Di panggung pameran, pembawa acara cantik, berkaki jenjang memegang mikrofon dan membantu Li Muqiu berinteraksi dengan seluruh fans yang hadir sambil menyunggingkan senyuman di wajahnya.
Seketika, nada-nada piano yang elegan dimainkan.
"Permisi." Li Muqiu mengeluarkan ponselnya dari kantong seragam tim-nya. Tersenyum, dia menunjuk ke arah layar.
Sang pembawa acara bergeming untuk beberapa saat; jelas dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.
Awalnya dia berpikir bahwa setelah Li Muqiu berkata 'Permisi', dia akan mematikan ponselnya. Tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa Li Muqiu akan menjawab panggilan dan membuatnya menunggu setelah menunjukkan layar.
Melihat yang terjadi, sejumlah fans dari pengunjung juga terkejut. Setelah itu, beberapa fans wanita di barisan depan benar-benar terlibat dalam diskusi yang panas mengenai hal itu.
"Wow! Qiuqiu santai sekali!"
"Eh eh. Ngomong-ngomong, apa nada dering yang digunakan Qiuqiu tadi?"
"Aku tidak dengar jelas. Sepertinya melodi piano. Qiuqiu punya selera yang bagus!"
"Hei kalian, tebak panggilan dari siapa yang Qiuqiu angkat?"
"Mungkinkah pacarnya?"
"Tidak mungkin! Pacar resmi Qiuqiu adalah aku!"
"Aku! Aku!"
"..."
Sang pembawa acara, yang dengan canggungnya berdiri di panggung, melihat Li Muqiu yang sedang berbicara melalui ponsel seakan-akan tidak ada orang lain disekitarnya. Dia lalu mendengarkan diskusi fans-fans wanita itu, sambil dengan terpaksa tersenyum tipis. Sementara, hatinya telah...
...
Pada panggilan telepon.
"Qiuqiu kecil?"
"Hmm? Kau masih belum mati?"
"Mengapa kau sekonyong-konyong menyumpahi seseorang untuk mati! Jahat sekali!"
"Tidak ada gunanya mengungkapkan ketidaksukaanmu padaku. Ini yang terakhir kali ditanyakan Shen Zeyan."
"..."
"Dimana kau?"
"Aku salah satu fans-mu, dan aku ingin memiliki anak darimu."
"Bicara bahasa manusia, jika tidak aku tutup."
"Jangan…"
Panggilan hening sejenak.
Setelah itu, Li Muqiu mendengar suara geram dari ujung telepon, "Kau punya adik bernama Li Mufan? Jangan mengelak. Dalam sekali lihat, aku tahu dia adalah adikmu, aku tidak akan percaya bahkan jika kau bilang dia anak haram!"
"Pastikan bajingan itu untuk menjauhi adik perempuanku. Aku akan membiarkannya sekali ini karenamu. Jika tidak, jangan salahkan aku nanti!"
Li Muqiu mendengarkan 'amukan' Liu Zilang dengan ekspresi bingung di wajahnya, ingin bertanya seperti apa situasinya.
Pada akhirnya, segera setelah Liu Zilang selesai bicara, dia menutup teleponnya.
Dia membeku untuk beberapa saat sembari mendengarkan nada sibuk dari telepon. 'Bagaimana si bocah Mufan melibatkan dirinya dengan orang ini?' Dia bertanya-tanya.
'Adik perempuan?'
'Orang itu punya adik perempuan?'
...
"Guru Qiu? Guru Qiu?"
"Bisa kita lanjutkan wawancaranya?"
Li Muqiu sedang memikirkan apa yang baru saja terjadi sebelum disadarkan oleh pembawa acara perempuan itu.
Dia terdiam namun segera merespon. Sambil tersenyum, dia sedikit mengangguk dan berkata, "Maaf…"
Pembawa acara berkaki jenjang menghela nafas lega.
"Aku perlu menelepon lagi."
'Eh?'
Mendengar kata-kata itu, perasaan si pembawa acara berkaki jenjang langsung menjadi campur-aduk.
...
Di bawah panggung, setelah menutup telepon, Liu Zilang merasa bahwa dia telah melampiaskan emosinya.
Melihat anak yang mengoceh terus, yang berdiri disamping Zhang Xiaotong, di hadapannya, Liu Zilang merasa agak kesal.
Tanpa disangka, anak itu kemudian mengangkat panggilan di ponselnya dan tidak lama wajahnya terlihat murung. Dia kemudian dengan enggan memberi tahu Zhang Xiaotong sesuatu sebelum pergi, memeluk skateboard-nya.
Melihat yang terjadi, Liu Zilang langsung terkekeh.
Dalam hatinya, dia tahu bahwa Qiu yang lama belum berubah. Sepertinya 'ada strata diantara pria mesum.'
Saat dia menghela nafas, ada yang menepuk bahunya lagi dari belakang. "Hai bro, kenapa kau pergi ke belakang?"
Sudut matanya melihat Zhang Xiaotong, yang tampaknya akan pergi, Liu Zilang segera berbalik dan berkata, "Maaf, bro. Aku ada urusan, aku harus pergi. Kau lanjutkan disini."
