Setelah beberapa lama, satu persatu pelayat pun pergi, namun Mu Yuchen, Xi Xiaye dan beberapa orang lainnya masih tetap berada di tempat itu.
"Beristirahatlah dengan tenang, 'Kek. Aku selalu berdoa agar Kakek diterima di sisi Tuhan dan berbahagia di surga."
Xi Xiaye perlahan kembali bangkit dan menyeka air hujan di foto nisan.
"Xiaye, Ayah, Kakek sudah tenang di alam sana. Janganlah larut dalam kesedihan. Benar Kakek sudah tiada, tapi hidup harus terus berjalan," hibur Mu Yuchen sambil memegangi Xi Xiaye. Dengan satu tarikan napas yang sedih, Xi Xiaye melepaskan kacamatanya dan menutup mata sejenak.
"Dulu saat aku masih kecil, Kakek selalu bermain denganku dimasa-masanya yang masih kuat. Dia suka menunggangi kuda. Pernah sekali dia membawaku ke peternakan, tapi karena satu dan lain hal kami harus segera kembali. Aku menangis sepanjang siang, dan Kakek akhirnya bermain kuda-kudaan denganku, sampai pinggangnya terasa letih…"