Mu Yuchen menundukkan kepalanya sambil mengukir kata-kata ayahnya di dalam hatinya.
Dalam ingatan Mu Yuchen, ayahnya jarang berbicara kepadanya secara serius seperti saat ini. Ayahnya selalu lembut dan baik hati, tetapi Mu Yuchen ingat ayahnya juga orang yang tenang dan tegas.
Bagaimana mungkin keluarga Mu bisa begitu sukses di kancah politik, kalau bukan karena dukungannya?
"Aku akan mengingatnya, Ayah."
Mu Tangchuan mengangguk. "Aku menyuruh seseorang melakukan penyelidikan rahasia atas suatu hal. Aku juga berusaha saat kamu sedang bekerja keras. Kamu adalah putraku dan aku adalah ayahmu, jadi sudah menjadi hal yang lumrah bagi seorang ayah untuk melindungi putranya. Puluhan tahun telah berlalu, dan aku semakin tua. Ada hal-hal yang dulu kuanggap penting, tapi sekarang tidaklah sepenting itu."