Mu Xiaocheng telah tertidur di pelukan Mu Yuchen, tetapi napasnya masih tidak beraturan.
Xi Xiaye meletakkan tangannya di dahi Mu Xiaocheng. "Dia masih demam. Kapan panasnya akan turun?"
Mu Yuchen mengamati reaksi panik Xi Xiaye dan merapikan rambutnya yang berantakan lalu menghiburnya, "Semua akan baik-baik saja. Anak kita yang tertusuk jarum, kenapa kamu yang menangis?" Xi Xiaye memelototinya sebelum melihat ke kaki Mu Xiao Cheng lagi. Xi Xiaye sedih melihat bekas tusukan jarum itu.
"Putramu terluka seperti ini. Apa kamu tidak merasakan apa pun?" Dia menatap Mu Yuchen dengan tidak percaya.
"Bukan aku yang melakukan itu padanya. Kenapa kamu menatapku seperti itu? Tentu saja, aku merasa sedih." Ia lalu menatap Mu Xiao Cheng yang sedang tertidur lelap.
Mu Lingshi terkekeh saat mendengarkan percekcokan mereka. "Kakak, Kakak Ipar benar-benar sedang sedih sekarang. Hentikanlah."
Hubungan antar anggota keluarga mereka sangatlah luar biasa.