Jing Xi dengan cepat meletakkan nampan makanan dan mengikuti pelayan untuk memeriksa yang terjadi.
"Siapa yang pingsan?" Jing Xi bertanya sambil mengikuti pelayan itu ke gudang.
"Di sana. Aku tidak bisa menggendongnya sendiri," kata pelayan itu sambil menunjuk ke sebuah pintu.
Jing Xi membuka pintu dan merasakan udara dingin datang dari dalam.
Pintu itu mengarah ke gudang anggur bawah tanah, yang suhunya jauh lebih rendah daripada di luar.
Jing Xi menggigil saat dia berjalan ke ruang bawah tanah.
"Di mana dia?" Jing Xi bertanya karena dia tidak dapat menemukan siapa pun di sana.
Satu-satunya jawaban yang dia dapat adalah suara logam.
Ingin tahu suara apa itu, Jing Xi dengan cepat berlari kembali dan menyadari bahwa pintunya telah dikunci dari luar.
"Hei! Buka pintunya! Hei!"
Jing Xi bisa mendengar langkah kaki pergi. Tidak peduli seberapa banyak dia berteriak, tidak ada yang membukakan pintu untuknya.
