Deng Wenwen hendak mengejarnya, namun dia dihentikan oleh Ah Mo dan kawanannya.
"Maaf, Nyonya Besar, tolong hargai suasana saat ini. Kalau memang ada sesuatu, silakan didiskusikan setelah pemakaman," cegah Ah Mo sambil mengangguk pada pengawal bersetelan hitam yang kemudian mengikuti Xi Mushan.
Deng Wenwen pun hanya bisa menatap dengan sedihnya dari kejauhan sementara wajah Yue Lingsi terlihat pucat. Xi Xinyi masih larut dalam kesedihannya akan kepergian sang kakek.
"'Nek, Kakek masih sempat menelepon Kakak di saat-saat terakhirnya," ujar Xi Xinyi terisak. "Sedangkan kita… dan Ayah…"
"Pasti Ayah telah mengatakan sesuatu pada si berengsek itu, 'Bu. Jangan lupa bahwa hak kepemilikan West Park dan lahan di timur itu masih milik Ayah," tambah Yue Lingsi perlahan.
Deng Wenwen menghela napas. "Biar nanti kita cari pengacara supaya jelas, setelah pemakaman." Kemudian dia pun berlalu dari tempat itu.
…