Mata Lan Xiu menjadi suram. Ia terdiam untuk waktu yang lama sebelum menarik napas dalam-dalam, kemudian menundukkan kepalanya untuk menghabiskan sisa sup mabuk di mangkuknya.
Ah Li tentunya tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Ia hanya menuangkan segelas air untuknya dalam diam.
"Kalau begitu, jangan katakan hal seperti itu lagi di mulai dari sekarang. Kamu mungkin tidak mengerti perasaan di antara kami," kata Lan Xiu.
"Maaf, Presiden Lan. Saya salah bicara."
Ah Li berkata dengan suara yang rendah.
Lan Xiu melambaikan tangannya. "Tidak apa-apa. Ingat saja apa yang kukatakan."
Begitu Lan Xiu mengatakan itu, ponsel di sampingnya bergetar. Lan Xiu dengan cepat mengalihkan kepalanya. Saat melihat ID penelepon di layar ponsel, ia mengerutkan kening.
Lan Xiu berpikir sejenak dan akhirnya mengangkat panggilan itu.
Benar, itu adalah panggilan Fujiwara dari Jepang.