"Seni Senapan Tempur?"
Da Sima tak bisa menahan diri lagi setelah mendengar kata-kata Liu Zilang.
Dia tertawa lalu menggelengkan kepalanya. "Aiya! Kamu memang tukang bercanda. Aku tidak percaya semua ini! Jika memang ada langkah seperti itu, kenapa kita belum pernah melihatnya sebelumnya?"
Bullet screen di live streaming menyuarakan keraguan yang sama seperti kata-kata Da Sima.
Kemudian, Liu Zilang bertanya kembali, "Master Ma, apa yang tangan kananmu pegang ketika kamu menembak?"
"Apa lagi? Tentu saja mouse-nya." Da Sima tertawa tanpa berpikir dua kali.
"Apa yang aku pegang adalah pistol!"
Nada bicara Liu Zilang menjadi lebih berat ketika dia berkata, "Untuk mencapai ini, kamu harus melihat mouse-mu sebagai senjatamu. Kamu dan senjatamu harus menjadi satu! Pistol itu adalah kamu! Dan kamu adalah pistolmu!"
Da Sima terdiam...
Orang ini murni meludahkan omong kosong.
"666, aku hampir percaya omong kosongmu!"
