waktu membangkitkan sudah sampai di dua detik terakhir, banyak sekali pikiran yang melintas di kepalanya.
'Ada jalan.'
'Pasti ada jalan!'
Dalam sekejap, Liu Zilang teringat sesuatu. Dia teringat satu lelucon yang diucapkan Mantou, yang membuatnya tertawa.
Tidak lama, suara panik Zhang Xiaotong terdengar. "Lari! Lari! Lawannya melemparkan granat!"
Namun, Liu Zilang tidak berlari. Dia seketika menyimpan M16-nya, dan dengan cepat mengeluarkan wajan dari pinggangnya.
Sebuah granat dilemparkan dari balik lereng di dekat mereka. Melengkung memecah langit, terbang menuju peti bantuan dengan kecepatan tinggi.
Dalam keadaan panik, Zhang Xiaotong tidak berdaya melihat granat itu, tidak dapat bergerak saat itu juga.
'Sudah tamat!'
Hampir tidak menyadari, di melihat ke arah Liu Zilang yang sedang berjongkok disampingnya.
Liu Zilang terlihat memicingkan matanya ketika granat terbang. Dia melangkah mundur, melompat dan mengayunkan wajannya di tangannya sekuat tenaga!
Suara berdentang terdengar!
Granat ledak itu terpukul oleh wajan Liu Zilang. Seperti layaknya burung walet yang kembali ke sarangnya, granat itu berbalik cepat.
Di udara, granat itu meledak dengan suara keras, memperlihatkan serpihan yang dahsyat!
Jelas sekali, lawan telah melepas pin pengamannya sebelum melemparkan granat itu.
...
'Gila!'
'Bisa seperti itu?'
Di saluran live streaming, banyak penonton yang terkejut, melihat adegan itu.
"Ini becanda, bukan?"
"Apakah ini… wajan pemukul granat yang melegenda?"
"Mataku tidak salah, kan? Granat itu dipukul kembali menggunakan wajan, bukan?"
"Gila! Ini benar-benar luar biasa!"
"Ahli sekali! Tidak! Guru Besar! Aku berlutut!"
"666666"
"..."
Di sisi lain, tim yang bersembunyi di balik lereng tercengang. Sudut mata mereka berkedut.
'Apa yang terjadi barusan?'
"Sialan! Lawan kita beruntung sekali!"
"Ini membuatku kesal! Sudah! Aku maju!"
"Aku rasa itu bisa dilakukan. Lawan kita baru saja membangkitkan temannya, dia perlu mengembalikan Kesehatannya."
"Ya, dan perlengkapan keduanya tidak terlalu baik, yang tadi hanya menggunakan Helm Motor Level Satu. Kau ambil sisi sebelah kiri dan aku akan mengambil sisi kanan, ayo bergerak!"
"..."
Kedua orang yang bersembunyi dibalik lereng tidak bisa menerima hinaan itu dan bergegas keluar.
Liu Zilang hanya mengenakan Helm Motor Level Satu, dia tidak memiliki rompi.
Perlengkapan semacam itu bukan ancaman bagi mereka karena mereka sudah hampir sepenuhnya terlindungi dengan perlengkapan level tiga setelah menghalangi jembatan separuh hari.
Sudah umum diketahui bahwa di game PlayerUnknown's Battlegrounds, tidak hanya kemampuan bersenjata yang menentukan hasil dari pertandingan. Peralatan yang digunankan juga menjadi faktor penting.
...
Dengan anggapan demikian, keduanya berlari keluar tanpa ragu.
...
'Oh, tidak!'
'Musuh datang.'
Melihat keduanya berlari dari balik lereng, dia melihat kearah peti bantuan disampingnya. Liu Zilang kesal karena peti itu hanya membawa kompensator, suntikan adrenalin, kotak P3k, dan sebuah Ransel Level Tiga.
'Peti bantuan macam apa ini?'
Jika musuh mereka masih berada dibalik lereng, dia mungkin dapat mengambil senapan 98k dari Zhang Xiaotong dan menghadapi mereka, membuat mereka terdesak dan mencoba menang.
Namun, dengan keadaan dimana lawan mulai bergerak maju justru membuat mereka mual.
Dengan situasi diserang langsung, Liu Zilang tidak akan mampu menghindari untuk tertembak selihai apapun gerakannya.
Lebih-lebih, jika terkena dua kali tembakan atau lebih dengan kondisi kesehatannya saat ini tanpa rompi sudah dapat dipastikan dia akan mati.
...
Dia tidak dapat berdiam diri untuk bertahan!
Liu Zilang akhirnya memutuskan, dia menggengam M16 di tangannya dan keluar dari balik peti bantuan.
'Tretetetetet!'
Suara tembakan beruntun terdengar tanpa henti dari sudut peti bantuan. Beberapa darinya mengenai Liu Zilang yang segera kembali berlindung.
'Psstt…'
Liu Zilang menarik nafas panjang.
Jika bukan karena responnya yang cepat untuk segera mundur saat mendapati apa yang dilakukan lawannya ketika dia memunculkan diri untuk mencoba membidik, dia khawatir bahwa dia sudah berbaring di tanah.
"Apa yang harus dilakukan! Apa yang harus dilakukan!" Suara cemas Zhang Xiaotong terdengar.
Disaat yang sama, Liu Zilang, yang tidak sengaja melirik pada mobil dibalik peti bantuan, mendapat sebuah ide. Dia bertanya pada Zhang Xiaotong melalui chat suara, "Kau percaya aku?"
"Apa?"
"Aku bertanya apakah kau percaya padaku?"
"Ya ya!"
Liu Zilang, yang sedang bersandar pada peti bantuan, mengambil nafas panjang sebelum membuka mulutnya, "bagus, tunggu sampai mereka mendekat, kau keluar dari arah kiri sesuai arahanku."
"Eh?" Mendengar apa yang Liu Zilang katakan, Zhang Xiaotong merasa kebingungan.
Para penonton saluran live streaming merasa mereka dapat menebak apa maksud Liu Zilang dan memenuhi layar dengan berbagai pesan.
"Ssst… si bro ahli mencoba menjadikan Xiaotong-chan sebagai umpan!"
"Keren, keren! Sebuah taktik yang keji!"
"Seorang pria harus berani mengambil keputusan!"
"Tapi, jika Xiaotong-chan akan keluar dengan tingkat Kesehatan yang begitu rendah, aku rasa dia tidak dapat kembali."
"Ditemani angin kencang dan air sungai Yi yang dingin aku harus pergi. Kuucapkan sampai jumpa padamu wargaku, dariku yang mungkin tak kembali saat memenuhi kewajibanku…"
"Upon this gale and the chilly water of River Yi I shall depart. Farewell to you my people, for I shall not return when fulfilling my duty...."
"..."