Setelah selesai berbicara, dia pergi tanpa menunggu jawaban dari temannya itu.
...
Di konvensi game, komik, dan anime seperti ini, biasanya ada banyak stan yang dibangun di kedua sisi jalan.
Stan-stan itu menjual pernak-pernik anime dan game seperti patung mainan kecil, buku sketsa, dan lainnya. Bisnis terlihat baik.
Setelah Zhang Xiaotong dan gadis berkacamata pergi meninggalkan panggung pameran PUBG, mereka berpegangan tangan dan pergi melihat-lihat.
Ketika mereka melihat hal yang mereka suka, mereka akan berhenti dan mencobanya. Keduanya tampak bersenang-senang.
Saat keduanya berjalan mengelilingi area konvensi, Liu Zilang berada tidak jauh di belakangnya.
Dia menggunakan pengetahuan pengintaian yang diperoleh dari menonton film dan drama televisi. Resleting jaketnya diangkat hingga lehernya. Kepalanya ditutupi tudung, mengenakan topeng dan tangannya disimpan di saku celana.
Setiap kali kedua anak di depannya berhenti, dia akan cekatan mendekati stan di sisi jalan dan berpura-pura mencari barang, namun tidak pernah membeli apapun pada akhirnya.
Pemilik stan menyaksikan Liu Zilang bermain-main dengan barang dagangan mereka dan pergi tanpa membeli.
Melihat Liu Zilang membuntuti dua anak gadis cantik dengan cara yang mencurigakan memberikan kesan yang salah, membuat para pemilik stan itu berserapah dalam hati.
Setelah beberapa lama seperti itu, pengintaian Liu Zilang akhirnya berhenti!
...
Yang menghentikannya adalah seekor Pikachu.
'Uhh…'
Seorang artis cosplay dengan kostum Pikachu besar, lebih tepatnya.
Dengan tinggi 1.6 meter, dia terlihat lucu. Tiba-tiba muncul dihadapan Liu Zilang yang kepalanya sedang tersembunyi dibalik tudung jaketnya.
Liu Zilang yang sedang khawatir, tidak melihat ke arah jalan.
Terjadilah yang tidak diinginkan.
Keduanya bertabrakan dan Liu Zilang jatuh diatas Pikachu besar itu.
'Ah!'
'Oh tidak!'
Dua teriak kesakitan terdengar, satu dari Liu Zilang dan secara mengejutkan suara lainnya terdengar tinggi; lebih mirip suara wanita.
...
Dia jatuh diatas Pikachu dan merasakan sensasi kelembutan di wajahnya.
Liu Zilang yang kebingungan melihat ke arah Pikachu di bawahnya. Kualitas kostum artis cosplay ini cukup bagus, dia berkata pada dirinya.
Dengan polosnya, dia memanjangkan tangannya dan menyentuh kembali.
'Eh?'
'Rasanya ada yang salah.'
'Aaaah!'
Suara teriakan terdengar dari kedua sisi jalan konvensi anime.
'Tidak baik!'
Meskipun Liu Zikang agak cuek, bukan artinya dia bodoh.
Saat dia mendengar teriakan itu, dia menyadari semuanya!
...
"Dasar mesum! Kubunuh kau!"
"Maaf! Maaf! Aku tidak bermaksud!"
"Jangan kau berani kabur!"
"Maaf! Maaf!"
"..."
Kejar-kejaran terjadi dengan satu orang yang berniat membunuh dan satu lainnya meminta maaf, tampak tidak berujung.
Meski Liu Zilang terus di depan, pengejarnya tidak mengenal lelah.
Dia mungkin merasa malu, tapi Pikachu yang mengejar Liu Zilang itu tidak melepas kostumnya. Oleh sebab itu, dapat dipastikan, alasan Liu Zilang bisa bertahan didepan adalah karena lawannya tidak dapat bergerak bebas.
Akibatnya, para pengunjung konvensi anime dan video game hari itu, melihat pertunjukan pengejaran yang 'menyegarkan'
Pikachu yang lucu dan berukuran besar bergerak kikuk dengan tubuh lucunya, berusaha mengejar seorang pria bertopeng.
"Apa itu?"
"Hmm...agak aneh?"
Program spesial hari ini untuk Comic Con?"
"Ya! Mungkin!"
"..."
Liu Zilang tidak ada waktu untuk memperdulikan apa yang orang-orang katakan karena dia secara mulai kelelahan.
'Dia tidak bisa menahan diri, lagipula dia itu otaku…'
'Semua orang mengerti'
Yang lebih menyedihkan adalah Liu Zilang tidak pernah ke tempat ini dan tidak familiar dengan lokasinya.
Terus berlari, ia sampai di ujung jalan.
'Sialan!'
Dia melihat kebelakang, dan Pikachu di belakangnya semakin mendekat dengan cepat.
Putus asa, dia menarik nafas dalam dan mencoba menjelaskan dan berkomunikasi.
Dia tidak menyangka Pikachu itu akan tiba-tiba melompat dan mengeluarkan sebuah tendangan di udara!
Liu Zilang langsung tercekat!
'Apa ini?'
'Sebuah tendangan terbang?'
...